Noah kembali disibukkan dengan pekerjaan barunya. Setelah melakukan berbagai sesi pemotretan bersama wanita-wanita itu ia harus kembali berkutat dengan komputer untuk mengedit hasil fotonya.
Beberapa karyawan satu per satu meninggalkan kantor karna sudah waktunya pulang.
"Bang, lo gak pulang?" Tanya Denish yang baru saja selesai membereskan barang-barang di studio.
"Bentar lagi Den, nanggung"
"Ya udah, gue duluan ya"
"Hm"Setelah Denish pergi bersama anggota team lainnya, Noah kembali fokus pada layar di depannya. Dengan lihai jarinya menekan tombol mouse dan jari lainnya menekan tombol keyboard. Ia membiasakan diri dengan foto-foto vulgar wanita-wanita itu.
Meski Noah tampak professional namun pikirannya tidak bisa di ajak bekerja sama. Apalagi ketika beberapa dari mereka berusaha mendekatinya dengan alasan ingin melihat hasil foto Noah.
Ia sering menolak beberapa wanita yang mendekatinya tanpa ia minta, tapi jika itu di luar pekerjaan. Keadaan sekarang jelas berbeda. Mau tidak mau ia harus berpura-pura rileks dan menikmati pekerjaannya. Mungkin Denish benar, lama kelamaan ia akan terbiasa.
Pintu studio kembali terbuka. Noah melihat pantulan Keenan dari kaca di dekatnya. Keenan mengambil kursi Denish yang berada di sebelah Noah, lalu duduk memperhatikan temannya itu.
"Kenapa lo?" Tanya Noah tanpa melihat ke arah Keenan.
"Temenin gue ntar malem"
"Kemana?"
"Black jack" Noah melirik ke arah Keenan, namun hanya sebentar ia kembali fokus pada pekerjaannya.
"Gimana Nuh?"
"Iye" jawabnya singkat. Keenan sangat senang dengan jawaban itu, ia menepuk punggung Noah lalu pergi tanpa berkata apa-apa lagi.𝘉𝘭𝘢𝘤𝘬 𝘑𝘢𝘤𝘬. Sudah lama sekali Noah tidak datang ke night club itu. Terakhir kali ia ke sana saat merayakan kesuksesannya sebagai photographer satu tahun lalu, bersama teman yang menjadi teamnya selama menjalani karir.
Setelah memutuskan untuk menjadi solo dan berpisah dengan temannya, Noah hanya beberapa kali datang ke club itu untuk menemani Keenan.
Keenan memang sering ke club. Tapi ia jarang mengajak Noah, biasanya ia akan mengajak temannya Billy dan Niana. Dan biasanya Keenan tidak akan mengajak Noah lagi jika sudah mengajak mereka, karna Noah selalu menolah untuk bergabung.
Noah memang tidak suka terlalu dekat dengan banyak orang. Menurutnya tidak semua orang bisa dijadikan sahabat. Ia lebih sering bertemu dengan orang-orang toxic daripada orang-orang tulus.
Berbeda dengan Keenan yang terlalu ramah lingkungan. Ia bergaul dengan siapa saja dari kalangan mana saja.
***Noah memasuki unit apartmentnya, ia segera membersihkan diri sebelum memesan makanan delivery yang sudah ia rencanakan sejak sore tadi di kantor.
Sebenarnya ia biasa memakan makanan catering, namun untuk malam ini ia sedang ingin makanan dari luar.
Setelah mandi Noah langsung memesan makanannya tanpa berpakaian terlebih dahulu, ia memilih duduk di ruang tengah sambil menonton tv. Tak berapa lama makanannya pun datang.
"Selamat malam p-pak i-ni pesanannya" Noah tahu apa yang membuat mbak-mbak pengantar makanan itu jadi mendadak gagap. Ia masih belum berpakaian dan hanya ada handuk yang melilit di pinggangnya, memperlihatkan otot-otot tubuhnya.
Pengantar makanan tersebut tampak salah tingkah dan merona. Noah mengambil makanan yang diulurkan perempuan itu.
"Terima kasih" ia memberikan uang untuk membayar makanan tersebut beserta tipsnya. Lalu menutup pintu tersebut tanpa memperdulikan mbak-mbak tersebut masih terpesona dengan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Sugar
Romance21+ Dua pasang anak muda yang kembali dipertemukan ketika sama-sama sudah dewasa dan mapan. Noah Eldrick Ghozalie, seorang professional photograper ternama, berusaha mengejar kembali mantan kekasihnya yang sekarang menjadi seorang model. Mencari ses...