20

396 20 0
                                    

Lana memasuki butik kesekian yang ia kunjungi hari ini. Ia harus membeli gaun yang tepat untuk ia kenakan minggu depan.

Nessy sudah memperingatinya berkali-kali mengenai gaun yang seharusnya ia kenakan. Namun perkataan Jay terngiang-ngiang di kepalanya.

Ia tidak mungkin berpakaian tertutup ke acara seperti itu, yang ada ia dipandang aneh disana.

Setelah menemukan gaun yang menurutnya cocok, Lana segera membawanya ke kasir.

Ia berjalan mengelilingi parkiran. Sepertinya ia lupa dimana ia memarkirkan mobil Nessy.

"Lana?" Lana menoleh ke arah sumber suara, ia tercekat sesaat.
"Kak benny?"
"Hai, apa kabar?"
"B-baik kak" Lana memperbaiki ekspresi kagetnya.
"Lo sendirian?"

"Iya, kaka di Jakarta? Ngapain?"
"Iya, gue baru aja nyampe Jakarta, mau ketemu sama temen"

"Oh gitu" Lana mengangguk tidak tahu harus bicara apa lagi, ia memandangi pria dihadapannya. Pria yang dulu menjadi calon kakak iparnya.

"Lo tambah cantik deh Lan, dari penampilan lo, kayanya udah sukses nih" Lana tertawa ringan. Pria ini selalu apa adanya, beda dengan adiknya yang sangat sulit dibaca.

"Aku sekarang jadi model kak, kakak juga tambah keren" Lana memperhatikan Benny dari atas ke bawah, penampilan Benny masih sama seperti dulu, bedanya ada banyak tato di tubuhnya dan rambutnya yang dulu dibiarkan gondrong sekarang dipotong rapih dan diberi pomade.

"Kalo gue emang udah keren dari sononya Lan" Lana terkekeh.
"Seriusan model? keren, sayang banget lo gak jadi sama Noah ya, aturan gue dapet adik ipar model" Lana tersenyum masam mendengar nama mantannya itu disebut.

"By the way lo sama Noah udah gak contact lagi?" Lana menggelengkan kepalanya, sepertinya pembahasan mereka sudah melewati batas. Benny memperhatikan reaksi gadis didepannya itu.
"Dia hancur banget Lan gak ada lo" Lana semakin salah salah tingkah.

"dia baik-baik aja kok kak, bahkan sekarang dia udah sukses dan kaya kan?" Benny terkekeh.

"Laki-laki itu gak sama dengan kaum kalian Lan, dari depan dia emang baik-baik aja. Dan kesuksesan dia sekarang gak bisa dihubungin dengan perasaan dia" Lana tidak mau menjawab lagi, ia membuang pandangannya ke arah lain.

Sudah lama ia tidak membahas Noah dengan seseorang, kecuali Gissel yang sesekali membahasnya. Benny dapat melihat ekspresi tidak suka di wajah cantik itu.
"Sorry ya Lan, gue gak maksud nyudutin lo, gue ngomong gini bukan karna gue belain adik gue, gue berusaha netral ditengah-tengah kalian kok"

"Aku ngerti kok kak, hubungan aku sama Noah juga udah lama berakhir, jadi menurut aku udah gak ada lagi yang perlu dibahas" Benny mengangguk meski wajahnya tampak tidak puas dengan jawaban lana.

"Okay, gue doain karir lo sukses ya Lan, kalo lo nikah suatu saat jangan lupa ngundang gue" katanya dengan senyuman jahil, Lana pun terkekeh.

"Iya kak"
"Ya udah gue duluan ya Lan, lo hati-hati di jalan" Lana membalasnya dengan senyuman, Benny pun berlalu.

Setelah berhasil menemukan mobil Nessy, Lana melajukan mobil itu menuju ke apartment.
***

Benny memasuki salah satu kafe di mall itu. Jay sudah menunggunya sejak tadi, tampak pria itu sedang duduk disudut kafe sambil menghisap rokoknya.

Hallo SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang