17

399 17 0
                                    

Lana duduk di dekat jendela unit Nessy sambil mengunyah toast buatannya. Sementara telinganya fokus mendengarkan ceramah Nessy pagi ini melalui earpodnya.

"Iya Ness, kamu bawel banget sekarang"
"Inget ya Lan, anggap aja dia sepupu lo juga"
"He-em.."

"Weekend kalau mau jalan ajak aja dia, pokoknya kemanapun lo ajak dia, biar aman"

"Gak ah, bisa digorok leher aku sama pacarnya, ya kira-kira aja lah Ness jangan apa-apa sama dia mulu"
"Emang dia punya pacar? Siapa?"

"Mana aku tahu, tanya aja sama kakak sepupu kamu"
"Ya udah intinya kalau emergency langsung telepon dia aja"

"Iya-iya" Lana memutar bola matanya, entah yang keberapa kali ia mengucapkan kata 'iya-iya'
"Kerjaan lo gimana?"

"Lancar kok, kamu gimana?"
"Apanya?"
"Ya kabarnya"
"Baik"
"Kapan pulang?"

"Belum ada seminggu gue di sini Lan"
"Abisnya udah kangen, aku kesepian deh tidur sendiri"

"Makanya cari pacar biar ada yang temenin"
"Ogah kalo itu mah bukan ditemenin tidur tapi ditidurin"

"Emang kenapa? Kan pacar sendiri! Emang lo masih virgin?"
"Apa hubungannya! Gak nyambung banget"

"Ya nyambung lah oon! Kalau lo punya pacar, lo gak kesepian dan ada yang ngelindungin"
"Keenan gak bisa lagi dipacarin, jadi cuma bisa nemenin lo sesekali" Lana memutar bola matanya. Wejangan tentang pacar lagi dan lagi. Membosankan.

"Udah dulu, ada nyokap gue"
"Ya udah"
"Bye"
"Bye Ness, love you" tut tut tut. Kurang ajar, Nessy gak pernah mau diajak romantis-romantisan, teleponnya ditutup begitu saja.
Payah.

Lana menghempaskan ponselnya sembarangan ke arah sofa. Sepertinya Lana harus mempertimbangkan nasihat Nessy tentang mencari pacar. Tapi siapa? Masak Parjo?

Lana menghela napas lagi. Ia harus segera mandi kalau tidak ingin terlambat ke kantor. Hari ini ada pemotretan bersama Jay. Lana bergegas mandi dan bersiap-siap.
***

Setelah yakin dengan penampilannya Lana mengambil kunci mobil Nessy. Ia sudah bisa menyetir sejak pertama tinggal bersama Nessy, gadis itu yang mengajarkan Lana.

Perjalanan menuju tower tempat kantornya berdiri memakan waktu hampir satu jam karna jalanan macet.

Sesampainya di kantor Lana menyapa Parjo dan beberapa orang yang ia kenal maupun tidak.

Langkahnya terhenti ketika seseorang memanggilnya. Lana pun menoleh.
"Baru sampe Lan?"
"Iya Jay, kamu juga?" Lana dan Jay berjalan beriringan menuju lift.

"Iya tadi abis ketemu temen" Lana mengangguk mengerti.
"Eh ya Lan, aku ada undangan ulang tahun majalah Men's World, kamu bisa temenin aku gak?"

"Majalah Men's World?" Jay menepuk jidatnya. Wajar saja Lana bertanya. Dia pasti tidak tahu apa itu majalah Men's World, itukan majalah dewasa.

Ia menyayangkan mulutnya yang lancang mengajak Lana ke acara itu. Ia lupa kalau gadis disampingnya ini sangat polos.

Ah tapi kan Lana bukan anak remaja, gak apa dong kalau datang ke acara itu? Toh itu acara ulang tahun bukan pesta swinger. Jay terkekeh.

"Kok kamu malah ketawa Jay? Itu majalah apa?"
"Ehm itu majalah cowok, nanti aku kenalin juga sama temen-temen aku yang ex model dari sini, lumayan kan dapet temen baru?"

"Oh gitu, okay deh" Jay berseru 'YES!' dalam hatinya. Lift pun terbuka.
"Aku ke ruang make up ya Jay, start jam berapa?"

Hallo SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang