28

327 22 0
                                    

Keenan melepas jasnya dan menyampirkannya di sandaran kursi.
"Beruntung gue belum ada pengganti lo, Dom"
"Noah gak selamanya bisa gantiin posisi lo di sini"
"Thanks Ken lo masih kasih gue kesempatan" jawab pria berkepala botak itu.

"Besok lo udah bisa kerja lagi, gue yakin Noah udah eneg banget di studio itu" Dom terkekeh.
"Okay kalau gitu gue cabut dulu Ken"
"Hm" Keenan mengangguk, membiarkan Dom pergi.
***

Keenan berjalan menuju unitnya. Tidak sengaja ia melihat Lana yang juga sedang berjalan searah dengannya. Ia mengerutkan keningnya.
"Lana?" Lana menghentikan langkahnya tiba-tiba. Ekspresi terkejutnya membuat alis Keenan naik sebelah.
"Lo ngapain disini?"
"Kak Ken!" Lana menarik Keenan memasuki lift. Ia tidak perduli dengan tatapan bertanya beberapa orang yang memperhatikan mereka.
"Kak Ken tolong bawa aku kabur sekarang! Aku gak punya waktu untuk jelasin"
"Kabur? Tapi kemana?"
"Kemana aja yang penting keluar dari kantor ini!" Keenan menekan tombol lift menuju unitnya.
***

"Sorry gue gak tahu mau bawa lo kabur kemana"
"Iya gak apa kak, makasih ya" Keenan mengangguk.
Ia meletakan segelas air putih di atas meja di hadapan Lana.
"Minum dulu Lan" Lana mengangguk lalu meneguk air itu hingga tandas.

"Sebenarnya kamu ada apa sih sama Noah? Kamu kaya takut gitu kalau ketemu dia?" Lana menelan salivanya.

Ia bingung harus menjelaskannya dari mana. Selain itu ia tidak ingin ada orang lain lagi yang mengetahui keadaannya.

"Maaf ya kak, aku belum bisa cerita" jawabnya lirih.
"Gak apa Lan, kapan lo siap gue selalu ada waktu kok" Lana mengangguk.

Ia bersyukur Keenan tidak seperti Nessy yang memaksanya untuk cerita.
"Asal jangan curhat pas gue lagi ena-ena" jawab Keenan dengan ekspresi jahil.

Lana mendengus mendengar perkataan tak senonoh itu. Sedangkan Keenan malah menertawakan ekspresi gadis pujaan sahabatnya itu.

"ah ya, tadi pagi Nessa ngabarin kalau dia udah balik ke singapur"
"Iya, katanya mamanya udah suruh dia cepat pulang" Keenan mengangguk.
"Dia bilang gue harus jagain lo selama dia gak ada, lo gak keberatan kan kalo gue bawa Thalita?"
"Ehm.. sebenarnya aku gak apa kok kak kalau gak dijagain, gak enak juga jadi ngerepotin kakak sama Thalita, kesannya aku manja banget, padahal aku bukan anak kecil"

"Gak apa Lan, gue malah takut kalo Nessa tahu gue gak jagain lo, bisa-bisa gue digorok" Lana membulatkan matanya.
"Hah? Emang Nessy pernah mau gorok kak Ken?" Keenan terkekeh geli, bisa-bisanya Lana menganggap perkataannya dengan serius.

"Ya gak lah, lo serius banget, maksud gue Nessa bisa marah banget kalo gue gak jagain lo"

"Kak Keenan kok takut banget sama Nessy? Bukannya harusnya kebalik ya? Kan kakak jauh lebih tua dari Nessy"
"Itu karna dia pegang kartu As gue, kalau gak males banget nurutin permintaan dia"
"Kartu As? Kakak punya rahasia apa?"
"Kalau gue kasih tahu, lo harus cerita juga tentang hubungan lo sama Noah" Lana mati kutu. Kak Keenan bisa banget.

"Gak mau ya? Kalau gitu gue juga gak bisa cerita"
"Ya udah, nanti kalau aku udah siap cerita kak Ken juga harus cerita ya"
"Gampang itu mah"
Ceklek.
Keenan tertegun mendengar suara pintunya terbuka secara otomatis, ia menoleh untuk melihat siapa yang membukanya, meskipun ia sebenarnya sudah tahu.

Setelah melihat ekspresi Noah yang sama kagetnya, Keenan kembali menoleh pada Lana, gadis itu sudah menegang di sampingnya.
"Oh jadi kamu kabur ke sini?"
***

Keenan menghentikan mobilnya tepat di depan lobby apartmen tempat Lana dan Nessy tinggal. Ia memperhatikan gadis yang duduk di sebelahnya, tangisnya sudah selesai. Menyisakan pipi yang memerah dan mata yang juga memerah juga bengkak.

Hallo SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang