Noah menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan kasar. Ia sedang duduk di atas roof top di samping kamarnya.
Beruntung ia mempunyai pikiran tentang membangun usaha car wash di Bandung. Lalu membangun kamarnya di atas kantornya, ditambah mini roof top agar ia bisa bersantai jika ia mau.
Beberapa karyawan yang merantau ia perbolehkan untuk tinggal di belakang bangunan itu. Membuat suasana di tempat itu jadi sedikit ramai.
Dengan begitu Noah tidak akan merasa kesepian jika datang ke Bandung.
Sudah dua hari dua malam Noah menginap di tempat usahanya di Bandung. Dan Benny baru akan pulang besok dari Jakarta.
Ia mengusap kasar wajahnya yang kusut mengingat kelakuan abangnya yang sedikit absurd.
Kalau tahu begini ia akan menunggu Benny tiba di Jakarta, lalu sama-sama berangkat ke Bandung.Kenapa jadi Noah yang menunggu Benny di Bandung seperti sekarang? Dasar otak selangkangan! Umpatnya dalam hati.
Noah mengambil ponselnya di atas meja kecil di sampingnya. Ia mencari nama Keenan di sana, lalu menekan tombol hijau itu.
"Halo Ken"
"Lo udah dapat info dari Nessa?"
"Oh...ya udah kabarin gue kalo lo dapat info"
"Belum, gue udah buta banget sama Bandung, setahu gue Lana juga gak punya saudara atau teman dekat, jadi gue bener-bener gak tahu mau cari dia dimana"
"Gak usah, gue dibantuin abang gue kok, lo disitu aja cari info dari Nessa, kayanya kesempatan gue cuma dari sepupu lo"
"Okay, thanks Ken"Noah meletakan kembali ponselnya. Ia mengambil kotak rokoknya dan menghidupkannya untuk yang kesekian kali.
Akhir-akhir ini Noah semakin sering merokok. Biasanya ia menghabiskan setengah dari kotak itu, dan sekarang kotak itu bahkan sudah berganti kotak yang baru.
Ada apa dengannya? Apa ia hanya terobsesi dengan Lana? Atau apa?
Noah tidak mengerti dengan dirinya, kenapa Lana begitu penting sampai ia mau bersusah payah mengejarnya?Ini jelas menggelikan untuk dilakukan olehnya, ia sudah dewasa bukan Noah yang dulu lari dari rumah karna ego dan membawa kabur anak gadis orang.
Sekarang ia adalah pria dewasa berusia dua puluh tujuh tahun, mapan, dan bisa memilih siapa saja untuk jadi pasangannya.
Tapi apa yang ia lakukan sekarang? Ia seperti remaja tanggung yang bucin. Astaga, menjijikan sekali. Seolah-olah gadis itu hanya stok satu-satunya di dunia ini.
Apa ia pulang saja? Kembali ke habitatnya dan menjalani hari-harinya seperti biasa?
Bisakah ia melakukannya? Ia sudah sejauh ini. Apa mundur satu-satunya pilihan?
Ia akui dirinya sangat penasaran dengan Lana. Perempuan itu jelas menyembunyikan sesuatu, karna kalau tidak untuk apa menghindari Noah seperti Noah adalah pasien covid-19?
Noah mematikan puntung rokoknya yang sudah mengecil. Langit tampak gerimis, lebih baik ia masuk kalau tidak ia akan sakit.
Noah tidak ingin sakit dalam keadaan seperti sekarang, menyedihkan sekali.
***Keenan mengantar Nessy kembali ke apartmennya. Mereka habis makan bersama dengan kedua orang tuanya juga.
"Ness, gue gak pernah liat lo kerja lagi? Sepi job ya?" Tanya Keenan pada orang di sampingnya."Emang kenapa kalo gue nganggur? Mau bully gue?"
"Gue nanya doang Ness!" Jawab Keenan gemas.Kenapa kalau berbicara dengan Nessy selalu menguras emosi dan tenaganya? Dia yang berlebihan atau Nessy memang sangat sensitif?
"Mami tahu gue jadi DJ, makanya gue berenti" Keenan menoleh sesaat ke arah adik sepupunya, lalu kembali fokus menyetir.
"Pantesan lo mau pindah sampe jual apart" Nessy hanya mengangkat kedua bahunya.
"Trus apa rencana lo selanjutnya"
"Belum tahu, yang ada di otak gue cuma pindah aja dari sini"
Ini sudah kesekian kalinya Nessy berpindah-pindah hanya untuk menghindari orang tuanya."Mau sampai kapan sih Ness lo kaya gitu? Lo udah tua tahu, gak sadar apa?"
"Dih mentang-mentang udah niat mau kawin gaya-gayaan nasehatin gue"
"Heh gue abang lo, wajar lah gue nasehatin! Apa hubungannya sama kawin?" Nessy komat-kamit menirukan gaya bicara Keenan. Pria itu membalasnya dengan menempeleng kepala Nessy."Jadi menurut lo gue nurut aja disuruh nerusin usaha mereka? Enak aja"
"Ini hidup gue, dan kaya yang lo bilang tadi gue udah tua kan? Jadi hak gue dong untuk memilih jalan hidup gue?"
"Lo enak Ken, nerusin usaha orang tua tapi emang lo juga suka, sayangnya gue gak kaya lo, gue gak suka nerusin bisnis mereka""Pokoknya gue gak akan mau nerusin usaha mereka. Titik"
"Ya udah, terserah lo deh" Keenan memilih mengalah, daripada ia yang jadi pelampiasan kekesalan Nessy."Jadi lo mau pindah kemana?"
"Belum tahu, gue nunggu apartment gue laku dulu"
"Gimana kalau gue aja yang beli apart lo?" Nessy menoleh menatap Keenan dengan binar matanya."Serius?"
"Ada syaratnya" zonk!
Wajah sumringah Nessy berubah masam. Harusnya ia ingat kalau Keenan tetaplah Keenan."Syarat apa lagi? Kemarin syarat sekarang syarat lagi"
"Mau gak lo?"
"Iya mau!"
"Siap denger syaratnya?"
"Apa?""Siap gak?"
"Iya siap!" Nessy menghela napas. Sabar.. sabar.."Gue mau kita bantuin Lana sama Noah, gimana?" Nessy menaikkan sebelah alisnya.
"Caranya?"Keenan diam beberapa saat. Ia menghentikan mobilnya tepat di parkiran bangunan apartmen Nessy.
"feeling gue Ness, mereka punya kesalahpahaman di masa lalu, gue gak tahu apa yang buat Noah kaya gitu, karna dia gak pernah cerita apa-apa"
"Gue rasa mereka harus dipertemukan""Gak bisa Ken! Lana pernah depresi berat, dia pernah ketergantungan obat penenang dan harus konsultasi psikiater rutin, gue gak mau dia bunuh diri gara-gara Noah terus ngejar-ngejar dia"
"Gue gak mungkin kaya gini kalau Lana gak seburuk itu keadaannya Ken"
"Lana nyaris mati karna kehilangan anaknya, mungkin dia bisa survive kalau hanya kehilangan Noah, tapi ibu mana yang bisa kehilangan anaknya?"Keenan menyenderkan punggungnya. Tangannya menyangga kepalanya yang terasa berat. Ini lebih pusing daripada memikirkan meeting yang gak selesai-selesai.
"Gini aja Ken"
"Kita pertemukan mereka, tapi dengan dampingan masing-masing""Gue akan dampingin Lana, jaga-jaga kalau dia drop atau kemungkinan buruk lainnya, dan lo.. lo jagain Noah kalau dia berbuat yang berlebihan sama Lana"
"Lo tarik temen lo jauh-jauh dari Lana, begitu seterusnya.. kita akan pertemukan mereka lagi sampai masalah mereka selesai"
"Gimana kalau gak sesuai ekspetasi lo? Gimana kalau keadaannya tambah buruk? Gue gak mau nyesel Ness"
"Gue juga gak mau Ken, tapi lo sendiri kan yang ngusulin ide untuk mempertemukan mereka?"
"Kalo lo gak mau, gue fine aja""Ya udah, besok kita sama-sama ke Bandung susulin mereka"
"Besok banget Ness?"
"Iya lah" Nessy menatap gemas ke arah sepupunya."Ya udah gue jemput lo besok"
"Okay, gue masuk dulu" Keenan mengangguk.
"Eh tapi beneran kan lo yang beli apart gue?"
"Iye bawel"Nessy menutup pintu mobil dengan kasar. Membuat pengemudinya mengumpat dari dalam. Nessy melenggang masuk ke apartmen sambil tertawa geli. Dasar preman pasar. Bathin Keenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Sugar
Romansa21+ Dua pasang anak muda yang kembali dipertemukan ketika sama-sama sudah dewasa dan mapan. Noah Eldrick Ghozalie, seorang professional photograper ternama, berusaha mengejar kembali mantan kekasihnya yang sekarang menjadi seorang model. Mencari ses...