"Sesuatu yang tulus tidak berada dalam sebuah cerita yang berakhir mulus"
- Alparizi
***
Aldi duduk di sofa ruang keluarga, sesekali dia melirik arloji yang melingkar di tangan nya, hari sudah mulai mengelap meski hujan sudah reda. Entahlah ada sesuatu yang mebuat hatinya gusar saat ini.
Kenapa anak itu belum pulangg, batinnya
"Mas kenapa? Kok mukanya risau amat?"
"Engak lagi ada banyak pikiran aja di kantor" elak pria paruh baya itu.
"Jangan terlalu di pikirin mas nanti darah tinggi nya naik"
"Iya iya nadine ku"
"Asalamualaikum" lauren berucap salam saat memasuki rumah nya, membuat dua paruh baya itu menatap nya.
"Dari mana aja kamu hah!!"
"Udah mas nanti darah tinggi nya naik lo"
"Jam segini baru pulangg!! Kalo mau bebas keluyuran silahkan pergi dari rumah saya!! Saya malu punya anak kaya kamu!!"
Bukan nya dari dulu aku gak pernah di anggap kenapa mesti malu? Batinya
"Ngak keluruyan ko yah, Lala tadi simpan buku dulu ke perpus jadi pulang nya telat"
"Alesan!!"
"Emm Ayah udah makan belom? Mau Lala masakin gak?"
"Jngan kan makan liat muka kamu aja saya eneg !!"
"Yaudah kalo gitu lala masuk ke kamar dulu ya yah"
Lauren melngkah kan kaki nya menuju kamar ternyaman nya selama ini, setiap datang kerumah dia berharap mendapat sebuah pelukan. Tapi lagi lagi kenyataan kembali menghantamnya keras.
Dia meletakan tas nya kasar di atas kasur setelah mengunci pintu kamar. Dirinya berjalan kearah meja riasnya menatap pantulan dirinya sendiri.
Lauren kecil berlari takut saat gara mengejar nya dengan membawa ular mainan, tanpa sengaja dia menabrak vas bunga di ruang tengah hingga pecah.
Prenggg
Seisi rumah langsung berlari kearah asal suara, lauren yang tak sengaja memecahkan vas itu sudah menunduk takut. Dengan tangan yang terus bergetar.
"ASTAGA!!! KENAPA KAMU PECAHIN VAS NYA HAH!! ITU SANGAT MAHAL HARGANYA SEUMUR HIDUPUN KAMU GAK BAKALAN BISA GANTII!!"
Mendengar bentakan nadine, lauren kecil menangis dalam diam.
"Dasar anak pembawa sialll!! Mati aja kamu!!"
"Bunda gak boleh bicara gitu gak baik" ucap lauren kecil yang masih menundukan kepala nya.
"Bunda bunda saya bukan ibu kamu, ibu kamu udah mati!!"
Hiks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny, Why me?
Teen FictionSeorang gadis remaja yang ingin lepas dari jeratan masalalu ya, dimana hal itu seperti rantai yang membelenggu hingga ia harus pergi sejauh mungkin agar bisa lari dari semua itu. Sebuah pertemuan tanpa diduga membuatnya harus mengenal pria berwajah...