Seseorang dengan lukanya

19 0 0
                                    

"Terkadang dia yang tak pernah terlihat adalah dia yang menyimpan rada peduli melebihi siapapun"

***

Seorang pria bertubuh tegap dengan muka yang datar serta memakai kaos oblong berwarna biru tua itu duduk di tepi ranjang nya sambil memegang sebuah poto yang selalu ia cetak dan ambil diam diam dari beberapa bulan lalu.

Poto seorang gadis yang sedang duduk di taman sendiri gadis yang kini ia kejar mati matian, oh ralat sebenar nya pria itu sudah menyukai gadis itu saat gadis itu menginjakan kaki nya di Sman Cakrawala ini.

Awal nya dia rasa cuma sekedar ketertarikan biasa pada umum nya namun saat dia tahu gadis itu begitu baik, lugu dan polos, itu semakin menggerakan hati nya pada perasaan nya yang semakin lama berubah pada sebuah kata yang bernama 'cinta'.

"Senyuman lo sekarang jadi tujuan hidup gue walau lo cuma anggap gue benalu la"

"Lo tau, saat gue liat senyum lo yang manis dan tulus itu sesaat jiwa dan raga gue yang udah ancur ini perlahan mulai menyatu lagi meski gue tau lo ngak pernah liat gue sedikit pun tapi gue seneng sekarang gue punya alasan bisa bertahan hidup" gumam galang yang tanpa ia sadar cairan bening yang kini sudah terjun bebas dari pelupuk matanya.

Galang perlahan menurun kan poto lauren yang tengah duduk di bangku taman yang ia ambil secara diam diam, dia meletakan kembali poto itu di atas nakas nya, perlahan mata indah nya itu menyorot hampa bersamaan dengan dia menghapus air mata nya.

Dia melangkah kan kaki nya ke arah balkon kamar nya sambil memegang sebuah gitar di tangan nya, di bukanya pintu balkon duduk di sana sambil memegang sebuah gitar, sorot matanya menatap hampa dan kosong ke arah langit yang kini di taburi bintang dengan bulan yang berdiri paling terang diantara lain nya.

Dia mulai memainkan gitarnya itu, sebuah kebiasaan ketika dirinya mulai lelah dengan semua yang dia hadapi.

Ceklek

Pintu kamar nya terbuka menampakan seorang pria yang memakai kaus oblong warna putih itu masuk ke kamar galang, sang pemilik kamar tampak tak menyadari kehadiran seorang pun di kamar nya dia tampak pokus pada gitar nya itu.

Pria itu terus melangkah kan kaki ke arah galang, dia berhenti tepat di ambang pintu balkon, galang tampak masih tak menyadari kehadiranya, pria itu menatap punggung tegap yang sedang memainkan gitar dengan sorot mata yang nanar menyiratkan banyak luka dari tatapan nya itu.

Hummftt

Dia bernapas berat lalu mendudukan bokong nya di dekat galang yang sedang pokus memainkan gitar dengan pandangan kosong.

Hening

Galang yang sudah menyadari kehadiran nya pun tampak acuh seolah pria itu tak ada di sisinya dia mempokuskan dirinya pada gitarnya itu.

"Lo udah makan ?"

Tanya pria itu yang memecah keheningan dari tadi, dia tau kakaknya sudah menyadari kehadiran dirinya namun tetap sama seperti sebelum nya mengabaikan nya seolah dirinya tak ada,

"Kalo lo belum makan gue udah suruh mbok nuri siapin nasgor buat lo" lagi lagi tak ada jawaban dirinya benar benar di abaikan lagi.

"Kalo lo mau, gue bawa ke kamar lo" ucap nya yang langsung beranjak berdiri.

"Ngak usah repot repot ngurusin pembawa sial kaya gue!!"sahut galang dingin menjawab ucapan adiknya itu. Pria yang di beri jawaban dingin itu langsung duduk kembali lalu menatap galang dengan raut wajah gak suka.

Destiny, Why me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang