"Kau tau? Sejujurnya aku begitu iri dengan gadis di luaran sana yang bisa merasakan bagaimana peluk menenagkan dari seorang ayah"
- Lala
***
"Lo yakin gak mau bareng gue la?" tanya bella yang sudah anteng naik di atas si gleny.
"Engakk bellla cuantikkk kaya badaii, berapa kali gue udah bilang si"
"Yaudah deh kalo gitu lo hati hati di jalan nya lau, gue duluann dadahh jan rinduu ya beurattt tau" teriak gadis itu yang sudah melenggang pergi melajukan motornya.
"Idihhh ngak bakalan gue rinduu cacing kremi kayak lo"teriak lauren yang tak di dengar oleh sahabatnya itu
Kaki gadis itu kini sudah berjalan di atas trotoar jalan sendirian berhubung hari juga udah mulai sore jadi gak banyak orang yang lewat dan sepeda ontel yang selalu ia kenakan ban nya kempes jadi mau tak mau dia berjalan kaki.
Sebenar nya sih dia bisa aja nerima ajakan bella tadi tapi dia merasa ngak enak hati selalu minta di anterin terus menerus sama sahabatnya itu. Tapi memang dasarnya saja sih dia sengaja ngak mau minta bella anterin karena dia mau melakukan sesuatu, bisa bisa sahabat nya itu ceramah panjang kali lebar kalo tau apa yang di lakukan nya.
Byurrr
Hujan deras langsung menguyur kota sore itu bukan nya kesel gadis itu malah menerbit kan senyum manis, buru buru dirinya meneduh dan mencari tempat biasanya untuk mengganti seragam nya itu dengan baju biasa.
Tak selang lama dia balik lagi dengan baju biasa yang kini ia kenakan dan sebuah payung berukuran besar yang selalu dia simpan di tempat dia ganti baju.
Kaki nya melangkah ke depan banyak orang yang saling berteduh sambil membawa payung berukuran besar itu dan tas sekolah nya ia biarkan tergeletak di tempat tadi ia mengganti pakaian nya.
"Pak, bu, ojek payung nya silahkan" sahut nya ramah pada orang yang sedang meneduh tapi tak ada satupun yang menghiraukan nya. Tapi dirinya tak menyerah begitu saja dia langsung berkeliling menawarkan jasa ojek payung nya di tengah hujan deras nan dingin itu.
"Ayo kak ojek payung nya silahkan"
"Bu mari bu ojek payung nya silah kan"
"Mas mari ojek payung nya silah kan" ucap nya berkali kali tanpa henti sambil terus lontang lanting.
"Ayo bu mari silahkan"
"Mari kak ojek payung nya"
"Humhttf" merasa lelah tak ada yang menerima jasa ojek payung nya dia pun duduk sejenak di kursi kayu yang tampak agak basah terkena cipratan air hujan itu.
"Permisi, mba ojek payung? Kalo iya saya mau minta jasanya, saya mau di antar ke kedai di sebrang sana mba, boleh?"
"Oh iya iya ayo bu"
Sontak lauren langsung semangat dan membuka payung nya dan mengantar wanita paruh baya itu ke kedai sebrang jalan."Makasih mba, ini uang nya kembalian nya ambil aja mba saya permisi dulu ya" ucap wanita paruh baya itu yang langsung melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny, Why me?
Novela JuvenilSeorang gadis remaja yang ingin lepas dari jeratan masalalu ya, dimana hal itu seperti rantai yang membelenggu hingga ia harus pergi sejauh mungkin agar bisa lari dari semua itu. Sebuah pertemuan tanpa diduga membuatnya harus mengenal pria berwajah...