009. Terror and trap

52 6 0
                                    

Jungkook tengah duduk di depan ruang rawat pasien yg menjadi korban dari pembunuh '7'. Jungkook memastikan empat polisi menjaga ruangan tersebut, dan memperingati mereka agar tidak lengah.

Saat ini, Jungkook sedang bertelepon dengan Vincent yg terlebih dahulu menghubungi nya. Vincent bilang ke dirinya bahwa Vincent menemukan informasi baru terkait sesuatu yg sedang Vincent lacak. Jungkook terkekeh pelan. " Jadi, kau menemukan lokasinya? "

[Hm, gudang pendingin. Itu tempat utamanya, tapi herannya lokasinya selalu berbeda-beda, kurasa dia bukan seseorang yg begitu ahli]

" Jeongmal? Apa itu artinya dia berada di sekitar sini? " Ucap Jungkook dalam telepon menanyai Vincent.

[Berdasarkan lokasinya, dia sepertinya bekerja sama dengan pembunuh utama. Dan, aku tak bisa mengatakan hal itu bahwa dia kaki tangan, mungkin.]

Jungkook mendengus. " Hei Lee Vincent, jelaskan secara rinci eoh. Kau menjelaskan tapi membuat seisi kepalaku bingung memikirkan nya " Ucap Jungkook.

[Ya, ya. Ini berdasarkan tebakanku, dia mungkin seorang anggota polisi. Jadi dia tahu bagaimana perkembangan kasus yg sedang kau garap dengan tim mu, kau juga harus lebih waspada dengan anggota tim mu sendiri. Well, kau tak dapat menyangkal bila satu diantara mereka ada yg menjadi kaki tangan pembunuh'7']

[Astaga Jung, aku harus pergi hari ini. Bitna bisa-bisa memutus kepala boneka kesayangan ku bila aku tak datang ke acara kelulusannya hari ini. Kalau begitu sampai jumpa!]

" Hei, Vin--"

Tut.

Jungkook menurunkan ponselnya dan membuang napas kasar. " Aish, dasar Vincent. " Gumamnya pelan. Dia membalikkan badan, Jungkook terkejut melihat Eunhee yg sudah berada di depannya dengan tatapan mata kesal.

" Gyejang-nim, aku melihat sayatan '7' pada leher Im Yun Jae. Ya sesuai dugaan ku, pembunuh sengaja membuat kita terkecoh. Hanya dengan perubahan tempat sayatan yg berbeda, mampu membuat pemikiran juga berbeda " Jelas Eunhee dengan pandangan mata yg difokuskan pada Jungkook. Jungkook mengalihkan bola matanya menatap ke kanan dengan menarik napas.

" Arraseo, terimakasih atas informasinya. " Ucap Jungkook menepuk bahu Eunhee tersenyum kecil tanpa menimbulkan kerutan pada mata. Lalu Jungkook berjalan menuju ruangan rawat pasien.

Eunhee ikut membalikkan badan dan menatap ke arah Jungkook yg sudah menghilang dari pandangan matanya. Dahinya berkerut. " Aku baru tahu Gyejang-nim berkata seperti itu pada anggota tim, " Ucapnya dengan polos. Lalu Eunhee memilih menaikkan kedua bahunya mengacuhkan.

Jungkook masuk ke ruangan Im Yun Jae, seorang laki-laki yg di temukan Eunhee di dalam karung. Dari jarak jauh, Jungkook melihat pria yg terbaring tenang di sana dengan beberapa alat-alat medis yg terpasang pada tubuhnya. Hal itu lagi-lagi membuatnya teringat pada Valery.

Jungkook menundukkan kepala dan menghela napas pelan. Ingatannya tentang Valery sangatlah kuat, dia tidak dapat melupakannya. Menjadi orang hyperthymesia bukanlah hal yg menyenangkan atau menyedihkan, hanya tergantung sesuatu apa yg kau lihat dan itulah yg disimpan oleh otak.

Jungkook mengarahkan matanya menatap punggung tangannya yg terdapat sayatan yg sengaja ia buat. Dapat Jungkook ingat bagaimana dirinya membuat sayatan tersebut menggunakan kaca gelas. Ia sangat frustasi sehingga melukai dirinya sendiri, namun saat ini Jungkook berusaha agar tak melukai dirinya sendiri sebagai pelampiasan amarahnya yg memuncak.

Sejenak, matanya mengarah menatap ke jendela kamar rawat pasien. Jungkook membuang napas pelan, kepalanya masih terus berputar tentang memori nya dengan Valery. Seakan-akan memori yg di putar seperti film tersebut tak pernah habis.

MEMORIES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang