Eps. 10 : Festival Musim Panas (bag. 2)

4.3K 666 77
                                    

The Last eps :


"Apakah furin ini milik-"

"SHURI...!?"

💮💮💮

Shuri / (y/n) POV

Suara ini... jangan-jangan....
Aku segera melihat muka orang yang kutabrak. "G-Giyuu...," aku tersenyum kecut. Kenapa dia ada disini? Rumah Urokodaki kan jauh dari sini tapi kenapa ia bisa disini?

"Shuri, kau.... kau masih hidup?!" Giyuu memegang pundakku, aku yang panik langsung berlari menjauh dari Giyuu. Giyuu sempat terkejut melihatku yang tiba-tiba berlari langsung mengejar.

Hah...hah....dulu aku kejar-kejaran sama Sabito, sekarang Giyuu habis ini apa aku akan dikejar Makomo...?, batinku frustasi. Aku menengok kebelakang, bocah papan triplek itu masih giat mengejarku. //Giyuu : Author, kamu minta dipenggal pake jurus keberapa? Lebih sakit lebih bagus// Author : Ampun bang...!!! (Kabur).

AAAAAAAAAA....!!!! Seseorang bantu aku kabur dari orang ini. Ah, ada kesempatan untuk kabur. Aku melihat ada stand kosong tanpa ada penjual, langsung aku bersembunyi disitu.

Huff.... . Aku bernafas lega. Sekarang tinggal menunggu Giyuu pergi dan untuk mengantisipasi terjadinya kejar-kejaran lagi, aku akan memakai topeng rubahku nanti.

Aku tersadar furin (yang sepertinya) milik Giyuu masih ada digenggamanku, sontak aku langsung tepuk dahi. Bagaimana cara mengembalikan ini? Ngomong-ngomong untuk apa ia membeli furin yang feminim seperti ini? Ah, mungkin untuk Makomo. Kalau untuk Makomo, alasan itu membuatku harus segera mengembalikannya.

Baiklah, aku akan menampakkan diri untuk mengembalikan furin ini. Aku keluar perlahan dari stand dan memandang sekitar. Giyuu....sudah tidak ada. Aku membuang nafas kasar.

Aaaaaaa, sudahlah masa bodo! Aku mau ketemu Uka-san dan Ryoji-ni aja. Aku memakai topeng rubahku. Sekali lagi aku menatap furin Giyuu yang masih digenggamanku. Setelah itu aku langsung kembali ke warung ramen dimana Uka dan Ryoji berada.

💮💮💮

Normal POV

Ryoji yang menikmati ramen langsung teralih perhatiannya melihat siluet gadis bersurai ungu dengan baju yang didominasi warna biru dan juga memakai topeng rubah.

"Hoi Shuri, darimana saja kau?" tanya Ryoji. "Kamu habis ngapain aja, kok keringetan kayak gitu?" sambung Ryoji melihat Shuri yang ngos-ngosan.

"Ahaha.... aku tadi sempat tersesat, karena panik aku langsung cari jalan sambil lari-lari," bohong Shuri. Kalau sampai Ryoji tahu bahwa ia bertemu dengan orang yang mengenalnya, Shuri yakin akan mendapat pidato gratis yang panjang, lebar dan ngeselin dari Ryoji.

"Dasar ceroboh," ejek Ryoji, membuat Shuri ingin melancarkan baku hantam pada pria yang ada didepannya itu. Sebelum Shuri sempat membalas ejekan Ryoji, Uka langsung mengajak Shuri makan ramen.

"Shuri, ayo makan ramen. Ramen diwarung ini enak lho...," tawar Uka. Shuri hanya mengangguk kecil dan langsung duduk disamping Uka, ia sedang malas duduk didekat Ryoji.

Sambil menunggu pesanan Shuri datang, Uka sedikit berbasa-basi. "Jadi kau hanya membeli topeng dan furin itu?".

Shuri tersentak pelan ketika Uka mengatakan bahwa furin itu dibelinya sendiri. Shuri segera mengangguk lagi walaupun sempat ragu untuk berbohong.

"Bisa aku meminjam serulingmu dan furin itu?" Uka bertanya sambil tersenyum lembut.

Walaupun Shuri tidak tahu apa yang akan Uka lakukan dengan seluring dan furinnya, Shuri tetap menyerahkan benda tersebut. Ternyata Uka memasang furin itu pada ujung seluring. "Taraa... sekarang ini menjadi lebih cantik," Uka memberikan kembali seluring itu pada Shuri.

Tepat setelah itu, pesanan Shuri datang. Sehabis menyelesaikan acara makan, mereka beranjak pulang ke rumah. Selama diperjalanan mereka tidak menyadari ada sepasang mata yang memandang licik.

"Darah langka paling tinggi....akan menjadi milikku malam ini...!"

Bersambung....

============================================
Hai, readers chan gimana double update author hari ini? Semoga kalian suka.

Jangan lupa vote dan comment, berilah sedikit gaji pada author yang telah berusaha keras ini (puppy eye)// digeplak Shuri.

Stay health and stay home....

Byebye...

Kimetsu no Yaiba_KazokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang