Taejoon melirik kearah Valery, wanita yg baru saja menginjakkan kedua kakinya di ruangannya bersama satu anak yg menatap Taejoon dengan tatapan polos. Mampu membuat hatinya Taejoon menghangat, mengingat siksa buruknya terhadap Valery membuatnya merasa begitu bersalah.
" Mengapa kau membawa anak ini? " Tanya Taejoon dengan sinis. Berbalik dengan perasaannya sebelumnya. Valery sukses tersentak, dia sontak memeluk anak itu melindunginya dari Taejoon.
Ia menggeleng. " Jangan sakiti anak ini, aku menemukannya. Ia sedang tersesat. Sebagai ayah, apa kau tega meninggalkan seorang anak kecil yg tengah tersesat? " Ucap Valery berbalik bertanya kepada Taejoon. Lelaki itu sukses terdiam bungkam, ia mengeratkan genggaman tangannya pada pinggir meja kerjanya.
Taejoon menarik napas. " Arraseo, biarkan aku berbicara berdua denganmu. Tak baik anak kecil mendengarkan ucapan kita, aku akan memanggil bibi Kim untuk mengurusinya. " Ucap Taejoon melunak. Valery mengangguk menurut, jarang-jarang ia melihat Taejoon berbicara lembut kepadanya. Namun Valery tidak mempermasalahkan nya.
Valery tersenyum kearah Doyoung seraya mengelus rambut bocah lelaki itu. " Doyoung bersama bibi Kim dahulu, Doyoung pasti lapar bukan? Doyoung juga belum mandi " Ucap Valery berusaha membujuk.
" Apa bibi Jung akan bersama Doyoung? " Tanya Doyoung dengan tatapan bertanya. Seketika Valery terdiam sejenak, berpikir.
Valery menggelengkan kepala. " Aniyo, tetapi nanti bibi Jung akan kesana menemani Doyoung makan, arrachi? Bibi akan berjanji " Ucap Valery menyodorkan jari kelingking nya di depan Doyoung, tanpa ragu lagi Doyoung menyodorkan jari kelingking nya. Valery menautkan kedua kelingking mereka dan tersenyum, hingga tak lama bibi Kim datang dan membawa Doyoung pergi.
Valery berdiri dan menatap kearah Taejoon. " Apa yg perlu kau bicarakan? " Tanyanya dengan nada tenang. Valery sepertinya sudah memendam lama perlakuan fisik, menyakitinya secara fisik dari Taejoon kepadanya. Valery adalah tipe orang yg mudah memaafkan, melupakan masalah yg harusnya sudah berlalu.
Taejoon menarik napas. " Aku tidak bisa menahan ini lagi. " Ucapnya menjeda membuat Valery mengernyit kebingungan. " Kita harus pergi dari Korea Selatan sekarang, " Lanjut Taejoon. Mata Valery terbelalak terkejut.
" Aku terlibat dengan para pengedar narkoba. Dan buruknya, polisi menjadikanku buronan mereka, berita buruknya lagi, kasus ini akan dibawa ke pengadilan, karena pengedar narkoba itu terlihat lagi dalam sebuah kasus pembunuhan. " Ucap Taejoon dengan pasrah. Valery membeku tak mengerti, dia sana sekali tidak tahu karena Taejoon tidak memberitahunya dan selalu memukulnya bila Valery ikut campur dengannya.
" Taejoon..."
Valery berjalan dan memeluk suaminya dengan erat, dinding pertahanan Taejoon runtuh begitu saja. Ia menangis terisak pelan, dunia sangat kejam dengannya, ia harus terlibat dengan sesuatu yg dapat mengancam kehidupannya dengan Valery.
Taejoon berucap. " Larilah, kita tidak bisa bersama Valery. Aku tidak bisa mencintaimu. " Ucapnya secara jujur. Valery bergeming.
" Aku tahu, Taejoon. Tetapi adakah jalan selain berpisah? " Ucap Valery dengan nada pasrah, ia melepaskan pelukan Taejoon dan menatap kedua mata suaminya itu. Taejoon menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Valery.
" Tidak. Seharusnya, kau sudah bersama Jungkook. Jika saja hidupmu tidak ku hancurkan. "
Di sisi lain, Eunji menatap kakaknya yg sedang melamun itu. Sedari tadi saat ia menyuapi kakaknya, kakaknya itu tampak diam, murung dari biasanya. Kakaknya jarang bersikap seperti itu.
" Eonnie. "
" Hm? " Sahutnya cepat tanpa melirik kearah Eunji.
Eunji mendecak. " Kenapa Eonnie diam? Eunji jadi bosan, apa Eonnie ada masalah? " Tanya Eunji menopang dagunya sembari menatap kearah kakaknya. Eunhee balik menatap Eunji secara sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES ✓
Mystery / Thriller❝A memory that you will remember until you die.❞ Ahn Eunhee, ia berusaha mencari seorang pelaku yg membunuh nyawa ayahnya ketika sedang bertugas sebagai polisi. Eunhee merasa terpukul ketika ia kehilangan ayah tercintanya itu. Hingga suatu ketika...