40

311 19 0
                                    

Noah menarik napas dan mengehembuskannya berkali-kali. Benny menatapnya jengah di sampingnya.

"Mau sampai kapan lo disitu megap-megap kaya ikan kurang air?"
Noah menoleh kesal ke arahnya.

"Lo yang bawa mobil, gue gemeteran" Benny berdecih, lalu bangkit berdiri meninggalkan Noah.

"Lo udah telepon temen lo?"
"Udah"
"Jadi kita langsung aja ke sekolah atau mau ketemuan dulu?"

"Langsung lah, bisa kabur si Lana kalau diajak ketemuan dulu"
"Ya biasa aja gak usah ngegas" Benny menyalakan mesin mobilnya, lalu mulai menyetir.
***

Lana memandangi pagar besi itu, sudah lama sekali ia tidak melihat sekolahnya. Di depan pagar itulah pertemuan pertamanya bersama Noah.

Flashback On..
"Sorry, lo tahu gak ruang tata usaha masih buka apa udah tutup?" Lana menoleh ke arah sumber suara. Seorang laki-laki yang sedikit lebih tua darinya berdiri tidak jauh darinya. Ia mengenakan pakaian kasual dan sneaker. Sepertinya mahasiswa.

"Kurang tahu kak, tapi biasanya tutup jam tiga" laki-laki itu mengangguk.
"Boleh tolong temenin gue ke dalam gak? Gue tengsin jalan sendirian"
Lana terpaku sesaat. Laki-laki itu sangat tampan, kenapa harus tidak percaya diri untuk berjalan sendirian? Bukannya ia seharusnya pamer pesonanya?

"Hallo" Laki-laki itu melampaikan tangan kanannya di depan wajah Lana. Menyadarkan Lana yang melamun.
"I-iya boleh kak"
"Yuk" laki-laki itu berjalan mendahului Lana.

"Lo kelas berapa?"
"Kelas satu kak"
"Oh pantesan masih pakai seragam SMP, masih MOS ya?" Lana mengangguk.
"Tunggu ya, gue masuk bentar" Lana kembali mengangguk.

Laki-laki itu memasuki ruangan tata usaha, sementara Lana menunggunya di luar. Tak lama laki-laki itu kembali dan membawa map merah yang Lana tebak isinya ijazah dan berkas lainnya.

"Thanks ya udah nemenin gue"
"Sama-sama kak" Lana memasang senyuman seadanya. Mereka kembali berjalan beriringan.

"Nama gue Noah"
Lana menatap laki-laki itu. Ia mengajak berkenalan? Bathinnya.
"Ehm saya Lana kak"
"Lana doang nama lo?"
"Allana Nora Marthin"

"Bagus juga nama lo"
"Makasih kak, nama kakak juga bagus"
"Emang lo tahu nama lengkap gue?" Lana menggelengkan kepalanya.
"Nama lengkap kakak siapa?"

"Adadeh" Lana mengerucutkan bibirnya, membuat Noah gemas.
"Boleh minta nomor HP lo gak?"
"Saya gak punya HP kak"

"Hah? Lo hidup di jaman apa sampe gak punya HP?" Lana kembali memonyongkan bibirnya. Noah terkekeh lalu tanpa sengaja mengacak rambut Lana, membuat gadis itu merona.

"Nomor telepon rumah gimana? Gak mungkin gak punya kan?"
"Ada kak, bentar yah" Lana membuka tas ranselnya, lalu menuliskan nomor telepon rumahnya di belakang buku tulisnya, ia merobek kertas itu dan memberikannya pada Noah.

"Kalau kakak telepon bilang aja kakak temen sekolah saya, soalnya ayah saya sedikit galak" jawabnya polos.

Noah tertawa keras, membuat orang-orang di sekeliling mereka menoleh.

"Ya udah gue pulang dulu ya" Lana mengangguk.
Noah mengacak lagi rambut Lana yang sudah berantakan, kali ini ia sengaja.
Flashback End..

"Lan! Lo gak bisa turun? Mau gue gendong?" Tanya Keenan tak senonoh.
Lana yang tersadar dari lamunannya hanya mengerucutkan bibirnya.

Nessy dan Lana berjalan menuju sekolah itu. Sedangkan Keenan pergi untuk membeli minuman untuk mereka.

Mereka memasuki gerbang yang tidak terkunci itu, setelah sebelumnya meminta izin dari satpam yang bertugas.

Hallo SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang