Normal POV
Saat ini Shuri sedang berada dikamar rawat trio kamaboko. Dia serius mendengar ocehan dan keluhan Zenitsu tentang susahnya pelatihan kali ini. Tanjirou ikut mendengarkan mereka dan terkadang ikut menanggapi. Sementara Inosuke hanya bergumam lirih penuh depresi.
"Hei bukankah ini sudah waktunya kalian latihan?" tanya Shuri yang mulai lelah mendengar ocehan Zenitsu.
"Ah, benar juga. Ayo kita pergi Inosuke, Zenit--"
"TIDAAAKKK...!!! AKU TIDAK MAU PERGI...!!!" teriak Zenitsu menolak ajakan Tanjirou.
"Sudahlah, Tanjirou. Mari kita pergi berdua...," ajak Shuri pasrah. Lagipula mereka akan ikut lagi setelah diberi 'motivasi' oleh Shinobu nanti, pikir Shuri.
"Tapi..."
"Tak apa-apa. Kita juga tidak memaksa mereka...," jelas Shuri. Tanjirou hanya bisa mengangguk dan mengikuti Shuri menuju aula latihan.
💮💮💮
"Hanya kau sendiri yang datang?! Mereka memang tidak bisa dipercaya..!!!" omel Aoi melihat Inosuke dan Zenitsu tidak ikut latihan.
"Ano, Aoi-chan aku ada disebelah sini lo...," sapa Shuri sambil mengangkat sebelah tangannya. Aoi hanya menatap sekilas Shuri dan kembali mengomel tentang Zenitsu dan Inosuke, sementara Tanjirou terus-terusan meminta maaf.
Setelah Aoi selesai mengomel, Shuri meminta ijin untuk mengikuti latihan. "Ano, Aoi...., Apakah aku boleh mengikuti latihan? Aku tidak ingin kemampuanku menumpul... ."
"Himawari-san boleh mengikutinya kok. Tapi pastikan anda tidak terlalu memaksakan diri, apalagi luka dileher anda belum sembuh," jawab Aoi.
Shuri mengangguk semangat. Aoi hendak berlalu sebelum dipanggil Shuri lagi, "Dan juga Aoi...! Kamu bisa memanggilku Shuri dan tidak usah menggunakan bahasa formal padaku..!"
Aoi tersenyum kecil dan mengangguk, setelah itu dia pergi entah kemana.
Shuri / (y/n) POV
Aku langsung memulai latihan. Aku diberi kesempatan langsung melawan Kanao. Dia sangat cepat, untunglah aku bisa lebih cepat darinya dan...
Tap!
Aku meletakkan gelas obat diatas kepalanya. Aku berhasil..! Walaupun aku tetap kelelahan, kekuatan Kanao memang tidak bisa diremehkan...!
Setelah ini aku akan kejar-kejaran dengannya. Dalam kejar-kejaran aku kalah, karena untuk berlari, luka di leherku langsung terasa perih sekali.
Waktu latihan sudah selesai. Tanjirou sedang berbicara dengan Sumi, Naho dan Kiyo. Mereka pasti sedang membicarakan pernapasan kosentrasi penuh.
Aku memutuskan kembali duluan. Aku menghampiri Tanjirou, "Tanjirou, aku duluan ya.. ."
Tanjirou mengangguk, "Selamat beristirahat, Himawari-san."
Aku berjalan melewati lorong panjang, mencari kamar rawatku. Setelah kejar-kejaran dengan Kanao, hal pertama yang ingin kulakukan adalah tidur dikasur rawat sambil memeluk Haku yang penuh dengan bulu lembut.
Ada seseorang lagi yang berjalan dari arah berlawanan. Aku tidak terlalu memperhatikan dirinya. Dipikiranku hanya dipenuhi keinginan ingin tidur secepatnya.
Tepat saat aku berpapasan dengannya, orang itu menggenggam lenganku. Aku menoleh sedikit kesal. Ketika melihat wajah orang yg menarikku, aku terkejut. Itu.... Giyuu.
Aku mulai bertanya canggung,"H-hai, ada apa? Apa kau sedang mencari Shinobu dan tersesat? A-aku bisa mengant--"
"Aku disini untuk menemuimu," jawabnya cepat dengan wajah serius.
"A-aku? Ada apa?" tanyaku kembali. Ada urusan apa dia ingin menemuiku?
"Aku ingin bertanya lagi, secara baik-baik.... tentang Sabito dan Makomo," jawabnya sambil menundukkan wajahnya. Tangannya masih mengenggam lenganku erat.
"Baiklah, t-tapi pertama bisakah kau melepas peganganmu dulu?" ujarku mengiyakan sambil menunjuk tangan Giyuu yang masih menggenggam lenganku.
"Maaf," ujarnya melepas pegangannya.
💮💮💮
"Jadi apa yang kau ingin bicarakan?" tanyaku memulai pembicaraan. Kami sekarang duduk dihalaman belakang.
Giyuu menunduk sebentar, dengan tatapan kosong khasnya dia menatap mataku. "Oyakata-sama menasihatiku untuk menyelesaikan kesalahpahaman antara kita. Jadi aku ingin menanyakan padamu, alasan dirimu malam itu melakukannya," jelasnya dengan nada datar. Walaupun begitu aku dapat merasakan ada sedikit kesedihan diucapannya.
Apakah aku bisa memberitahunya? Aku.... aku...tidak mau mengingatnya. Orang-orang yang kusayangi selalu menghilang...! Aku ga mau...!!
"Shuri?"
Panggilan Giyuu menyadarkan diriku dari lamunanku. Aku menatap manik biru tua didepanku. Mulutku ingin mengatakan kebenaran, tapi traumaku membuatku takut mengatakan yang sebenarnya.
"Aku..... masih belum bisa menceritakannya. Maaf, aku masih takut," jawabku. Tanpa sadar badanku mulai menggigil seperti orang ketakutan. Ingatan yang sangat ingin kupendam dalam-dalam itu..... . Hari dimana aku melakukan sebuah dosa besar dan membunuh temanku sendiri.... . Dadaku sesak dan aku merasa ada cairan bening dimataku yang siap tumpah kapan saja. Aku mati-matian menahannya
Giyuu hanya menatapku dengan sedikit sinar kekecewaan dimatanya. Dia tidak berucap apa-apa lagi. Akhirnya dia berdiri dan hendak berjalan pergi.
Giyuu sempat berhenti dan mengucapkan sesuatu padaku.
"Kutunggu hari dimana kau bisa menceritakan semuanya padaku. Bukan hanya tentang Sabito dan Makomo, tapi semua. Aku ingin mengetahui semuanya tentang dirimu."
Bersambung...
===========================================
Hei, Readers-chan!!!
Author come back! Sekarang kalian boleh panggil Author Sora, :3.... Bukan nama asli tentunya...Untuk jadwal updatenya masih belum jelas. Sora mau lihat-lihat dulu, jadi sekolah lagi atau masih daring nantinya.
Bagi kalian yang belum difollback ama Sora bilang ya~
Bye bye...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba_Kazoku
Fanfiction家族 Kazoku / Family Aku sangat mengharapkan kehangatan keluarga. Aku akan melakukan apa saja agar ada orang yang mau membagikan kasih sayang padaku.... jadi kumohon....seseorang..... bawa aku pergi dari sini..... Aku tidak ingin mati.... aku ingin hi...