Seoul, 11 January.
Eunhee membuka matanya, ia melihat Daejun yg masih menatapi kamar goshiwon yg ia tempati. Daejun benar-benar tak berhenti untuk berdecak kagum terhadap kamar goshiwon." Ya, gomawo telah membawakan pakaianku. Tadi aku berniat untuk pulang dulu, tapi rasanya tak bisa " Ucap Eunhee berterimakasih. Dia meletakkan kardus-kardus pada meja yg berupa berisi pakaiannya.
Daejun duduk di kursi. " Ah, melelahkan sekali sebenarnya. Apa kau membutuhkan yg lain? Mumpung aku masih mau diperlakukan pembantu olehmu " Ucapnya menyindir. Eunhee mencibir. Dia menempatkan tasnya di atas meja.
Eunhee mulai memasukkan buku catatan (lengkap dengan pulpen), ponsel, dan beberapa uang. Ia berniat mentraktir Daejun, hanya dengan traktiran kecil.
" Kaja, aku akan mentraktir mu " Ucap Eunhee seraya berjalan keluar dari kamar goshiwon nya. Ia menunggu Daejun keluar, setelah keluar ia mengunci kamarnya dan pergi bersama Daejun.
Eunhee pergi bersama Daejun menuju salah satu cafe, Eunhee hanya berniat mentraktir Daejun kopi dengan sandwich.
" Astaga " Daejun berdecak setelah menerima kopi dan sandwich dari Eunhee. Sementara Eunhee tampak sedang memakan lahap memakan roti Chalbori.
Eunhee yg mengunyah makanannya segera berhenti. " Mwoya? Kau tidak puas dengan itu saja? Aku kira kau membantuku dengan ikhlas, rupanya hanya menginginkan imbalan " Ucap Eunhee balik menyindir nya.
Daejun menunjukkan muka masam. " Baiklah, terserah mu. Gomawo " Ucapnya dengan suara yg terdengar di paksakan.
" Oh Ahn Eunhee? "
Eunhee menolehkan kepala, dia melihat Jungkook berdiri di depannya dengan membawa segelas kopi.
" Ah? Gyejang-nim, aku tak menyangka bahwa kita bertemu di sini " Ucap Eunhee sedikit gugup. Dia belum bisa mengakrabkan diri kepada Jungkook, atasannya.
" Kebetulan juga, hari ini kita harus pergi ke badan forensik " Ucap Jungkook memberitahu. Seketika Eunhee menganggukkan kepala mengerti.
Jungkook meminum kopinya, lalu berucap. " Aku duluan, pastikan kau tidak terlambat " Ucapnya, lalu Jungkook berjalan keluar dari cafe.
" Apa-apaan itu " Komentar Daejun, seketika Eunhee menepuk lengan Daejun memperingati.
" Ya, ya. Atasan mu nampak kejam " Komentar Daejun. Saat itu juga Eunhee ingin memukul mulut Daejun. Namun dia menarik napas lalu membuangnya.
" Daejun, sudahlah. Kau harus pulang, aku memiliki pekerjaan " Ucap Eunhee, dia mulai berdiri. Daejun pun ikut berdiri dari duduknya.
" Kau tahu jalan pulang kan? Kalau begitu sampai jumpa " Ucap Eunhee seraya melambaikan tangan kearah Daejun yg terdiam di cafe. Ia menggelengkan kepalanya heran.
" Dasar bocah ini "
Eunhee berjalan menuju gedung kepolisian dengan berlari, waktunya tak cukup banyak. Ia dapat mengira-ngiranya. Dengan berlari, kemungkinan ia akan sampai dalam tujuh menit. Jarak goshiwon nya dengan gedung kepolisian tak cukup jauh, jadi Eunhee tak perlu menggunakan transportasi seperti bus. Selain itu, dengan berlari melatih kecepatan nya.
" Huh "
Eunhee menghela napas lega ketika dia sampai di depan gedung kepolisian, ia lantas berjalan menuju lantai dua, dimana ruangan tim investigasi nya terletak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES ✓
Mystery / Thriller❝A memory that you will remember until you die.❞ Ahn Eunhee, ia berusaha mencari seorang pelaku yg membunuh nyawa ayahnya ketika sedang bertugas sebagai polisi. Eunhee merasa terpukul ketika ia kehilangan ayah tercintanya itu. Hingga suatu ketika...