Malam ini adalah malam Minggu. Anak-anak kelas 3-E, Akatsuki, Gakushū, Karasuma dan Irina akan menginap di gedung kelas 3-E.
Mereka juga membuat pembangkit listrik kecil untuk gedung kelas itu. Mereka meminggirkan semua meja dan bangku untuk tempat mereka istirahat. Karasuma membawa proyektor, laptop dan kamera yang kemarin diberikan bawahannya.
"Apa semua sudah ada disini?" tanya Karasuma.
"Sudah semua, Sensei..." jawab Isogai.
"Baiklah... Aku tahu kalian lelah, tapi ada satu barang bukti yang entah milik siapa ditemukan di dekat gedung kelas ini dulu saat Koro-sensei berhasil kalian bunuh," Karasuma menunjukkan kamera rekaman itu.
"Itu kan..." ujar Akatsuki, Gakushū dan Karma bersamaan.
"Kenapa ada padamu, Karasuma-sensei?" tanya Gakushū.
"Karena penyisiran area ini dulu... Apa punyamu?" tanya Karasuma pada Gakushū.
"Itu hadiah natal yang kuberikan pada Yuki sembilan tahun lalu," Gakushū menatap Akatsuki sekilas.
"Kapten Akabane?" Karasuma sengaja bersikap formal.
"Ugh, baiklah... Itu memang punyaku Kolonel Karasuma. Aku adalah pengawas misi pembunuhan Koro-sensei. Tentu saja aku selalu ada di sekitar sini kan?"
"Bahkan saat itu?" Nagisa tak tahan.
"Ya. Shinigami itu adalah guruku. Dialah yang melatihku membunuh. Puas?" Akatsuki tak suka mereka membahas hal ini.
"Aku dan Irina berhasil membuka sandi memori kamera ini, kau keberatan rekamannya ditunjukkan pada mereka?" Karasuma menatap Akatsuki.
Akatsuki menghela napas, "baiklah. Kurasa mereka juga harus tahu apa saja yang terjadi di lab itu dulu. Karma apa pun yang kau lihat dari rekaman itu, tolong jangan marah atau mengamuk. Kami melakukannya demi keselamatanmu," Akatsuki menyilangkan tangannya di dadanya.
Karasuma mulai menghubungkan laptopnya dengan proyektor dan memasukkan memori itu ke laptop.
Rekamannya pun terputar.
_________________________________Namaku Sersan Akabane Akatsuki. Aku ditugaskan untuk mengawasi suatu penelitian. Ilmuan yang melakukan penelitian adalah Profesor Akabane Mirai dan Yanagisawa Kotaro. Pokok penelitian adalah meneliti anti-mater pada makhluk hidup. Tujuan penelitian adalah untuk meregenerasikan sel-sel tubuh lebih cepat. Pihak yang bertanggung jawab penuh atas penelitian ini adalah Kementerian Pertahanan, spesifikasi yaitu Brigadir Jenderal Akabane Kurama.
Subjek penelitian saat ini adalah tikus percobaan yang diletakkan di sisi bulan. Subjek manusia yaitu seseorang yang sama sekali tidak memiliki keluarga dan tidak memiliki nama. Orang-orang menyebutnya "Shinigami"
_________________________________Rekaman pertama selesai. "He... Bisnis keluarga ya..." Yoshida meledek Akatsuki.
"Diamlah kalau kau tidak ingin berakhir malam ini..." Akatsuki kesal dengannya.
"Oh, Karasuma-dono, bisa tunggu sebentar? Sebelum rekaman itu, mereka harus tahu yang terjadi sebelumnya.." Akatsuki menghentikan Karasuma.
"Baiklah," Karasuma menurutinya.
"Seperti yang telah kalian dengar saat aku bertarung dengan alumni kelas 3-E sebelum kalian, aku akan menceritakan semuanya..." Akatsuki menutup matanya sejenak.
"Kau serius, Yuki?" Karma menatapnya iba.
"Ya, lagipula selain kematian mereka... Ada hal yang ku sembunyikan dari kalian. Jadi, malam ini biarlah semuanya terungkap..." ujar Akatsuki sambil memegang tangan Karma. "Maaf jika aku selalu menyembunyikan semuanya.." Akatsuki mengelus surai merah adiknya.
Flashback on...
Keluarga Akabane mendapatkan hadiah natal yang sangat indah. Kelahiran anak kembar mereka, kakek sang bayi memberi nama bayi perempuan dengan nama Akatsuki, dia ingin sang gadis menjadi cahaya fajar keluarga ini dan memanggilnya Yuki karena lahir saat bersalju.
Sang ayah dengan tidak kreatifnya memberi nama anak lelakinya dengan nama Karma (Karuma) karena namanya Kurama.
Beberapa hari kemudian, keluarga Asano mendapat hadiah tahun baru yang indah juga, anak tunggal mereka lahir. Sang ayah sama tak kreatifnya dengan Kurama karena memberi nama anaknya hampir mirip dengannya, yaitu Gakushū. Berharap sang anak menjadi seseorang yang belajar keras, sesuai dengan arti namanya.
Dua tahun kemudian, lahir anak ketiga keluarga Akabane, bayi laki-laki itu diberi nama Neji. Satu tahun kemudian, lahir lagi bayi laki-laki, dia diberi nama Mitsuki.
Keluarga Akabane dan Asano sangat dekat, kedua kepala keluarga itu bahkan sudah menjodohkan anak pertama mereka sejak di kandungan saat mereka tahu yang lahir akan berbeda gender.
Gakuhou adalah ayah yang hangat sama seperti Kurama. Tapi sikapnya berubah sejak dia kehilangan murid pertamanya, Ikeda Rikuto, lebih tepatnya saat Gakushū berusia 5 tahun. Gakuhou menjadi sangat dingin bahkan pada anaknya sendiri. Dia ingin anaknya menjadi 'kuat', Kurama yang tahu cara didikan Gakuhou salah langsung membawa Gakushū dan mengatakan kalau dialah yang akan melatih Gakushū beladiri.
Gakushū mulai berlatih pada Kurama, Karma yang merasa ayahnya menjadi dekat dengan Gakushū ikut berlatih beladiri. Sedangkan Akatsuki, dia tidak suka yang berkaitan dengan kekerasan, tentu saja karena dia perempuan.
Sampai saat mereka bertiga berusia 7 tahun. Akatsuki, Gakushū, Karma, Neji, dan Mitsuki diculik oleh orang yang tidak suka dengan kedua keluarga itu. Mereka disekap dan disiksa setiap harinya.
Suatu saat... Gakushū, Karma dan Mitsuki pingsan karena tidak tahan dengan siksaan penculik itu. Neji berusaha melawan penculik itu, tapi nasib buruk menimpanya. Penculik itu menembak kepala Neji dan itu hanya disaksikan oleh Akatsuki.
Tiga hari kemudian mereka ditemukan dan sang penculik ditangkap. Akatsuki mengalami anemia karena luka sayatan di tubuhnya, Gakushū mengalami patah tulang tangan dan kaki, Karma mengalami patah tulang belakang, Mitsuki mengalami kelumpuhan permanen.
Karma yang mengalami perawatan paling lama, dia koma selama seminggu dan harus dirawat inap selama enam bulan. Untungnya, putra pertama Akabane ini tidak mengalami kelumpuhan.
Seminggu setelah penculikan itu, Akatsuki sudah pulih dan langsung berlatih dengan ayahnya. Sesekali dia juga berlatih dengan Gakuhou yang mengajar dengan cara ekstrim. Setelah setahun belajar beladiri, Akatsuki bisa mengimbangi Karma dan Gakushū.
Saat natal di usia mereka yang 8 tahun, Gakushū memberikan kamera pada Akatsuki karena Akatsuki akan ikut dengan Kurama ke Kyoto dan tidak tahu kapan kembali.
Akatsuki masih berlatih beladiri dengan ayahnya saat waktu senggang, mereka juga sesekali berlomba menaiki tangga ke kuil Kurama-dera yang bisa dikatakan sangat banyak.
Saat usia Akatsuki 9 tahun, dia ditinggal oleh ayahnya selama dua hari. Malam itu, Mitsuki yang bersamanya ingin makan cemilan, karena itu mereka pergi.
Akatsuki yang merasa cukup kuat dengan santai membawa adiknya yang duduk di kursi roda itu. Tapi tiba-tiba ada beberapa orang yang menarik mereka ke gang gelap. Akatsuki melawan dan orang-orang itu berhasil dikalahkannya, tapi tanpa disadarinya masih ada yang bisa bergerak. Orang itu menembak Akatsuki dari belakang, Mitsuki yang menyadari itu langsung mendorong kakaknya, alhasil dialah yang tertembak.
Akatsuki langsung menelpon ambulans, tapi sayangnya adiknya tidak dapat tertolong. Akatsuki dan Kurama kembali ke Tokyo untuk pemakaman sang bungsu. Satu hal yang disadari Akatsuki saat itu, dia adalah kakak yang payah. Mulai saat itu juga, dia bertekad untuk melindungi satu-satunya penerus nama Akabane, kembarannya itu dengan segala cara, sekalipun itu mengorbankan nyawanya.
Akatsuki dan Kurama kembali ke Kyoto karena tugas Kurama. Di saat itu jugalah Akatsuki bertemu dengan seseorang yang amat bisa mengerti dirinya.
To be Continued
05 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Gustas Tu (Asano x OC)
Фанфик"Me gustas tu" berasal dari bahasa Prancis yang berarti "Aku menyukaimu", Me Gustas Tu juga merupakan judul lagu Gfriend. Asano Gakushū dan Akabane Karma kembali bersaing di SMA Kunugigaoka. Di tahun kedua mereka, kembaran si Setan Merah datang dan...