Tak Terduga

18 2 0
                                    

"Rasa sakit yang di pupuk menjadi dendam membuat seseorang kehilangan rasa takut."

- Lala

***

Lauren tengah duduk di sisi ranjang uks dengan bella yang ada di sisinya, mereka tengah mengigil kedinginan. Lain hal nya dengan dua cowo yang duduk santai sambil menyeruput kopi panas di ranjang sebelah dua gadis itu.

"Ini tu gara gara sahabat kesrek lo pada tau gak!" bentak lauren sewot memecah keheningan dari tadi.

"Ko jadi sahabat gue yang di salahin sih, lo juga salah kali!" bentak daren tak kalah sewot

"Ko jadi gue sih, mata lo buta apa hah lo tadi gak liat sahabat lo itu maen siram siram gue ama sahabat gue"

"Bacotttt"

"Lo manusia apa bukan sih! Lo terlalu nyebelin buat di sebut manusia"

"Yaudah kalo gitu gue 'malaikat' lo mau apa!"

"Hah malaikat! Ngimpi lo modelan gini di bilang malaikat kagak ada baik baiknya lo ma!"

"Lo mau tau malaikat apa hah! Malaikat pencabut nyawa lo!!"

"Ohh gue gak takutt, asal lo tau aja sebelum lo cabut nyawa gue, gie duluan udah cincang tubuh lo dan gue lempar tu daging ke mulut buaya!"

"Oh ya masaa?? Uuhh takut tu!" ejek cowo itu.

"Liat aja lo"

"Oh ya masa"

"Lo berdua cocok deh sama sama aneh" sahut kompak reza dan bella.

"NGAK SUDI!" ucap keduanya

"Kemakan omongan gue ketawa paling depan" sahut kompak reza dan bella lagi.

"Ciee kompak nii kayak nya bakal ada udang di balik bakwan ni" goda lauren

"NGAKK!" ucap kompak keduanya lagi.

"Haahaha muka lo pada aneh" kali ini daren yang menyahuti.

"Gue ke kelas duluan aja bell, bosen liat muka kusut tu orang" ucap lauren yang beranjang sambil melirik ke arah daren.

"Emang gue mau liat muka lo hah, PD amat lo!"

"Cih kesindir orang belum tentu gue ke lo"

"Serah lo mak lampir!"

"Oh"

/Flassback

Setelah lauren, gadis itu nyungsep, dia langsung berlari ke arah bella dengan raut wajah datar. Ralat wajah tanpa dosa

Semua yang di sana menatap pongo pada gadis itu, namun yang terjadi adalah acara tuduh menuduh alias adu bacot lagi bella dan Reza.

Sam yang kesal melihat itu, tanpa basa basi mengguyur mereka yang di sana dengan genangan air yang berada di ember sebelah tong sampah.

Destiny, Why me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang