"Cinta, kata menjijikan itu bisa membuat logika mati hanya karena perihal sebuah rasa"
***
Lauren berjalan di atas trotoar, kaki nya menyusuri jalanan sepi itu sesekali menikmati semilir angin sore yang menerpa wajah nya, wajah nya tampak damai seperti tak pernah ada beban sekalipun. Selama dia hidup
Tolongggg
Tolonggg
Terdengar suara pekikkan yang lauren kenal betul siapa pemilik suara itu, tanpa menunggu apapun lagi lauren langsung berlari mencari cari asal suara itu,saat sudah hampir beberap meter dia berlari matanya tertuju pada wanita paruh baya yang kaki nya tertancap pcahan kaca yang membuat darah segar mengalir dari sana duduk di tengah jalan dengan meraung kesakitan sambil meminta tolong tapi tak ada satu pun yang menolongnya karena jalanan sore itu sepi tak ada pejalan kaki satu pun.
Lauren tiba di sana dengan napas yang tersegel, keringat bercucuran dari pelipis wajah nya.
"Bunda, Bunda gak papa?"
"Bukan urusan kamu!!"
"Bun ayo lala bantu"
"Mingir saya gak perlu bantuan kamu, kamu cuma anak pembawa sial yang merusak bahagia saya!!!"
"Maap bun"
"Maap mu tak berguna!"
Tapi meski di caci maki lauren dengan cekatan hendak memapah tubuh nadine yang sulit untuk berjalan namun lagi lagi nadine mendorong tubuh lauren hingga terjatuh.
"Pergi!! Saya ngak sudi di pegang sama pembawa sial kaya kamu!!"
Tidd,,,,
Tidddddiddd,,,,,
Tiddddd,,
Tididdd,,,
Suara klakson mobil mengalihkan pandangn mreka berdua, tanpa menunggu jawaban nadine lauren langsung membantuu nadine berdiri tapi suara klakson mobil itu semakin dekat dan lauren tak punya pilihan ia ingin nadine selamat hingga susah payah di mendorong tubuh nadine ketepi.
BRUKKkk
Saat lauren selesai mendorong nadine dia hendak melangkah kan kaki menuju tempat wanita paruh baya itu namun belum lagkah pertama dia capai tubuhnya sudah terbanting keras ke udara tak lama tubuh nya itu denngan keras menghantam aspal hingga kepala nya bocor dan darah segar terus mengalir di plipis nya tanpa henti,
Nadine yang melihat kejadian itu tubuhnya kaku seolah mati rasa,air mata sudah banjir di wajah nya entah dari kapan dia merangkak menuju gadis dengan genangan darah di tubuhnya, dia terus merangkak melawan sakit di kaki nya mulut nya sudah tak bisa berkata lagi, dadanya sesak sakan akan dia terhimpit sesuatu.
"Lauren"
"Laurenn anak bunda" ucap nya parau saat di depan gadis yang tergeletak dengan genangan darah.
"Bu..bun-nda" ucap nya terbata bata sambil jemari lentik nya mengusap wajah nadine lembut.
"Iya nak iya ini bunda nak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny, Why me?
Teen FictionSeorang gadis remaja yang ingin lepas dari jeratan masalalu ya, dimana hal itu seperti rantai yang membelenggu hingga ia harus pergi sejauh mungkin agar bisa lari dari semua itu. Sebuah pertemuan tanpa diduga membuatnya harus mengenal pria berwajah...