"Ternyata benar bukan salah mu jika aku tersakiti. Ini ulah ku yang terus memaksakan hati pada manusia tak tau diri"
- Lyra
***
Sampai di taman belakang sekolah daren langsung bergegas lari menuju ke arah lyra yang tampak terkulai di pangkuan sam dengan busa yang mengalir di mulutnya nya dan darah segar yang ssmpat berhenti karena kain yang di ikat di pergelangan tangan gadis itu.
Tanpa pikir panjang lagi daren mengendong lyra, sam tak banyak bicara hanya mengekor dari belakang.
Sesudah memasukan lyra ke dalam mobil dan sam yang sudah ada di sebelahnya tanpa takut langsung melajukan mobilnya dngan kecepatan di atas rata rata. Sampai di rumah sakit tak lama dari sepuluh menit kebut kebutan di jalan.
Seperti orang kesetanan daren mengedong lyra keluar dan masuk ke dalam rumah sakit lalu berteriak tak jelas di sana. Membuat sedikit pasien merasa risih.
Dia juga tak menghiraukan ucapan suster yang memperingatinya jngan berteriak. Yang dia mau gadis itu segera mendapat penanganan segera. Melihat kondisi daren seperti itu sam langsung menghubungi dokter segera dan lyra langsung di bawa ke ruang UGD.
Menunggu dengan gusar di luar daren sibuk mondar mandir sesekali dia meniju tembok rumah sakit meski sudah beberapa kali di tegur tapi gak ia gubris sama sekali.
Ceklek.
"Gimna dok keadaan dia? Apa baik baik aja? Apa ada luka serius? Apa nyawanya ngak apa papa?"
"Tenang dulu ren"
"Gini mas racun dalam dirinya sudah menyebar meski sudah di beri obat penawarnya ia akan tak sadarkan diri bebarapa hari kedepan di tambah luka sayatan di tangan nya yang cukup dalam membuatnya sedikit kehilangan darah"
"Jadi gimna dok?"
"Sementara waktu dia di rawat di sini dan paling cepat dia sadar kemungkinan nya sekitar dua atau tiga hari kedepan, kalian boleh mejenguk nya jika mau asal jangan berisik"
Tak mendengar ucapan dokter itu terlalu lama daren langsung menerobos masuk ke dalam dan duduk di tepi ranjang gadis yang tengah tertidur pulas dengan wajah pias dan menggengam tangan mungil itu lembut seakan akan itu akan memberi nya luka jika terlalu keras ia gengam.
Melihat sahabatnya yang begitu cemas sam tak bisa berbuat banyak selain hanya bisa bernapas pasrah. Meski ingin memaki dan membentak sahabatnya itu, bagaimana bisa dia berlaku begitu manis pada gadis itu tapi pada lauren dia perlakukan seolah olah lauren tak punya perasaan tapi bagaimanapun ia teringat perkataan adiknya.
Sam berdiri di samping pria yang tengah begitu sibuk dengan dunianya sendiri, sam memandang daren lekat.
"Gue kabarin anak anak dulu ren" ucap sam pada akhirnya setelah beberapa saat di landa hening.
"Hm"
Karung beras;(
Lang kerumah sakit sekarang.Rumah sakit perwira.
Rezanjing((
Za, kerumah sakit sekarang.
Rumah sakit perwira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny, Why me?
Teen FictionSeorang gadis remaja yang ingin lepas dari jeratan masalalu ya, dimana hal itu seperti rantai yang membelenggu hingga ia harus pergi sejauh mungkin agar bisa lari dari semua itu. Sebuah pertemuan tanpa diduga membuatnya harus mengenal pria berwajah...