11

553 18 0
                                    

Lana terbangun lebih dulu. Ia membereskan barang-barang mereka karna malam ini mereka akan pulang kembali ke Jakarta.

Lana sengaja memesan tiket pesawat penerbangan terakhir agar seharian ini bisa mereka gunakan untuk jalan-jalan di sekitar hotel.

Lana benar-benar mendengarkan nasihat dari Jay untuk menikmati hidupnya meski hanya sebentar. Ia memakan sarapan yang diberikan secara free oleh pihak hotel.

Nessy masih terlelap dengan pakaiannya semalam. Setelah piring sarapannya sudah bersih, Lana pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

Hari ini cuacanya cukup panas. Lana lebih memilih pakaian yang tidak terlalu terbuka meski ia di Bali, ia tidak ingin tubuhnya tersengat matahari karna profesinya sangat tidak mendukung.

Nessy ternyata sudah bangun dan sedang menghabiskan sarapannya saat Lana selesai mandi.
"Hari ini kita mau kemana Lan?" Lana sedang mengenakan pakaiannya. Ia bersyukur kata-kata itu yang keluar dari mulut Nessy. Ia pikir Nessy akan menanyakan kejadian tadi malam.

"Aku mau lihat-lihat store sekitar sini, trus mungkin kita bisa ke kafe yang bagus di dekat pantai, kamu ada tempat yang mau dikunjungi?"

"Gak ada"
Lana mengangguk ringan. Ia duduk di dekat jendela untuk merias wajahnya dan menyisir rambutnya. Nessy memperhatikannya sambil menyelesaikan sarapannya.

"Jadi lo mau cerita apa soal tadi malam?"
Lana menahan napas seketika, ia salah kalau berpikir Nessy akan melupakan hal itu.

Lana selesai dengan wajah dan rambutnya, dan Nessy masih setia memperhatikan gerak-gerik Lana.
"Aku lupa mengabari mama kemarin, jadi dia marah dan bikin aku panik" ia melirik Nessy untuk melihat reaksinya.

Nessy hanya mengunyah sambil mengotak-ngatik layar ponselnya dengan wajah tripleknya.
"Makanya aku pengen cepet pulang karna mood aku udah gak bagus" kali ini Nessy kembali memperhatikannya, namun lebih intens dan menyelidiki.

"Cuma itu?"
"I-iya" Lana tidak perduli kalau ia harus berbohong. Meski biasanya ia tidak perlu repot-repot merahasiakan apapun pada Nessy.

Bahkan tentang mamanya yang tidak menyukai Nessy pun tidak pernah ia tutup-tutupi. Tapi ini Noah. Lana merasa Nessy tidak perlu tahu apa-apa tentang Noah.

Ia tidak ingin ada satupun yang tahu kalau Lana dan Noah saling mengenal bahkan memiliki masa lalu. Lebih baik begini, jadi orang asing untuk satu sama lain dan memiliki kehidupan sendiri-sendiri.

Lana berharap Noah pun menginnginkan hal yang sama.
Nessy tidak banyak bertanya lagi. Ia menjauhkan piringnya yang sudah kosong dan berjalan menuju kamar mandi.

Lana bersyukur Nessy selalu bersikap cuek dan tidak pernah mau mengurusi hidup orang lain. Tepatnya Nessy selalu cuek dalam hal apapun.

Lana bahkan tidak pernah melihat ekspresi Nessy yang lain selain marah dan diam. Ia bahkan hanya bisa tersenyum dan tertawa jika terpaksa harus bertemu klien.

Ya perempuan yang aneh bukan? Nessy bahkan belum pernah tertawa jika sedang berdua saja dengan Lana. Hanya tersenyum mengejek atau tertawa yang dibuat-buat. Entahlah, gadis itu sangat misterius.

Lana membuka ponselnya, ternyata ada tujuh panggilan tidak terjawab dari Gissel. Ia menekan tombol hijau untuk menelepon Gissel balik. Tidak menunggu lama teleponnya pun tersambung.

"Hallo mah, Lana tadi lagi mandi jadi gak denger mama telepon"
"Iya gak apa, kamu jadi pulang hari ini kan?"
"Iya jadi kok mah"
"Pesawat jam berapa nak?"

"Pesawat terakhir mah"
"Kok malam banget? Nanti jam berapa sampai apartment?"
"Iya Lana mau jalan-jalan sebentar mah, mumpung lagi di bali"
"Oh gitu, lain kali kalau mau jalan-jalan pesan tiketnya untuk besoknya aja, jadi gak pulang kemalaman"

"Bahaya pulangnya nak, banyak kriminalitas, apalagi kalian gadis-gadis pasti jadi inceran"
"Ya udah biar mama gak khawatir aku minta tolong Jay aja jemput kami"

"Iya begitu aja, daripada kalian nanti ada apa-apa"
"Iya mah, nanti Lana telepon Jay, mama lagi apa?"
"Ini lagi jahit pesanan orang, untuk wisuda"

"Ya udah mama lanjutin jahit ya, Lana udah mau jalan sama Nessy, jangan capek-capek ya mah jaga kesehatan"
"Okay, hati-hati sayang, i love you"
"Love you too mah, bye"

Lana menutup sambungannya. Nessy sudah selesai mandi dan sedang memasang sneakernya yang dari tadi tidak selesai-selesai.

Rupanya perempuan aneh itu memasang sepatunya sambil fokus nonton berita di tv. Lana membuka aplikasi instagram di ponselnya.

Ia tidak memiliki akun instagram sejak awal, jadi ia menggunakan milik Nessy untuk sekedar mencari informasi atau sekedar untuk melihat-lihat.

Lana tidak terlalu suka foto atau selfie, ia bahkan tidak pernah melakukannya kecuali waktu bersama Gissel atau Noah, dulu.

Lana membuka notifikasi dari Bianca. Ternyata Bianca memberi tag pada Nessy, tampak foto tadi malam ketika mereka pamit untuk pulang.

Di dalam foto itu hanya ada mereka bertiga, Bianca yang berdiri ditengah sambil merangkul dirinya di sebelah kiri dan Nessy di sebelah kanannya.

Untung saja wajahnya tersenyum dan tidak aneh karna panik setelah bertemu Noah.

Nessy sudah selesai memasang sneakernya. Seperti biasa Nessy tidak merias wajahnya dan hanya berpakaian semaunya. Lana sudah lelah memberinya saran ini dan itu, untung saja wajah Nessy yang cantik dan imut itu menolongnya.

Hari sudah siang, mereka memutuskan untuk keluar sekarang dari hotel itu agar tidak kesorean. Mereka hanya berjalan-jalan disekitar hotel saja agar tidak banyak memakan waktu.

Kebetulan hotel tersebut berada di daerah yang terkenal ramai juga. Mereka menuruni tangga hotel dan berjalan ke arah kiri menuju letak market dan beberapa store yang Lana maksud.

Lana berjalan di depan sedangkan Nessy mengikutinya dari belakang.
Tampak jalanan yang lumayan ramai, dengan turis-turis yang berlalu lalang.

Lana tersenyum menyerap semua rasa bahagia itu. Ia tidak menyangka menikmati hidup seperti ini sangat menghibur dan menenangkan.

Tidak ada beban pekerjaan, tidak juga beban kehidupan. Semua bisa dilupakan sebentar selama ia menikmati berjalan-jalan di Bali dengan Nessy.

Nessy tidak banyak bicara. Ia hanya mengikuti Lana sambil sesekali melihat-lihat ke kanan dan ke kiri jalan. Ternyata jalan-jalan sama Nessy sangat garing.

Lana berhenti di sebuah toko ice cream, ia memesan dua cone ice cream rasa matcha untuk dirinya dan rasa charcoal untuk Nessy.

Ia tidak mau repot-repot menanyakan Nessy untuk memesan ice cream. Karna Nessy tidak pernah pusing soal makanan, asalkan enak pasti akan ia habiskan.

Nessy juga bersedia memakan sisa makanan Lana yang tidak habis. Satu kelebihan Nessy jika dibawa bepergian. Anehnya perut Nessy tetap kecil dan rata meski makan banyak.

Mungkin kalau ia makan sapi hidup-hidup baru terlihat bedanya. Entahlah.
Berhubung Lana sudah packing seluruh barang bawaan, maka mereka bisa puas jalan-jalan hari ini.

Mereka kembali mengitari setiap toko yang ada dengan Lana yang memimpin di depan dan Nessy yang setia mengekor dari belakang.

Hallo SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang