Lembar yang belum selesai

17 2 0
                                    

"Sekilas garam dan gula nampak sama bukan? Tapi rasalah yang membuat keduanya berbeda"

- Bella

****

Ceklek.


"Asalamualaikum"

"Tataaa" teriak gadis kecil yang langsung memeluk kaki daren.

"Waalaikum salam, eh kakak udah pulang dari camping nya? Gimana seru ga kak?" tanya sisil bunda nya daren.

"Iya bun udah, seru ko cuma kakak cape aja"

"Etta kangen tata"

"kakak juga kangen etta ko" ucap cowo itu yang langsung mensejajarkan  tubuhnya dengan gadis berusia lima tahunan itu dan menangkup pipi tembem adiknya.

"Etta lepasin kakak, biarin kakak nya istirahat dulu ya kasian kakak kamu pasti cape ya"

"Yaudah deh, tata pelgi cana" ucap nya cemberut  langsung melepas pelukan pada sang kakak.

"Yaudah deh bun, kakak kekamar dulu mau istirahat" ucap cowo itu yang langsung beranjak menuju kamarnya.

"Jangan lupa nanti makan malem ka" teriak sisil yang masih di dengar oleh anak sulung nya itu.

Daren memasuki kamar nya dan langsung merebahkan tubuh di ranjang kesayangan nya itu, entah lah dirinya mungkin lelah sepulang dari acara camping itu.

Mata nya perlahan menutup berusaha menenangkan pikiran nya yang kacau entah kenapa, Namun saat dia menutup mata kian gambaran gadis yang nama nya selalu dia simpan dari beberapa tahun lalu muncull dengan senyum manis yang selalu membuat pertahanan cowo itu runtuh seketika, sontak dia pun langsung membuka matanya menyadarkan dia jika yang barusan dia lihat hanya ekspetasi nya saja bukan realita.

"Huh"

"Gue pengen liat senyum lo lagi ra" gumam nya

"KAK CEPET TURUN MAKAN MALAM UDAH SIAP NIH" teriak sisil dari bawah

"IYAA BUN TUNGGU BENTAR" teriak pria itu yang langsung beranjak ke kamar mandi dan membersihkan diri.

Selang beberapa menit, Daren sudah siap dengan kaos abu abu dan celana kolor hitam nya, tak mau buat bunda nya berteriak teriak lagi dia pun langsung melangkahkan kakinya ke bawah menuju meja makan.

"Lama amat kakak ni ya" omel sisil saat putra sulungnya sudah mendudukan bokongnya di kursi.

"Maap bun, Kecapean kayaknya kakak"

"Huuuu tata di malahin bundaa"

"Apa sih nimrung aja bocah"

"Bundaaa liat tata jahatin etaa"

"Dasar bocah"

"Sudah sudah lebih baik kita mulai makan aja"

***

"Kakak mau kemana pagi pagi buta gini?"tanya sisil saat liat anak sulung nya itu sudah rapi di pagi hari pasal nya ini hari minggu,biasanya masih nemplok sama kasur tu anak.

Destiny, Why me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang