"Chin up Lana, good!" Lana mengangkat dagunya mengikuti instruksi dari Jay.
"Okay enough, good job Lana" Lana bernafas lega, pemotretan berlangsung selama dua jam. Ia mengganti pakaiannya sebelum berpamitan pada Jay."Thank's Jay, aku pulang dulu"
"Your welcome honey, happy holiday by the way"
"Haha no! Aku cuma temenin Nessy, as always karna aku managernya" jawab Lana sambil membereskan barang-barangnya.
"kamu gila kalo ke Bali cuma untuk itu, enjoy your life Lana! you'r good so far! aku belum pernah liat kamu liburan sama sekali"
"Haha I know jay, thanks for the advice, bye!"
"Bye Lana, see you then" begitulah keakraban Lana dan Jay, photographer yang memotretnya sejak awal karirnya.Jay pria baik yang ramah sejauh ini, Lana tidak pernah diperlakukan tidak pantas seperti yang sering orang katakan tentang Jay. Meskipun Lana tidak bisa pungkiri daya tarik Jay yang kuat membuatnya dikerumuni banyak wanita.
Jay sendiri sering diterpa kabar miring seperti bagaimana ia tidak profesional dengan model-model yang bekerja sama dengannya, sering kali Jay terlibat hubungan khusus dengan salah satu dari mereka.
Dan beberapa wanita bersuami yang sering mengejar-ngejarnya dan membuat Jay sering dicap pebinor. Jangan tanya dari mana wanita-wanita bersuami itu.
Jay adalah photographer yang merambah sekaligus dokter kulit, ia membuka klinik kecantikan di salah satu Mall terbesar di Jakarta. Pasiennya sangat banyak karna kualitas klinik milik Jay yang terkenal bagus. Jadi jangan heran jika Jay dikelilingi banyak wanita termasuk yang sudah bersuami.
Well karna Jay selalu baik dengannya, Lana tidak perduli dengan masa lalu atau apapun yang menjadi urusan Jay. Jay teman yang baik. Lana tidak punya alasan untuk menjaga jarak atau menjauhinya.
Lana berjalan menuju lift. Ia menyapa beberapa rekannya yang kebetulan berpapasan dengannya. Nessy sudah menunggunya di lobby beberapa menit yang lalu. Seperti biasa ia akan menjemput Lana jika ia yang membawa mobil di hari itu, begitupun sebaliknya.
Lana kembali menyapa beberapa rekannya di dalam lift, kebiasaannya untuk selalu menyapa orang meski ia tidak kenal. Lift pun terbuka. Lana berjalan keluar terlebih dahulu dari lift, tampak Nessy yang sedang duduk di sofa sembari memainkan ponselnya. Lana mendekatinya.
"Mobil parkir dimana Nes?" Nessy beralih pandangan dari ponselnya ke arah Lana. Ia memasang kaca mata hitamnya yang ia letakkan di atas kepala, lalu membereskan barang-barangnya ke dalam tas.
"Di basement, di depan penuh"
"lagian males parkir di depan security lo bacot banget" jawabnya dengan datar, Nessy beranjak dari duduknya lalu berjalan ke arah lift yang disusul oleh Lana."Security kantor Ness bukan security aku" Lana tertawa ringan, ia membayangkan security yang Nessy maksud, ia tahu kebiasaan Nessy yang lebih sering tidak ramah di lingkungan manapun kecuali saat ia bekerja, membuatnya harus selalu bertengkar dengan siapapun termasuk security di kantornya.
Hampir setiap Nessy datang dan mencoba memarkirkan mobil di depan lobby, tanpa basa basi security itu langsung berlari dan menarik pembatas jalan agar Nessy tidak bisa memarkirkan mobilnya.
Sebelumnya security itu sudah sering menegur Nessy baik-baik, tapi bukan Nessy namanya kalo tidak keras kepala. Hingga akhirnya security itu kehilangan kesabaran dan merubah sikapnya seperti sekarang.
Alhasil semenjak itu Nessy harus memarkirkan mobilnya agak jauh dari lobby, atau kalau sudah penuh ia akan parkir di basement seperti hari ini. Memang bukan tanpa alasan security melarang siapapun parkir di depan lobby meskipun lahannya kosong.
Tapi karna lahan itu adalah tempat parkir khusus pemilik bangunan tower ini, maka siapapun dilarang memarkirkan mobilnya disana.
Nessy menekan tombol lift menuju ke basement tempat ia memarkirkan mobilnya, sedangkan Lana masih setia berdiri di sampingnya tanpa bicara.
***Mobil Nessy berjalan keluar dari basement dan mulai bergabung dengan pengendara lainnya. Sesampainya di apartment. Nessy menghempaskan tubuhnya di atas sofa, sedangkan Lana memilih masuk ke kamar untuk bersiap-siap packing barang-barang mereka.
Sudah menjadi kebiasaan kalau segala urusan dikerjakan oleh Lana, bukan karna Nessy tidak mau membantu atau malas mengerjakan apapun. Melainkan Lana yang selalu melarangnya melakukan apapun di apartment.
Alasannya karna standart kebersihan dan kerapihan Nessy yang berbanding terbalik dengan Lana.
Karna itu Nessy seperti ratu di apartmentnya. Tapi tentu saja itu tidak adil untuk Lana, maka dari itu Nessy berinisiatif untuk membayar keperluan apartment dan listrik.Awalnya Lana menolak karna ia merasa tidak enak, tapi Nessy yang keras kepala memarahinya dan memusuhinya berminggu-minggu. Begitulah kalau Nessy mengambek, seperti anak-anak yang kurang uang jajan.
Padahal seharusnya Nessy senang jika biaya apartment ditanggung bersama. Pada akhirnya Lana mengalah dan tidak pernah membahas soal biaya apartment pada Nessy agar gadis itu berhenti mendiamkannya.
Di apartment ini Lana sudah seperti ibu rumah tangga, dan Nessy adalah anak gadisnya. Anak gadis yang membiayai ibunya hahaha. Lana selalu menjadikan itu sebagai lelucon untuk Nessy, tentu saja Nessy si muka rata tidak menganggap itu hal yang lucu.
Ya selera humor Nessy terlalu berkelas untuk Lana yang receh.
Lana sudah selesai mengepak barang-barang mereka. Kegiatan selanjutnya adalah memasak. Nessy anak gadisnya itu pasti sudah lapar.Lana menghampiri Nessy yang masih berbaring di atas sofa dengan ponsel di tangannya.
"Ness kamu mau makan apa?"
"Terserah yang penting enak" Lana memutar bola matanya, ia paling benci jawaban "terserah". Padahal ia butuh saran untuk menu masakan malam ini, otaknya sedang buntu.Lana memutuskan memasak ramen kesukaan Nessy. Setelahnya mereka pun makan malam bersama. Seperti biasa, Nessy mendahului Lana dalam menyelesaikan makanannya. Ya Nessy selalu makan dengan cepat, Lana sering bertanya apakah Nessy mengunyah makanannya atau langsung menelannya.
Tapi Nessy mengatakan bahwa Lana lah yang makan seperti keong. Entahlah.
Selesai makan malam bersama yang "tidak begitu bersama" karna Nessy meninggalkannya duluan, Lana kembali ke kamarnya. Besok pukul sepuluh pagi, mereka sudah di Bali.
Lana harus cukup tidur agar ia bisa bangun pagi dengan badan yang segar karna mereka mengambil penerbangan pertama. Abaikan Nessy yang malah mengedit lagu sampai subuh. Lana harus menyiapkan tenaga untuk menyeret Nessy yang mengantuk besok pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Sugar
Любовные романы21+ Dua pasang anak muda yang kembali dipertemukan ketika sama-sama sudah dewasa dan mapan. Noah Eldrick Ghozalie, seorang professional photograper ternama, berusaha mengejar kembali mantan kekasihnya yang sekarang menjadi seorang model. Mencari ses...