002. Two differences

116 12 0
                                    

Busan, 9 January.


" Astaga Eunhee, mengapa kau tidak izin saja? "

Daejun menggeleng pelan melihat Eunhee yg bolak-balik bersin, wanita itu terkena flu karena kemarin. Badannya juga agak demam, ibu Eunhee sebenarnya memaksa Eunhee agar istirahat dulu. Tapi Eunhee menolak, ia justru mengesampingkan kesehatan nya.

Eunhee mengusap hidungnya dengan tisu, lalu membuangnya di sebuah tempat sampah di depan kantor polisi. " Ayo, lagipula aku sudah membawa obat. Jangan khawatir. " Ucap Eunhee menepuk bahu Daejun. Daejun yg melihat Eunhee yg masuk ke dalam kantor polisi hanya bisa menggelengkan kepala. Eunhee tipe wanita yg keras kepala.

Daejun melepaskan topi polisinya. " Mengapa kau tidak izin saja? Hari ini pasti kau akan menghadap kearah tim investigasi pusat kota Busan. " Ucap Daejun dramatis. Eunhee yg mendengar ucapan Daejun hanya diam tak merespon. Sebelum Wookji datang dan menegur mereka berdua.

Wookji menyentil dahi Daejun. " Daejun! Bukankah aku menyuruhmu untuk membersihkan mobil patroli tadi? Cepatlah, kita harus ke TKP. Tim investigasi pusat kota Busan akan datang. "

" Ah, untuk Hyungsik dan Eunhee. Kalian berdua menyusul kesana, TKP wajib dijaga dan diamankan. Kudengar ada banyak wartawan datang. " Sambung Wookji setelah menjeda kalimat utamanya.

Eunhee menganggukkan kepala pelan, lalu ia berjalan agak linglung menuju ruang loker. Ia meletakkan kantong berisi obatnya, ia duduk di kursi yg memanjang. Kepala Eunhee terasa sedikit pusing, Eunhee memijat pelipis matanya pelan.

Eunhee melepas kalungnya yg memiliki liontin berbentuk bulan sabit yg warnanya sama dengan kalungnya, yaitu silver. Ayahnya menghadiahkan nya kalung ini ketika ia berhasil lolos tes menjadi seorang polisi. Eunhee ingat, wajah ayahnya yg begitu ceria menyambutnya pulang tes.

" Aku akan menemukan pembunuhnya. " Gumam Eunhee pelan. Ia menggenggam kalung tersebut, lalu tak lama ia memakainya lagi.

Eunhee mengambil topi polisi dari lokernya, ia meminum obat demam dan flu nya menggunakan air mineral botol yg ia simpan di loker. Tangan Eunhee mendorong pintu loker agar menutup, setelah ia dia berjalan keluar.

Hyungsik menolehkan kepalanya ketika ia mendengar bunyi langkah. " Mungkin kita harus berjalan kaki dari kantor polisi. " Ucap Hyungsik kepada Eunhee, ia menjeda kalimatnya. " Kau tak masalah bukan? " Sambung Hyungsik.

Eunhee menggeleng, ia mengambil ponselnya dan memasukkan nya ke dalam kantong baju polisi nya. " Tak masalah. " Balas Eunhee dengan dua kalimat pendek.

Eunhee dan Hyungsik keluar bersamaan dari kantor polisi, Eunhee sedikit berlari ketika melihat Daejun yg kewalahan mencegah wartawan yg membabi buta agar dapat masuk ke dalam TKP.

" Permisi, anda harus mundur. " Ucap Eunhee tegas. Ia berada di samping Daejun segera menghadang orang-orang yg ramai berkerumun di sana. Tak jarang ada wartawan yg berusaha masuk ke dalam TKP.

Eunhee sedikit melirik kearah mobil yang berhenti di dekat pengairan, itu merupakan mobil tim investigasi pusat kota Busan. Tapi Eunhee bertanya-tanya ketika ia melihat satu mobil asing yg juga berhenti di dekat pengairan. Ketika seseorang yg berada di dalam mobil itu keluar, Eunhee langsung mengenal siapa itu.

Jung Jungkook, dia ketua tim investigasi pusat kota Seoul. Eunhee membatin.

Daejun menyenggol lengan Eunhee, lalu berbisik agak pelan. " Hei Eunhee, jangan tatap mereka. Kau tak tahu kesalahan yg kau lakukan? Mereka pasti akan memarahi mu habis-habisan. "

MEMORIES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang