Eps. 23 : Ujian Akhir (bag. 4)

2.8K 448 22
                                    

Tanjirou POV

"Aku percaya kamu tidak akan kalah, Tanjirou... ."

Aku menoleh menuju asal suara. Disana seorang perempuan yang menggunakan topeng rubah biru tersenyum tulus padaku. Dibalik topengnya aku dapat merasakan tatapan penuh kelegaan. Beberapa saat kemudian gadis itu langsung meloncat tinggi dan menghilang.

Aku kembali fokus pada oni raksasa didepanku. Oni itu mengerahkan semua tangannya kearahku.

Srat! Srat!

Aku menebas semua tangannya. Tiba-tiba aku mencium bau aneh dari bawah tanah.

Hup..!

Aku langsung melompat ketika muncul banyak tangan dari tanah yang kupijak sebelumnya. Dengan salah satu tangan lainnya, oni itu menerjang kearahku. Aku menghindar dari serangannya dan...

Pernafasan Air : Jurus Pertama, Irisan Permukaan Air

Aku menebasnya..! Aku berhasil..!

Perlahan tubuh oni itu menjadi abu dan menghilang. Aku bisa mencium aroma kesedihan darinya. Aku menatap sendu tubuh oni itu yang mengulurkan tangannya padaku.

Aku menggenggam tangan yang diulurkannya dan aku berdoa untuknya.

Kami sama, di kehidupan selanjutnya jangan biarkan dirinya menjadi oni lagi...

💮💮💮

Normal POV

Shuri berjalan linglung mengikuti bau Ryoji yang diciumnya. Tangan kanannya memegang lengan kirinya yang tergores dahan wisteria. Ia merasa sangat pusing.

Ketika melihat kedepan, ia tersenyum. Ia berhasil menemukan sosok yang dicari-carinya. Setelah itu Shuri yang tidak bisa menahan kesadarannya lagi langsung ambruk, efek dari racun wisteria mulai terasa bagi oni sepertinya.

Ryoji yang berada didepan Shuri langsung melesat maju, menahan tubuh tak berdaya gadis itu.

"Kali ini kau berhasil menahannya. Kerja bagus... kau sudah boleh istirahat," ujar Ryoji sambil menggendong Shuri.

"Aku berhasil ya... . Aku... bisa menahannya kali ini, Ryoji-ni. Aku bukanlah gadis lemah lagi yang malah kehilangan kesadaran ketika harus menyelamatkan temannya yang berada di ujung tanduk. Aku-...aku bukanlah gadis lemah, cengeng dan.. hiks... tidak bisa diandalkan seperti dulu..," gumam Shuri mulai terisak digendongan Ryoji.

"Kau lebih kuat sekarang, Shuri..." ujar Ryoji sambil tersenyum lembut pada Shuri yang menangis di gendongannya.

"Aku berhasil... aku berhasil..." gumam Shuri terus-terusan sambil terisak, tapi sekarang sebuah senyuman penuh kemenangan terpatri di wajahnya.

Ryoji mulai berjalan pergi dengan Haku yang mengekor dibelakangnya.

💮💮💮

(7 Hari Kemudian)

Seorang pria yang menggunakan topeng tengu menatap gadis yang menggunakan topeng rubah biru didepannya.

"Apa urusanmu disini?" tanya Urokodaki dingin pada Shuri.

"Dendam mereka telah terbalaskan, Urokodaki-san," Shuri tersenyum.

"Aku juga ingin minta maaf. Aku tahu Urokodaki-san juga dendam padaku tentang Sabito  dan Makomo. Atto aku juga ikut campur pada pelatihan Tanjirou. Sumimasen...," sambung Shuri yang membungkukkan badannya kepada Urokodaki.

Urokodaki menghela nafas. Setelah itu dia membelakangi Shuri dan berkata, "Aku tidak pernah memiliki dendam padamu."

Shuri terkejut mendengar kata-kata Urokodaki. Bagaimana bisa guru dari orang yang dibunuhnya tidak memiliki dendam padanya?

"Aku tahu semua ini juga bukan keputusanmu, ini keputusan mereka. Sayangnya aku tidak bisa mengatakan ini pada Giyuu, anak itu sangat keras kepala. Aku juga berharap bahwa suatu hari, anak itu akan memaafkanmu," sambung Urokodaki memberi penjelasan.

"Arigatou...hontouni arigatou, Urokodaki-san mau memaafkanku...," Shuri kembali menundukkan kepalanya pada Urokodaki yang mulai berlalu meninggalkannya.

"Aku yakin Tanjirou bisa membuat Urokodaki-san bangga." Setelah mendengar kata itu, Urokodaki merasakan ia ridak dapat mencium aroma gadis itu lagi. Gadis itu kembali menghilang.

Urokodaki mulai berjalan menuju kediamannya. Disana dia dapat melihat Nezuko yang sedang memeluk Tanjirou.

Dia kembali...
Muridnya kembali dengan selamat...

Urokodaki yang terharu langsung memeluk mereka berdua. Matanya tidak dapat menahan air mata haru yang mulai mengalir.

"Akhirnya kau kembali..."

(Di tempat lain..)

Shuri tersenyum lembut menatap pemandangan didepannya. Tanjirou dan Nezuko mengingatkannya pada sesuatu memori kelam lainnya.

Seorang anak laki-laki yang selalu berusaha melindung adik perempuannya yang sakit. Mereka benar-benar mirip satu sama lain.

"Nee-chan..!" Shuri yakin ia mulai merasa mendengar suara mereka memanggilnya dengan nada ceria.

"Beristirahatlah dengan tenang, Akkun to Ai-chan mo..."

Bersambung....

============================================
Hai Readers-chan, di episode ini Author dah sisipin bumbu misteri baru... nguehehehe...
Penasaran gak? Penasaran?
Siapa ya Akkun dan Ai-chan yang dimaksud Shuri?

Jangan lupa vote dan comment

Stay health di masa new normal saat ini

Bye bye

Kimetsu no Yaiba_KazokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang