025. Screwed up

25 7 0
                                    

Suara sirine ambulan terdengar menggema ditelinga orang-orang, mobil ambulan itu tengah berjalan menuju rumah sakit, membelah jalanan kota Busan yg cukup padat. Jungkook menggenggam tangan kiri Eunhee, membiarkan perasaannya larut kedalam sebuah jurang penyesalan. Jungkook mengusap wajahnya gusar, napasnya tak berjalan begitu normal. Air matanya hampir saja turun. Melihat keadaan Eunhee yg begitu lemah, dengan tangan kanan yg diperban begitu erat.

Kronologinya cukup sederhana, Jungkook yg mengikuti Eunhee pergi menuju sebuah pantai yg umum dikunjungi dikota Busan. Saat ia melihat Eunhee tertembak hingga tubuhnya terbaring, ia berlari dengan cepat. Tetapi saat yg bersamaan juga, seseorang datang memakai masker dan kacamata hitam. Membawa Daejun pergi, dan dengan bodohnya Jungkook mengabaikan hal itu.

" Ah sialan " Gerutu Jungkook mengacak rambutnya dengan kesal. Mengapa dia begitu bodoh? Seharusnya ia tidak meninggalkan Daejun begitu saja, tetapi jika ia membiarkan Eunhee, wanita itu bisa mati kehabisan darah.

Genggaman tangan Jungkook perlahan mengendur, lalu melepaskannya. Jungkook menatap kearah wanita itu. Matanya tertutup, ia diberi alat pernapasan, dan disambungkan infus pada tangannya. Jungkook memejamkan mata lagi, sepertinya peristiwa ini mencetak memori terburuk baginya. Melihat seseorang terluka, dan tak pernah dapat melupakan memori itu.

Disisi lain, Valery sedang menghentikan sebuah taksi. Ia segera cepat memasuki taksi itu dan menyuruh supir taksi mengikuti ambulan yg baru saja melintas di dekat mereka. Valery tahu ambulan itu mengangkut Eunhee yg baru tertembak, dia sempat mengikuti Eunhee. Karena ada Jungkook di sana, ia menghindar lalu berjalan pergi.

Sejujurnya, Valery merasa resah dan khawatir secara bersamaan kepada Eunhee. Walaupun pandangannya melihat Eunhee adalah wanita yg sangat tegar, Valery merasa bersalah. Ia berpikir jika seandainya saja dirinya tidak memberikan beban masa lalunya pada Eunhee, pasti hal seperti ini tak akan terjadi. Valery seperti sedang mencoba kabur dari masa lalunya, tetapi sekarang dia harus berhadapan dengan masa depan. Valery harus bertemu Jungkook, menjelaskan semuanya walaupun tidak mudah. Mencoba bukanlah masalah yg besar.

Sesampainya, taksi yg ditumpangi Valery berhenti di depan sebuah rumah sakit yg terletak di kota Busan. Valery turun dan membayar tagihan taksi, tangannya menarik jaket bulu berwarna biru tua yg dikenakannya, merapatkan nya agar badannya tak mengigil kedinginan. Valery mengangkat payungnya yg berwarna hitam, ia segera melangkahkan kakinya yg terbalut sepatu model boots wanita yg agak menjulang tinggi keatas, berwarna hitam dan memiliki ukuran yg cukup tinggi.

Valery membiarkan rambutnya terurai, rambut hitamnya yg panjang dan halus itu tampak indah saat dipandang. Valery menutup payungnya dan meletakkan pada tempat payung yg disediakan, bentuk mata Valery yg agak bulat dengan bibir tipis dan hidung yg mancung, membuat dirinya begitu cantik dan bak dewi yg tengah berjalan. Banyak orang yg mengarahkan matanya menatap Valery. Terpukau karena Valery yg begitu tampak anggun dan cantik.

Valery tidak memperdulikan tatapan disekitarnya, ia sedikit mempercepat langkahnya mengejar Jungkook yg sedang mengikuti ranjang pasien Eunhee menuju UGD (unit gawat darurat). Kaki Valery berhenti melangkah secara otomatis saat Jungkook berhenti di depan sebuah dinding, Jungkook memukul dinding itu melampiaskan amarahnya. Kepal Jungkook menunduk secara perlahan, tangannya mengepal erat. Dia seperti seseorang yg putus asa, kehilangan arah.

" Jungkook. "

Suara Valery menggema ditelinga Jungkook, Jungkook membalikkan seluruh badannya dengan cepat. Ia memasang wajah terkejut saat melihat seseorang wanita berdiri didepannya, rambut hitam yg terurai, mata yg agak bulat dan bibir yg tipis, Jungkook melihat bayangan seorang wanita yg tersenyum kearahnya dengan rambut yg terikat.

" V-Valery? "

Jantung Jungkook berdegup kencang, waktu seakan-akan berhenti untuk mereka berdua. Mereka bertatapan dengan sangat lama, sorot mata mereka menunjukkan bahwa mereka saling merindukan. Hingga pada akhirnya Jungkook memajukan badannya dan memeluk Valery begitu erat hingga badan Valery sedikit terangkat. Air matanya menumpuk di pelupuk mata, Valery terisak. Menangis sedih bersamaan rasa rindu yg perlahan terbayarkan saat Jungkook memeluknya.

MEMORIES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang