"Setelah datang menciptakan banyak luka, kini kau hanya kian menambah duka itu yang membuatku ragu, apakah dirimu itu benar benar manusia ?"
- Lala
***
"D-dia"
"Sebenarnya ini ada apasih! Gue gak mau tau pokoknya lo harus jelasin sejelas jelas nya.
___
"Hummmft ya"
"SE-KA-RANG RIZI!!"
"Di kamar lo aja gue gak mau tante sama om tau"
"Huh yaudah buruan"
Mereka pergi lagi ke kamar gadis itu lalu mengunci pintu nya. Duduk bersebelahan di kursi kamar bella. Pikiran gadis itu sudah bendung dengan tanda tanya.
Apa? Gimana? Mengapa? Itulah yang terus muncul memenuhi benak nya saat ini sementara pri itu juga kalut dengan pemikiran nya, gadis yang selama ini dia cari cari yang masih menjadi ratu di hatinya tadi ada di depan matanya namun kenapa tubuhnya seolah kaku saat inggin menghampiri si pemilik ruang hati.
"Nah sekarang gue mau lo jelasin sejelas jelas nya,lo kenal sama sahabat gue? Gimana? Kok bisa?"
"Diem dulu"
"Iyaudahh buruan makanya!!"
"Hummftt"
____
Flasback
Murid murid berhamburan kian memasuki satu ruangan yang memang sudah di sediakan untuk acara mos saat itu. Lauren duduk menunduk dengan raut wajah datarnya, sebagian ada yang mencoba mendekati gadis itu namun lagi lagi tak ada respon dari si gadis meski sudah banyak yang ingin berteman dengan nya karena rumor dia murid segudang prestsi dari sekolah dasar dulu, namun raut wajah nya tak pernah berekspresi sama sekali.
Mereka yang mencoba berteman namun tak mendapat respon juga mulai menyebar rumor tak ayal tentang gadis itu, bahkan rumor itu sendiri sudah sampai di telinga lauren sendiri, mendengar itu dirinya kian menutup diri lebih dalam lagi.
Tanpa dia sadari ada sebuah manik hitam pekat menatap dia dengan seksama. Di saat yang lain mengunjing nya pria itu masih tak percaya akan rumor itu, karena dia sendiri yang melihat gadis itu tersenyum manis saat ada di sebuah pemakaman entah makam siapa itu.
Namun saat dirinya kian di juluki 'mysterious girl' ada satu gadis yang dari dulu selalu ingin berteman dengan nya, bahkan bukan hanya beberapa kali mungkin sudah tak terhitung lagi bagaimana keras nya gadis itu ingin berteman meski sekuat dia mencoba sekuat itu juga lauren mengabaikan nya.
"Hai"
"Hai"
"Kamu udah sarapan?"
"Aku bawa sarapan, kebetulan mama aku bawanya banyak, kamu mau? Kita makan sama sama ya"
"Hai"
"Kenalan dong"
"Pliss aku ingin jadi teman kamu"
Ucapan itu berhasil membuat lauren menoleh pada si gadis dengan wajah datar nya."Pergi!"
"Kenapa?"
"Kenapa harus pergi? Aku mau temenan sama kamu,, aku mau jadi sahabat kamu bukan karena kamu pintar tapi karena kamu memang baik aku tau itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny, Why me?
Teen FictionSeorang gadis remaja yang ingin lepas dari jeratan masalalu ya, dimana hal itu seperti rantai yang membelenggu hingga ia harus pergi sejauh mungkin agar bisa lari dari semua itu. Sebuah pertemuan tanpa diduga membuatnya harus mengenal pria berwajah...