Eps. 20 : Ujian Akhir (bag. 1)

3.2K 504 35
                                    

Tanjirou POV

Sudah setengah tahun aku berlatih bersama Sabito dan Makomo. Kali ini aku menantang Sabito lagi. Sekarang Sabito dan aku sama-sama menggunakan katana, bukan pedang kayu lagi. Diantara kami berdua, tampak Makomo melihat pertarungan kami.

Hari itu pertama kalinya.... pedangku mengenai Sabito sebelum dia yang menebasku lebih dahulu.

Setelah itu, topeng Sabito yang kutebas perlahan terjatuh, menampakkan sepasang mata biru tua yang memandang teduh dan tersenyum penuh kesedihan dan penuh kegembiraan.

"Kau harus menang Tanjirou, melawan orang itu juga..."

Saat aku tersadar, Sabito dan Makomo sudah menghilang dibalik kabut dan katana yang harusnya menebas topeng Sabito malah menebas batu besar dihadapanku.

💮💮💮

Normal POV

"Selamat, misi yang kuberikan kepada kalian berakhir dengan keberhasilan," Shuri menyambut Makomo dan Sabito yang menatapnya dengan mimik terkejut.

"Are? Apa ada yang aneh dengan penampilanku?" Shuri memiringkan kepalanya kebingungan.

"Shuri... kore wa omae?" tanya Sabito sambil menunjuk tidak percaya pada muka Shuri.

"Eh?"

"Shuri, se ga takaku natte iru na~. Sekarang kau terlihat benar-benar seperti wanita dewasa..." Makomo tersenyum senang sambil membandingkan tinggi Shuri dan dirinya dengan melambaikan tangan diatas kepalanya dan kepala Shuri.

(Note : Saat berumur 19 Shuri menggunakan penampilan anak berumur 16 tahun. Setelah berumur 21/sekarang Shuri menggunakan penampilan berumur 19 tahun)

"Hehe, mochiron..." Shuri tersenyum bangga. "Setelah tertidur aku pasti akan bertambah tinggi..."
//Author : Aku iri padamu, Shuri. Bisa tinggi cuma dengan tidur...:v//

"Demo, apakah Tanjirou bisa menang melawan oni itu ya? Leher makhluk itu kan sangat keras," Makomo mulai mengkhawatirkan Tanjirou yang akan mengikuti ujian akhir.

"Bisa kalah, bisa menang. Tapi, hanya ada satu kebenaran didepan kita yaitu, Tanjirou adalah orang yang bisa membelah batu paling keras sejauh ini..," jawab Sabito dengan penuh keyakinan.

Shuri tersenyum melihat mereka berdua, "Karena itu tidak usah khawatir, Makomo, Sabito. Aku akan memastikan bahwa Tanjirou menang." "Beristirahatlah dengan tenang sekarang," sambung Shuri sambil mulai meniup serulingnya.

"Kami mempercayaimu, Shuri," ucap Makomo sebelum akhirnya berubah menjadi kabut merah dan terhisap masuk kedalam seruling.

"...dan kami tidak pernah menyesal memilih jalan ini," lanjut Sabito sebelum ikut menjadi kabut merah dan terhisap kedalam seruling.

"Aku akan berusaha tidak gagal kali dan mengecewakan kalian, Makomo, Sabito," ucap Shuri percaya diri sambil menggenggam erat seruling putih dengan furin biru miliknya.

Bersambung....

============================================
Halo readers-chan, maafkan author yang ngilang selama seminggu ini. Author kehabisan ide, sehingga tidak bisa update-update (T^T). Tapi tetap saja ini adalah kesalahan Author yang mungkin membuat Readers-chan sakit hati. Jadi silahkan kalian hujat author dengan kutu kasur (maksudnya bangs*d), cicit serigala (maksudnya anj*ng), nenek moyangnya manusia (maksudnya mony*t), atau sinonimnya tupai (maksudnya bajing*n). Semua hujatan akan Author terima dengan lapang dada.

Jangan lupa vote dan comment (yang sepertinya mengkritik keamatiran author)

Stay health dimasa new normal saat ini

Bye bye...

⚠️Spoiler⚠️
Episode depan adalah petarungan Tanjirou dengan iblis yang ngebunuh Sabito dan Makomo. Di episode depan juga alasan Giyuu membenci Shuri akan terungkap.

Kimetsu no Yaiba_KazokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang