015. Endless night

37 7 0
                                    

" Kau benar-benar tidak ada akal sehat, Ahn Eunhee. " Ucap Jungkook menggerutu dengan suara lirih.

Jungkook menghela napas, dia benar-benar kedinginan. Coat nya tertinggal di ruangannya, dan kini dia harus berada di dalam mobil dengan pendinginan yg dinyalakan penuh. Jungkook harap, keesokannya dia tidak akan membeku menjadi es.

Eunhee menoleh kearah Jungkook. " Gyejang-nim kedinginan? Bisa pakai jaket--"

" Diamlah, " Potong Jungkook menatap tajam kearah Eunhee melalui kaca yg tergantung di mobil. Eunhee pun kembali menyandarkan punggungnya, memilih untuk diam dan tak banyak bicara.

Jungkook fokus menyetir, jika saja ada Yongsuk mungkin dia tak harus repot-repot menyetir. Tapi dia menyuruh Yongsuk dan Hyemin mengawasi ruang interogasi yg terdapat Taehyung di dalamnya, jika Hyemin saja yg menjaga kemungkinan ada sesuatu yg tidak diinginkan nya. Jadi dia memutuskan dua orang itu untuk menjaga Taehyung.

Ketika Jungkook pikir lagi, Taehyung seperti memiliki bodyguard pribadi.

Fokus pada mobil, sekitar tujuh menit Eunhee dan Jungkook sampai di jembatan sungai Han, Jungkook menepikan mobilnya di trotoar jembatan. Eunhee keluar dari mobil, dia langsung disapa oleh angin yg cukup kencang meniup rambutnya, untungnya dia mengikat rambutnya.

Pandangan Eunhee berpindah menatap kearah bawah, lalu kembali lagi menatap ke beberapa arah gedung-gedung tinggi berjejer.

" Sialan " Ucap Jungkook saat dia berusaha menghubungi Yongsuk namun gagal. Sinyalnya sedang buruk, Jungkook heran sendiri.

Eunhee menyipitkan matanya sejenak, entah matanya salah memandang atau tidak. Jelas-jelas dia melihat seseorang yg berdiri cukup jauh dari posisinya berdiri. Seseorang itu melepaskan maskernya, dan kepalanya mendongak.

" Hyungsik! "

Seketika, Jungkook yg tadinya sibuk dengan ponselnya kini menoleh kearah Eunhee yg berlari lurus. Jungkook pun memasukkan ponselnya dan ikut berlari mengejar sesuatu yg dikejar Eunhee.

" Berhenti, Eunhee." Pinta Hyungsik.

Langkah Eunhee terhenti, sekitar lima langkah lagi dia akan mencapai Hyungsik. Tetapi dia menuruti ucapan Hyungsik, ini sesuai dengan pikirannya yg menentukan. Jadi Eunhee menurut.

Hyungsik menarik napas sebelum berbicara, dia menarik mengangkat topinya hingga terlepas. Menampilkan rambut hijau miliknya yg beberapa hari baru di cat olehnya. Napas Eunhee tercekat, detak jantungnya meningkat drastis.

" J-jadi.." Ucapan Eunhee berantakan, terbata-bata antara bingung dan kecewa secara bersamaan terhadap Hyungsik yg dia anggap seperti kakak laki-laki baginya.

" Maaf, telah membuat mu kecewa "

Jujur, hati kecil Eunhee merasakan kecewa yg amat mendalam hingga seperti tertusuk dari belakang. Dia sama sekali tak pernah mengangkat bahwa orang yg baginya berharga, terdekat, akan mengecewakan dirinya pada akhirnya.

Suara Eunhee bergetar. " H-Hyungsik. Kau bohong bukan? Aku tak pernah tahu bahwa kau keturunan Jepang-Korea. Apa kau juga yg masuk ke dalam goshiwon ku? "

Hyungsik mengangguk lemah. " Majayo, mianhae "

Eunhee ingin menangis, kecewa dalam dirinya terasa amat dalam. Eunhee tak tahu apa yg harus dia lakukan, pikirannya tak terkontrol bersamaan rasa emosional dalam dirinya.

Hyungsik melihatnya, melihat tatapan Eunhee kepadanya. Tersemat sebuah kekecewaan yg amat besar dan menusuk dalam dirinya, tetapi Hyungsik tak memiliki pilihan sama sekali. Dia harus menjadi kaki tangan pembunuh atau nyawa Eunhee akan menjadi taruhannya, dia tidak ingin itu terjadi. Dia amat menyayangi Eunhee bahkan lebih darinya, baginya Eunhee adalah satu-satunya keluarga baginya. Tidak ada selain Eunhee. Tidak ada.

MEMORIES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang