001. A gripping prefix

278 19 2
                                    

Busan, 7 January.


Ahn Eunhee adalah seorang polisi divisi patroli yg bertugas di area Busan. Disana keadaannya sangat jarang diserang oleh pelaku kejahatan. Laporan yg paling sering Eunhee terima ialah ; Eunhee dan Daejun harus membantu salah satu warga yg sedang mencari kambingnya karena kabur.

Oh ayolah! Memang konyol, tapi Eunhee harus mengerjakan nya.

" Hei hei hei! "

Eunhee hampir saja terpleset karena tanah sawah yg licin, kabar baiknya ia berhasil menangkap kambing tersebut. Lalu kembali memberikannya kepada Junhee yg merupakan pemilik dari binatang menyebalkan itu.

" Ah, kasihan sekali kau. " Komentar Daejun. Lalu mengambil sebuah sapu tangan untuk membersihkan seragam polisi Eunhee yg terkena tanah bercampur air tadi.

" Gomawo, Daejun-ssi baik sekali. " Ucap Eunhee dengan suara yg di imutkan. Lalu Eunhee memutar bola matanya malas.

Daejun melajukan mobil polisi menuju kantor polisi Busan. Bagian divisi patroli.

Eunhee mengarahkan matanya menatap sekeliling, hingga tak lama mobil yg Daejun kendalikan berhenti di depan kantor polisi. Eunhee lantas turun, bersamaan hal itu ponsel miliknya bergetar.

Eunhee pun mengambilnya. Terdapat nama Eunji tertera disana. Dia adalah adik perempuan dari Eunhee.

" Huh? Eunji-ya mengapa menghubungi ku? " Tanyaku di dalam telfon. Sementara Daejun yg tampak penasaran ia menunggu di samping Eunhee.

[Pukul berapa Eonnie pulang? Eomma bilang hari ini akan ada festival di Seoul. Apa Eonnie akan ikut?]

Eunhee lantas berpikir sejenak, dan mengarahkan pandangannya kepada Daejun. Dia hanya memajukan dagunya seakan berkata 'terserah kau'.

" Ah, Eunji-ya. Eonnie belum tahu. Tapi Eonnie usahakan akan pulang lebih awal oke? Jangan lupa makan! "

[Baiklah, sampai jumpa.]

Eunhee menutup ponselnya ketika Eunji mematikan sambungan telepon. Daejun membenarkan topi yg dipakainya. " Jadi bagaimana? Kau akan pulang lebih awal meninggalkan ku? Kejam sekali. " Ujar Daejun dengan memasang wajah yg menyedihkan. Astaga, Eunhee bisa menendang anak ini kapan saja.

Eunhee lantas memukul lengan Daejun pelan hingga ia meringis kecil. " Tidak. Tetapi aku akan bekerja lebih cepat. Kau tahu bukan aku tidak bisa melewatkan festival menyenangkan ini. Kapan lagi kau bisa mencicipi seluruh makanan Korea Selatan? " Ucap Eunhee dengan nada yg semakin tinggi.

Daejun memasang wajah datar dan mata yg ditutup. " Terserah kau Ahn Eunhee. Mungkin saja kau belum pernah memakan Bibimbap "

" Hei! Aku sudah pernah memakannya tahu! " Ucap Eunbee dengan sedikit keras. Daejun tertawa kecil lantas melarikan diri masuk ke dalam kantor polisi.

Eunhee menggelengkan kepala.

Astaga, aku bisa menjadi gila jika bekerja bersama Daejun terus-menerus. Eunhee membatin.

---

Malam pun tiba, tetapi Eunhee sama sekali belum meninggalkan kantor polisi. Mendadak saja ia melihat daftar orang-orang yg mati pada setiap tanggal 7. Saat Eunhee membuat praduga, kira-kira pembunuh tersebut mengincar seseorang bukan karena dendam atau apa. Tetapi ia ingin menunjukkan bahwa ia berbahaya, karena dia merupakan seorang pembunuh berantai. Sebut saja ia si pembunuh berantai tanggal 7.

MEMORIES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang