Eps. 33 : Pengadilan (bag. 1)

3K 409 53
                                    

Normal POV

Shuri mengerang pelan. Dia mencium bau manis yang membuatnya lapar. Perlahan dia membuka mata. Dia berada di markas pemburu iblis.

Mata Shuri terbelalak. Dia melihat didepannya ada Kagaya, dan kedua anaknya, Hinaki dan Nichika. Disana juga ada Sanemi yang menggoda Nezuko dengan darah miliknya.

Bau manis yang dirasakan Shuri adalah darah milik sang pilar angin. Shuri mulai kelaparan. Air liur mulai mengalir. Kuku miliknya mulai memanjang. Dan setelah itu dia mulai terbakar....

"Apa-apaan?!" ucap Pilar Suara, Uzui Tengen tidak percaya, karena sebelumnya Shuri baik-baik saja terkena sinar matahari.

"Dia terbakar?! Padahal sebelumnya...," ujar Pilar Ular, Iguro Obanai.

Shuri berusaha memutuskan ikatan tangannya. Setelah berhasil dia berusaha menemukan botol obatnya. Sayangnya dia tidak menemukannya, karena obat itu terjatuh ketika pertarungan semalam. Tubuh Shuri terus terbakar, sementara para pilar dibelakangnya bergumam tidak percaya apa yang terjadi pada gadis oni didepan mereka.

"Dari pada kalian terus berbicara yang tidak penting, lebih baik kalian melakukan sesuatu sebelum gadis itu hilang sepenuhnya," ucap Pilar Kabut, Tokito Muichiro. Ucapan Muichiro menyadarkan yang lain harus melakukan sesuatu pada Shuri sebelum dia terbakar sepenuhnya oleh matahari.

Giyuu melepas haorinya dan melemparnya kearah Shuri. Giyuu mendekat dan berbisik pada Shuri, "Gunakan ini untuk menutupi dirimu dari sinar matahari, kalau perlu kecilkan dirimu agar bisa tertutup sepenuhnya."

Shuri mengangguk kecil dan menerima haori milik Giyuu. Tubuhnya mengecil, menjadi tubuh anak berumur 10 tahun.

Shuri / (y/n) POV

Giyuu, apa dia sudah memaafkanku?

Aku memegang haori pemberiannya erat.

Tidak..! Aku harus kembali fokus pada Tanjirou dan Nezuko!

Aku memandang kedepan. Sanemi terus-terusan menekan Nezuko dengan darahnya. Tanjirou yang ingin melawan sudah ditahan oleh Obanai.

"Iguro-san, kau menekannya terlalu kuat. Longgarkan sedikit," ujar Shinobu pada Obanai.

"Jika kulonggarkan, bukankah aku yang malah diserang?" tolak Obanai.

"Kamado-kun, paru-parumu sedang ditekan. Jadi jika kau menggunakan nafasmu, pembuluh darahmu akan meledak," nasihat Shinobu pada Tanjirou yang berusaha keras memberontak.

"Pembuluh darahnya meledak! Itu akan menimbulkan suara yang elok!! Baiklah, ledakkan saja...!!!" ujar Uzui.

Apakah dia gila? Kalau begitu Tanjirou bisa meninggal atau paling ringan mengalami kelainan saraf!!! Semuanya sama saja berarti dia harus berhenti menjadi pemburu iblis!

"Kasihan sekali.... betapa lemahnya dan menyedihkannya anak ini. Namuamida Butsu...," ujar Pilar Batu, Himejima Gyomei.

Kalau kasihan ya ditolong, bego....!

Tanjirou masih keras kepala, bahkan sekarang dia bernafas keras-keras sambil berteriak.

"Tanjirou...! Baka, yamete...!!!" perintahku pada dirinya. Tanjirou tidak mendengarkanku, dia sudah berhasil memutuskan tali tangannya.

Giyuu kembali maju kedepan, dia menarik tangan Obanai. Tanjirou yang terbebas langsung mendekati Nezuko dan Sanemi.

"NEZUKO...!!!" panggil Tanjirou.

Nezuko yang mendengar panggilan kakaknya langsung tersadar kembali. Dia langsung mrngalihkan pandangannya dari lengan Sanemi yang mengalirkan darah. Tindakan Nezuko mengejutkan banyak orang. Aku menghela nafas lega.

"Apa yang terjadi?" tanya Kagaya pada anaknya.

"Wanita oni itu memalingkan pandangnnya. Meskipun Shinaguzawa-sama melukai dirinys tiga kali dan menyodorkan lengannya kehadapan Nezuko, Nezuko tetap menahan diri dan tidak menggigitnya," jawab salah satu dari anak Kagaya
(Maafkan Author karena g bisa bedain mana Hinaki, yang mana Nichika..T^T)

"Itulah bukti bahwa Nezuko tidak akan menyerang manusia," ucap keputusan final Kagaya. Terlihat Sanemi dan Obanai kesal akan keputusan itu. Obanai menepis tangan Giyuu. Dia mengucapkan dengan nada marah, "Apa yang kau lakukan, Tomioka?"

"Tanjirou, walaupun buktinya sudah jelas. Kemungkinan masih ada orang yang tidak setuju tentang Nezuko."

"Kau dan Nezuko bisa cukup berguna untuk bertarung bersama pemburu iblis. Mulai saat ini, kau hanya perlu membuktikan bahwa kau dan Nezuko mengalahkan ke-12 iblis bulan. Jika kau melakukannya, maka semuanya akan mengakuimu. Dan keraguan akan perkataanmu dapat berubah Tanjirou." ujar Kagaya dengan nada lembut pada Tanjirou.

"Saya dan Nezuko akan mengalahkan Kibutsuji Muzan!! Saya dan Nezuko pasti akan berjuang dan memutuskan rantai penderitaan ini!!!" ujar Tanjirou dengan volume tinggi.

"Kau tidak bisa mengalahkannya dengan keadaanmu yang sekarang, Tanjirou. Jadi pertama-pertama, cobalah kalahkan salah satu dari ke-12 iblis bulan," ujar Kagaya sambil melemparkan senyuman hangat.

Muka Tanjirou merah padam dibakar malu. "H-ha'i, Oyakata-sama."

Semua pilar tampak menahan tawa mereka, termasuk Shinobu.

Semua pilar tampak menahan tawa mereka, termasuk Shinobu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Plis bang Uzui, mukanya dikendalikan..)

Setelah memberikan beberapa nasihat lagi kepada Tanjirou, Kagaya membiarkan Tanjirou dan Nezuko dibawa oleh para kakushi ke kediaman kupu-kupu.

"Sekarang, adalah waktu untuk menginterogasi Hana Akuma, Ao Kitsune, Shimura (y/n) atau yang perlu disebut.... Himawari Shuri."

Ou Shit, here we go again...

Bersambung....

============================================
Yey, akhirnya selesai juga update tiga eps sekaligus.... . Kenapa? Soalnya hari ini Author ultah...!!! (Niup terompet). Ya anggaplah karena Author ultah, Readers jadi dapat rejeki juga. Wkwkwk

Jangan lupa vote dan comment

Stay health karena kalo kalian ngilang siapa yang mau baca karya Author? (Paan si thor?)

Bye bye...

Kimetsu no Yaiba_KazokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang