Rumah Keluarga Asano (2)

389 43 25
                                    

Seishun... Satsubatsuron!!!

Akatsuki mengecek HP-nya karna mendengar nada yang khusus untuk pesan dari adik tercintanya.

From: Ototo-kun
Yuki, malam ini aku pulang agak lama mungkin juga aku tidak pulang, kunci rumah tentu ada padaku. Aku dan Okuda-chan pergi ke toko buku sekaligus.. ya know what i mean... setelah itu aku mau menginap di rumah Nagisa, ibu dan ayahnya sedang pergi. Kau pergi saja ke rumah calon mertuamu itu, ja~~

Akatsuki terpatung sebentar, Gakushū melirik ke HP Akatsuki dan berhasil membaca pesan itu sampai habis tanpa ketahuan si empunya, wajahnya memerah membaca kalimat terakhir.

Akatsuki menghela napas pasrah lalu menyimpan HP-nya. "Dasar Setan Merah.." Akatsuki menggeram. "Shuu, malam ini aku menginap di rumahmu, jangan ada penolakan."

"Hai', hai'..." Gakushū mencoba menetralkan wajahnya.

Tentu saja saat sampai di kediaman keluarga Asano, ibu Gakushū sangat senang melihat Akatsuki.

"Kau membawa teman lagi, Gakushū?" Gakuhou yang ada di ruang tamu melihat Gakushū pulang dengan Akatsuki.

"Dia malam ini menginap disini, boleh kan..?" Gakushū menatap ayahnya.

"Hmm, asalkan kau tidak melakukan apa-apa padanya," Gakuhou mengalihkan fokusnya pada tabloid yang dipegangnya.

"Ji-san, Anda terlalu berlebihan. Anda tahu bagaimana aku ini kan..?" Akatsuki menatap horor ke arah Gakuhou.

"Tapi rambutmu basah, ku perkirakan ada hal tidak terduga, hmm?" Gakuhou masih fokus pada tabloidnya.

"Tcih, inilah yang ku benci darimu, ji-san. Oba-san, bajuku masih oba-san simpan kan..?" Akatsuki menatap ibu Gakushū.

"Mm, memangnya masih muat untukmu..?"

"Oba-san tahu sendiri kalau aku tidak tumbuh sejak terakhir kali aku kesini."

"Hahaha, lucu sekali mengingat adikmu tumbuh sedangkan tinggimu masih 165 saja. Ayo, ku antar ke kamar tamu," ibu Gakushū membawa Akatsuki bersamanya.

Gakushū bingung kapan Akatsuki ke rumah mereka.

"Dia datang sesaat setelah kelulusan SMP Kunugigaoka sebagai anggota Kementerian Pertahanan. Saat itu kau pergi keluar kota dengan teman-temanmu karna hanya kau yang akan tetap di Kunugigaoka," Gakuhou seolah dapat membaca pikirannya.

"Ooh, saat itu ya..."

"Sudahlah, sana mandi, nanti kau sakit."

"Sudah seperti seorang ayah, he.." Gakushū berjalan ke kamarnya.

Setelah mandi dia berbaring di tempat tidurnya dan membalas pesan-pesan yang masuk.

Tok, tok, tok... Pintu kamarnya diketuk, tapi kali ini sangat lembut, tidak seperti ketukan ayah dan ibunya. Gakushū membuka pintu dan melihat gadis di hadapannya.


"Kawai..." gumamnya.

"Hah!?"

"Eh, bukan apa-apa. Kenapa?"

"Kau ini lama sekali... aku dan ibumu sudah selesai masak. Turun sebelum ayahmu yang kesini."

Mereka turun ke lantai bawah, ayah dan ibu Gakushū sudah menunggu di meja makan.

"Sesuai dugaanku, kalau Yuki yang memanggilmu akan lebih cepat," goda ibunya.

"Oba-san, yamete yo..." Akatsuki duduk di depan ibu Gakushū dan Gakushū duduk di sampingnya.

Ittadakimasu~~

"Jadi, bagaimana dengan orang yang mengganggu kalian..? Apa sudah ketemu..?" Gakuhou menatap Akatsuki.

"Belum, tapi kurasa dalangnya paman pertama kami. Lagipula aku bingung, kenapa juga kakekku menunggu aku dan Karma sedangkan cucunya yang lain sudah bisa memegang perusahan. Lagipula dia itu ayahnya ibuku, sangat aneh memilih keturunan dari anak perempuannya yang memegang perusahan."

"Kurasa tak aneh juga. Kau dan Karma selalu dapat nilai akademis yang bagus, walaupun Karma sudah pernah ku masukkan ke kelas E. Tapi berkat kelas E jugalah bumi ini aman kembali kan..?"

"Umm, dan adik bodohku itu bahkan banting setir jadi birokrat, ugghh padahal ayah kami tentara, ibu kami ilmuan, kakek kami punya perusahaan. Apa hubungannya coba dengan birokrat, dia itu selalu lain dari yang lain. Tapi kurasa aku masih bisa mengharapkan calon adik iparku untuk meneruskan penelitian ibu kami."

"Hm, Okuda Manami..??" Gakuhou mengoreksi ucapannya.

"Yap, si ahli pembuat racun itu. Anda ingin mencoba racun buatannya, Ji-san?"

"Tidak terimakasih, aku masih mau hidup."

"Hee, sayang sekali..."

Hening melanda, "Karma memang pandai memilih pasangan," gumam Akatsuki.

"Kau sendiri, Yuki-chan?" Ucapan ibu Gakushū sukses membuat Akatsuki tersedak.

"Aku masih banyak urusan, tak ada waktu untuk melakukan hal tak berguna seperti itu."

"Hee, tapi sekarang kau ada disini lho~~ biar kutebak.. Karma-kun mengatakan padamu untuk pergi ke rumah calon mertuamu, hmm?"

Blusshh... Wajah Akatsuki dan Gakushū memerah.

"Mou, okaa-san...."

"Apa maksudmu, Oba-san... Aku sama sekali tak mau dengan si mesum ini!"

"Hei, apa maksudmu!?"

"Tentu saja! Mencium gadis yang sudah kau tenggelamkan, sangat tidak etis!"

"Shuu.. malam ini kau tidur di luar," ucapan ibunya sukses membuatnya malu dan takut.

"Okaa-san.... Jangan seperti itu.."

"Apanya yang jangan saat kau berani menyentuh Yuki seperti itu.."

"Okaa-san... Kumohon~~" tatapan Gakushū sukses meluluhkan hati ibunya, ibu mana yang akan tega saat anak semata wayangnya memasang wajah memelas seperti itu.

"Uggh, baiklah, tapi kau janji tidak masuk ke kamar tamu."

"Hai'."

To be Continued

28 Maret 2020

Me Gustas Tu (Asano x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang