32

291 20 0
                                    

Noah meneguk seisi gelas kaca itu. Seketika cairan dingin namun berefek panas itu memasuki tenggorokannya.
Ia mengernyitkan wajahnya karna kerasnya kadar alkhohol pada cairan itu.

Keenan yang duduk di sampingnya hanya bisa menggelengkan kepala. Biasanya ia lah yang berada di posisi itu.

Ini pengalaman pertamanya menjadi saksi kegalauan orang lain. Rasanya nano-nano, antara kasihan dan malu.

Melihat sahabatnya yang melakukan itu, membuatnya geli dan ilfeel. Ia yakin penampilan Noah sama seperti dirinya ketika sedang mabuk.

Mulai besok ia harus berenti melakukannya. Bisa hancur image baiknya di hadapan calon mertua.

"Udah Nuh, jangan banyak-banyak ntar gak bisa nyetir" katanya dengan sedikit berteriak di telinga Noah.
Noah tampak cuek lalu meneguk kembali gelas yang baru terisi.

Keenan menghela nafas. Noah tidak kunjung berhenti meminum minuman beralkhohol itu. Bagaimana nanti ia pulang? Mereka bahkan membawa mobil masing-masing saat datang ke club itu. Apa ia harus menyeret pria galau ini?

Keenan menepuk jidatnya ketika Noah sudah hilang dan sedang menari tidak jelas di lantai dansa. Apa ia seburuk itu jika mabuk? Astaga, Noah benar-benar harus diseret.
***

"Buset lo berat juga Nuh, makan batu ya lo?"
"Hahaha gue makan hati Ken, bukan batu" Keenan tidak mengubris perkataan ngawur Noah. Ia terus memapah pria galau yang sedang mabuk berat itu.

Keenan bersumpah ia tidak akan menuruti Noah untuk ke club ketika pria itu galau lagi.

Noah benar-benar kacau jika sedang galau. Bahkan ketika putus dari Thalita ia tidak mabuk-mabukan seperti ini.

Noah selalu terlihat baik-baik saja meski sedang ada masalah. Ia selalu begitu sampai orang-orang tidak bisa membedakan kapan ia sedang senang atau kapan ia sedang sedih.

Tapi malam ini pria itu sangat bebas mengekspresikan perasaannya. Keenan tidak menyangka Lana bisa memberi efek seperti ini pada Noah.

Keenan teringat pesan whatsapp dari Nessy satu jam yang lalu, ia mengatakan kalau Lana sedang ada bersama ibunya.

Tapi sepupunya itu merahasiakan lokasi Lana saat ini. Ia yakin Lana pasti yang meminta Nessy untuk tidak memberitahunya. Lana sudah tahu seberapa dekat Keenan dengan mantan pacarnya itu.

Keenan memperhatikan wajah Noah. Penampilannya sangat kacau dan wajahnya memerah. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan Noah di masa lalu?

Keenan baru sadar selama ini Noah tidak pernah menceritakan masa lalunya. Selain tentang ia meninggalkan rumah orang tuanya dan menjadi sangat miskin.

Selebihnya pria itu tidak pernah membuka mulutnya. Bahkan Thalita juga tidak mengetahui apapun termasuk tentang kepergian Noah dari rumah orang tuanya.

Noah lebih tertutup dengan Thalita yang adalah kekasihnya sendiri. Aneh.

Keenan bisa saja mengabaikan Noah jika ia bukan sahabatnya. Ia benci terlibat di dalam masalah orang lain, ia tidak suka mengurus urusan orang lain.

Tapi ini Noah. Orang yang sudah ia anggap saudaranya sendiri.
***

"Iya Ness, aku baik-baik aja"
"Serius kamu mau ke sini? Kamu kan baru beberapa hari di sana"
"Gak perlu Ness, aku di sini sama mama dan sahabatku, kamu gak usah khawatir"
"Ya udah kalau gitu, tapi jangan sekarang, gak enak sama mama kamu"
"Baguslah, makasih ya Ness aku kangen banget sama kamu"
"Iya nanti kita ketemuan di tempat kita pertama ketemu dulu aja"
"Okay bye"

Lana mematikan sambungannya. Meletakkan ponsel itu pada meja makan.
"Kamu mau yang rasa apa Lan?"
"Yang coklat aja mah" Gissel menyerahkan roti dengan selai coklat itu pada Lana.
"Hari ini aku bantu mama make up yah"

Hallo SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang