16

413 20 0
                                    

Noah mengunci pintu unitnya bertepatan dengan wanita yang baru saja keluar dari unit Keenan.

Wanita itu terkejut melihat Noah begitupun sebaliknya, tidak Noah sangka wanita yang menjadi teman tidur Keenan semalam adalah Thalita, mantan kekasihnya dulu.

Tentu saja tidak ada yang salah, mengingat mereka telah menjadi sepasang kekasih.

Noah berjalan ke arah lift yang juga diikuti oleh Thalita. Mereka hanya bertegur sapa melalui tatapan mata dan senyuman simpul.

Suasana semakin kikuk ketika mereka sama-sama sudah di dalam lift.
Noah membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Udah lama gak ketemu lo, apa kabar?"
"baik, lo gimana?"

"Baik" Thalita hanya mengangguk ringan sambil tersenyum kaku. Noah dapat melihat wajah tegang Thalita dari pantulan kaca yang ada di sisi lift.

"So sekarang sama Keenan huh?"
"Ehm yaa begitulah" Thalita tampak sangat canggung. Padahal dulu ketika baru berpacaran dengannya Thalita tidak pernah salah tingkah begitu. Pintu lift kembali terbuka.

"Gue duluan ya Noah, nice to see you again"
"Bye Thalita"
"Bye"
Noah berjalan menuju porsche 911 miliknya yang terparkir di basement.

Ia melajukan mobilnya menuju coffee shop miliknya di daerah pusat kota.

"Selamat siang bos" sapa salah satu waiters yang membukakan Noah pintu. Noah hanya menganggukkan kepalanya sambil terus berjalan menuju kantornya, diiringi tatapan mupeng dari beberapa customer wanita.

Ia duduk di kursi kerajaannya lalu menekan tombol pada telepon yang terhubung ke telepon yang ada di meja kasir.

"Tolong bawa satu buku menu, sekarang!" Tak lama salah satu pegawai mengantarkannya buku menu tersebut.

Ponsel di saku jaketnya berdering nyaring. Noah mengambil benda itu dan melihat siapa yang meneleponnya.
Tampak nama teman yang akan ia temui hari ini di layar datar itu.
"Halo"
"Gue udah sampe nih"
"Okay tunggu bentar" Noah memutuskan sambungan lalu menekan kembali tombol pada telepon kantornya.

"Tolong antar tamu saya ke office sekarang"
Tak berapa lama pegawainya kembali masuk dengan tamu yang sudah Noah tunggu.

"Halo bro, gila gila apa kabar lo?" Noah menyambut sapaan dan tangan temannya yang memberi salam.

Ia hanya membalas dengan senyuman sambil mengangkat tangannya seperti mengatakan 'ya begini lah'.

"Keren banget sih lo sekarang, lable apa nih yang mesti gue kasih? player atau fuckboy?" Tanyanya dengan cengiran iseng di wajahnya.
"Ah lebay lo"

"Serius bro! Dulu penampilan lo tuh innocent banget, sekarang look at you? Gue mesti bilang apa ya? Lo tuh sekarang lebih manly, ya terkesan bad boy sih tapi masih masuk konteks aman"

"Hahaha what kind of 'konteks aman' huh?"
"Hahaha ya seenggaknya gue gak pernah denger kabar aneh-aneh tentang lo, jadi menurut gue lo masih aman"

Noah terkekeh geli mendengar penuturan teman lamanya ini. Sudah lama mereka tidak bertemu, alhasil rasanya seperti nostalgia era jaman kuliahan dulu.

"Lo mau pesan apa Jay? Nih buku menunya"
"Wih mantep nih, apa ya? ice coffee aja deh, gue mau rasain nih coffee ala Noah, soalnya sekarang banyak banget kan yang buka bisnis coffee shop, harus ada battle nya biar tahu mana yang paling top"

"Boleh-boleh, tapi kalo lo bilang gak enak harus bayar ya" Jay tertawa lagi.
"Oh jadi gini cara marketing lo? Kalau gue bilang enak baru gratis?" Noah hanya terkekeh sambil geleng-geleng kepala.

Hallo SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang