Eps. 8 : Haku

4.9K 727 104
                                    

Sebelum mulai cerita, author cuma mau bilang ini author lewatin lajur waktunya, sekarang Shuri /    (y/n) dah 14 tahun ya.

============================================
Normal POV

"Hei, Shuri. Sebentar lagi festival musim panas, karena ulang tahunmu belum sempat dirayakan di musim semi kemarin. Bagaimana kalau kita merayakannya saat festival nanti?" tawar Uka sambil merapikan rak obat-obatan.

"Hmm... aku tidak peduli dengan ulang tahunku," jawab Shuri tetap fokus menghaluskan tanaman herbal. Shuri menggunakan kemampuan alkemisnya untuk membantu ekonomi keluarga Uka dan Ryoji. Sekarang Uka memiliki toko obat herbal, ia tidak lagi menjadi penjual dango.

Uka menoleh, ia langsung mengelus kepala Shuri. "Shuri, kamu itu masih kecil. Kamu masih boleh bersenang-senang kok...,"

Shuri termenung mendengar ucapan Uka. "L-lagipula Ryoji-ni sedang ada misi, jadi kita tidak bisa merayakan ulang tahunku tanpa dirinya," elak Shuri. Shuri tidak mau menyusahkan Uka dan Ryoji yang mau menampungnya dan menganggap dirinya bagian dari keluarga mereka.

"Huff, ya sudah... tapi untuk tahun ini, aku izinkan kamu mengikuti festival, Shuri," Uka memberi keringanan pada Shuri.

"Hal seperti itu sudah dapat menjadi hadiah ulang tahunku kok, Uka-san," Shuri tersenyum tulus.

"Baiklah, karena aku sudah selesai, aku akan berlatih pedang sekarang. Aku pergi ke hutan belakang rumah ya, Uka-san," pamit Shuri sambil mengambil katana. Shuri sudah membuat pernafasannya sendiri, yaitu pernafasan gerhana. Ya walaupun selama berlatih, Shuri cuma memakai katana biasa, bukan nichirin.

💮💮💮

Shuri / (y/n) POV

Sudah berapa lama ya... sejak tragedi itu? Tiga...setengah tahun? Uka dan Ryoji langsung pindah ke desa sebelah dan membawaku bersama mereka. Agar jejakku sebagai korban oni terhapuskan. Bagaimana reaksi Sabito, Makomo dan Giyuu ya? Semoga mereka tidak terlarut-larut dalam kesedihan karena aku.

Seperti biasa dalam berjalan menuju hutan, aku akan memikirkan banyak hal dan bernostalgia pada masa lalu.

Setelah sampai aku langsung berlatih dengan katanaku. Karena jurus-jurusku terlalu banyak menggunakan racun, aku selalu memperingati Uka-san dan Ryoji-ni untuk tidak sembarangan menyentuh katanaku. Untuk racunnya, aku meraciknya sendiri.

Aku terus berlatih sampai tiba-tiba.....

Srek...srek.....! Meow.......

Suara kucing....?

Aku langsung berlari ke asal suara. Disana aku menemukan seekor kucing yang terluka. Kuperhatikan kucing itu. Warna bulunya putih mulus dan memiliki warna mata hijau terang yang indah. Ternyata kakinya patah, yah walaupun aku tidak tahu sebabnya. Aku langsung menggendong kucing itu dan menamainya Haku. Aku segera berlari pulang ke rumah untuk mengobatinya.

 Aku segera berlari pulang ke rumah untuk mengobatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Tidak usah dipedulikan katananya ya...^-^)

💮💮💮

Normal POV

Sudah seminggu Shuri memelihara Haku. Makin hari Haku menjadi semakin manja dan menempel pada Shuri. Seakan-akan Shuri adalah catnip bagi kucing itu.

"Hei Shuri, malam ini sudah waktunya festival. Aku ingin memberimu sebuah baju yang cocok untuk festival nanti. Bagaimana kalau hari ini kita berbelanja?" Uka yang tiba-tiba muncul langsung menanyai Shuri yang sedang bermain bersama Haku.

".....tidak usah Uka-san. Aku masih mempunyai baju yang bagus dipakai di festival nanti kok," tolak Shuri dengan halus.

"Shuri, kamu itu sudah cukup membantu kami. Kita bisa mempunyai lebih banyak uang karenamu Shuri. Jadi biarkan aku membalas budi, apalagi dengan tabungan hasil penjualan obat yang segitu banyaknya, tidak akan berkurang hanya karena membeli satu set baju,"

Oke, Shuri kalah debat kali ini. Ia hanya termenung mendengar kata-kata Uka. Akhirnya ia mengangguk pasrah.

Uka langsung membawanya ke butik baju. Saat Shuri sedang memilih baju, Uka memilih menunggu diluar butik.

Puk..! Pundak Uka ditepuk oleh seseorang. Uka langsung menoleh, ternyata itu adalah Ryoji.

"Loh Ryoji, kenapa kamu disini?! Bukankah kamu sedang menjalani misi?" Uka terkejut melihat anaknya sudah pulang.

"Aku datang lebih cepat untuk merayakan festival bersama Shuri," ucap Ryoji pelan (lagi-lagi pake banget) sambil memalingkan wajahnya. Terlihat bahwa kupingnya bersemu merah.
//tuh kan kamu itu tsun.... // dipenggal Ryoji

"Ah, aku sudah selesai," Shuri keluar dengan pakaian yang ia pilih.

Uka dan Ryoji langsung terkejut melihat penampilan Shuri sekarang.

"A-ano, apakah ini tidak cocok untukku?"

Bersambung....

============================================
Gaje...
Gaje...
Gaje...
Huaaaa maafkan author kalo eps ini gaje (lagi).
Kayaknya author memang ga berbakat nulis cerita cuman pinter ngehalu doang.(T^T)

Jangan lupa vote dan comment. Vote kalian itu memberikan semangat untuk saya.

Bye bye

Kimetsu no Yaiba_KazokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang