Faktanya

34 0 0
                                    

"Bagian hidup yang menyakitkan adalah bagian takdir yang sedang merencanakan sebuah kebahagiaan"

- Shakka

***

Lauren dan sakka duduk berhadapan di rooftop di sekolah nya.

"Sekarang gue mau lo jelasin semuanya plis!!"

"Hummft"

___

Flasback.

Lauren dan rizi duduk berdua di taman yang sering mereka kunjungi, keduanya sibuk tertawa satu sama lain, bahkan tawa mereka seolah tawa terbahagia dari keduanya.

"Hayoo"

Lauren dan rizi langsung menoleh ke arah sumber suara itu. Mereka melihat seorang anak laki laki yang mungkin baru berusia 4 tahunan itu ada di depan mereka dengan tersenyum guyon.

"Eh hai adik kecil" sapa lauren yang langsung beranjak dan mensejajarkan tubuhnya dengan anak kecil itu. Di ikuti oleh rizi.

"Nama kamu siapa dek, disini sama siapa?" tanya rizi sambil membelai halus rambut legam hitam itu lembut.

"Nama atu geli, atu kecini cali tata atu"

"Oh nama kamu geri, emang kaka kamu ke mana?"

"Tata malah cama aku dia pelgi dali lumah, geli mau cali tata"

"Geri sendiri aja?" tanya lauren

"Iye cendili, ta tata liat tata geli gak?"

"Kaka kamu emang siapa?"

"Cama kaya tata ko"

Lauren dan daren mengerutkan kening tak paham.

"Kalo gitu kita bantu cari kaka kamu aja ya"

"Acikk yaudah deh ta"

Lauren dan rizi langsung tersenyum satu sama lain dan langsung mengemngam masing masing tangan geri kecil itu. Lalu mulai mencari kaka nya itu.

Beberapa jam tak menemukan apa yang mereka cari geri kecil itu tak pernah lelah sedikitpun mencari sang kakak yang sebenar nya dari tadi si kakak bocah itu ada namun bersembunyi dari adik nya, dan memperhatikan adik nya itu dengan seksama.

"Geri mau istirahat dulu? Dari tadi gak istirahat entar cape" tanpa lembut lauren pada geri kecil.

"Geli ngak cape to, geli mau tata geli ketemu" ucap bocah itu.

Sadri yang mendengar ucapan adik nya tertegun di balik pohon besar tempat dia bersembunyi.

"Kenapa lo sayang gue ger padahal gue selalu jahat ama lo" batin sadri yang terus memperhatikan adiknya itu.

"Geri mending kita pulang aja dulu ya? Besok cari kakak kamu lagi kamu belom makan loh"

"Yaudah deh kalo gitu"

Destiny, Why me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang