Eps. 42 : Kendali

1.2K 169 39
                                    

Yap, anggap saja gambar diatas adalah "Shuri Asli"

Normal POV

Ini... bau busuk oni...!!!

Bagaimana bisa...? Apa jangan-jangan.... sama seperti Nezuko dulu? Kalau begitu aku harus bisa menyadarkannya......

Batin Tanjirou berkecamuk melihat keadaan didepannya.

Gadis bermarga Himawari itu menatap kosong Inosuke didepannya. Tanpa kata apa-apa, dia mendorong Inosuke.

Inosuke yang sudah cukup kelelahan terdorong kebelakang karena terkejut.

Belum sempat Inosuke mencari pijakan, Shuri sudah melesat mengeluarkan pernafasan gerhana.

"Pernafasan Gerhana, jurus kesembilan : Kerakusan Naga."

Inosuke dengan instingnya yang kuat berhasil menghindar dari tusukan Shuri, walaupun pundaknya menjadi korban.

Serangan itu tadi mengincar jantungku, untung berhasil kuhindari.

Baru saja Inosuke mau membalas serangan Shuri, tiba-tiba tubuhnya menjadi lumpuh.

"Pernafasan Gerhana, jurus keempat : Bulan Penumbra."

Dia menggunakan dua jurus sekaligus?!

Shuri tidak melanjutkan menyerang Inosuke. Dia langsung mendekati Akaza dan Rengoku.

Tanpa basa basi dia memotong kedua tangan Akaza.

"KAU?! APA YANG KAU LAKUKAN ?!" ujar Akaza tidak terima.

Rengoku jatuh terduduk sambil memegangi luka di perutnya. Dia menatap Shuri dengan tatapan kebingungan.

"Tuan memerintahkanku untuk membantumu. Pergilah sekarang. Aku yang akan mengurus sang pilar matahari," jawab Shuri datar tanpa emosi apapun.

"JANGAN REMEHKAN AKU, SEBENTAR LAGI AKU BISA MENGHABISINYA...!!! AKU TIDAK PERLU BANTUAN DARI ONI YANG BARU MENGABDI KEPADA TUAN SEKARANG....!!!!"

Mengabdi? Apa maksudnya? Jangan-jangan selama ini.... Tidak-tidak, oni itu mengatakan 'baru mengabdi sekarang'. Kalau begitu, Himawari-san baru dikendalikan kutukan darah sekarang. Namun apa penyebabnya, kenapa sekarang Himawari-san tidak bisa melawan kutukannya? Apa yang membuat Himawari-san selama ini bisa menolak perintah Muzan?

"Matahari sebentar lagi terbit, berhenti merengek. Apa kau ingin lenyap terbakar, Akaza?" ancam Shuri dengan tatapan penuh intimidasi.

Akaza hanya bisa mendecih. Memang dari awal, keadaannya sudah berada diujung tanduk. Akhirnya dia memilih pergi dari sana.

Tanjirou mengumpulkan sisa kekuatannya dan mengejar Akaza, lalu melempar nichirin nya. Nichirin itu melesat dan menusuk dada Akaza.

Akaza terlihat sangat kesal, namun dia tetap melanjutkan melarikan diri.

Tanjirou kembali memperhatikan Shuri dan Rengoku.

Ketika Shuri mengangkat tangannya dan mengarahkannya pada Rengoku...

"Tunggu, Himawari-san....!!!"

Kimetsu no Yaiba_KazokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang