"Gakushū, kami akan pergi untuk urusan bisnis, kau bisa jaga rumah dan tidak mengapa-apakan Yuki kan?" tanya ibu Gakushū.
"Jam berapa kalian pergi?" Gakushū menatap ayahnya.
"Jam delapan malam, dua jam lagi," Gakuhou menatap balik anaknya itu.
"Yosh, kalau begitu aku dan Shuu ke minimarket dulu untuk beli makanan untukku," Akatsuki nampak antusias.
"Hei, kita kan sedang makan..." Gakushū heran dengan gadis di sampingnya.
"Aku kan hanya mau beli cemilan dan susu strawberry kotak, apa salah?" Akatsuki menatap tajam Gakushū.
"Baiklah, terserahmu, habiskan itu dulu, setelah cuci piring kita langsung pergi."
"Yeay..."
Setelah makan malam, Gakushū dan Akatsuki mencuci piring, tentu saja bisa lebih cepat karna biasanya Gakushū mengerjakannya sendiri. Masih ada waktu satu setengah jam sebelum orangtuanya pergi, Gakushū langsung mengambil dompetnya dan mengajak Akatsuki.
Di minimarket, banyak mata yang menatap mereka dan sesekali mereka mendengar orang-orang berbisik dan kalimatnya selalu sama, 'lelakinya tampan dan perempuannya juga cantik, sungguh pasangan serasi,' begitulah isinya.
Akatsuki langsung mengambil keranjang belanjaan dan menuju rak makanan ringan. Dia mengisinya dengan beraneka biskuit rasa strawberry dan coklat dengan rasa buah. Setelah itu dia menuju rak bubuk puding dan jelly, tentu saja rasanya juga strawberry. Terakhir dia menuju rak susu dan mengambil 5 kotak susu strawberry.
"Sini aku yang bawa," Gakushū mengambil keranjang belanjaan itu, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya karna gadis itu hanya mengambil rasa strawberry, 'pantas saja saat aku menciumnya tadi aku bisa merasakan rasa strawberry,' batinnya.
"Kau tidak beli apa-apa, Shuu?"
"Aku tidak suka ngemil," jawab Gakushū singkat padat jelas.
"Sangat beda dengan adikku, dia selalu memakan cemilanku."
"Apa sudah semua?" Gakushū melirik gadis di sampingnya itu.
"Sudah, ayo ke kasir~~" tanpa sadar Akatsuki menggandeng tangan Gakushū. Gakushū mencoba menetralkan wajahnya.
Setelah membayar belanjaannya, Akatsuki mengambil kantong belanjaan itu, tapi Gakushū sudah mengambilnya lebih dulu.
"Hei, itu kan belanjaanku.."
"Tidak baik membiarkan seorang gadis membawa belanjaan sebanyak ini."
Blusshh... Wajah Akatsuki langsung memerah.
Saat melewati gang sempit, Akatsuki dan Gakushū melihat seorang lelaki biru yang dicegat oleh preman. Gakushū ingin mengambil jalan yang lain, tapi Akatsuki malah terus berjalan.
"Hei, apa kalian bisa minggir, kalian menghalangi jalan kami," Akatsuki mendekati preman dan lelaki itu dengan santai, ciri khas seorang Akabane saat ingin bertarung.
"Wah wah wah, lihat ada gadis manis... Lebih baik kita lepaskan saja bocah biru ini dan bermain dengan gadis ini," ujar salah satu preman itu.
Tapi Karma tiba-tiba datang, "hee, kalian ingin bermain-main dengan kakakku hmm, apa kalian sudah bosan hidup?"
"Tcih, kenapa pula bocah ini..." preman itu langsung menarik tangan Akatsuki.
Gakushū langsung memberikan kantong belanjaan itu pada si lelaki biru itu dan langsung menghajar preman yang memegang tangan pujaan hatinya.
"Akh, brengsek...." preman itu membalas Gakushū, tapi dia kalah cepat dengan Gakushū.
Karma juga menghajar beberapa preman itu, tapi tak mereka sangka kalau salah satu preman sudah memanggil teman-temannya.
Lelaki biru itu ingin ikut bertarung tapi dicegah oleh Akatsuki, "tugasmu cukup jaga makananku, jangan sampai jatuh."
Lelaki itu sadar kalau kantong belanjaan yang dipegangnya itu berisi makanan dan semuanya rasa strawberry.
Dan aksi Akatsuki cukup membuat Gakushū dan lelaki biru itu tercengang, bagaimana bisa seorang gadis menghajar preman yang jauh lebih tinggi darinya.
"Yosh, selesai...." Akatsuki menepuk-nepuk kedua tangannya.
"Hee, onee-chan memakai rok hmm. Itu artinya si lipan ini sudah tahu ya..." Karma menjahili kakaknya dengan mengangkat sedikit roknya.
Brukk... Alhasil dia berhasil dibanting kakaknya.
"Jangan sembarangan mengangkat rok perempuan, Aho!"
"Akkhh, gomen... Oh iya, malam ini aku menginap di rumahnya. Nagisa ini kakak kembarku, Akatsuki," Karma berdiri dan mengenalkan Nagisa.
"Aawwhh, jadi kau ya yang namanya Nagisa, manisnya~~"
"Etto... Aku ini laki-laki."
"Iya aku tahu kok, untuk ukuran seseorang yang memiliki bakat membunuh, kau ini cukup manis. Apa kau pacaran dengan Akari-chan?"
"E-eh, maksudmu Kayano? Te-tentu saja tidak.."
"Kawaiii~~~~" Akatsuki mencubit kedua pipi Nagisa.
'Kau lebih manis dari Nagisa, Yuki.' batin kedua rival yang berdiri di dekat mereka.
"Karma, kau bawa kunci rumah, aku mau pulang daripada seatap dengannya."
"Hee, kenapa lagipula kan--"
"Orangtuanya pergi ke luar kota."
"O-oh, begitu ya... Tapi kuncinya kuletakkan di tas dan tasku ditinggal di rumah Nagisa. Jadi semoga beruntung, onee-chan~~" Karma melangkah menjauhi mereka.
"Tolong jangan menghajar Karma, Akabane-san, ini belanjaanmu, sampai jumpa," Nagisa memberikan belanjaan Akatsuki dan menyusul Karma.
Akatsuki melihat isi belanjaannya, dan... "Dasar adik tak tahu diri.... Malah mengambil susu kotak kakaknya.. awas saja besok dia akan tidur di luar..." Akatsuki menggeram.
"Sudahlah, ayo pulang," Gakushū mengambil belanjaan itu.
"Hai', hai'."
To be Continued
29 Maret 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Me Gustas Tu (Asano x OC)
Fanfiction"Me gustas tu" berasal dari bahasa Prancis yang berarti "Aku menyukaimu", Me Gustas Tu juga merupakan judul lagu Gfriend. Asano Gakushū dan Akabane Karma kembali bersaing di SMA Kunugigaoka. Di tahun kedua mereka, kembaran si Setan Merah datang dan...