Satu Masalah Selesai

183 27 10
                                    

Liburan akan segera berakhir, ayah dari Akabane Mirai, kakek dari si kembar datang ke rumah mereka, sayangnya sang kepala keluarga Akabane sedang berada di kantor militer.

"Hee... Lama tak jumpa, Ojii-chan. Dan Ojii-chan membawa kedua paman kami...." Karma mempermainkan nada bicaranya.

"Karma, sopanlah sedikit pada yang lebih tua!!" ujar paman kedua.

"Hee... Untuk apa aku sopan pada kalian yang berulang kali mencoba membunuhku dan Yuki? Ingin memutuskan keturunan Akabane, hmm?" Karma tersenyum devil.

"Apa itu benar?" ujar sang kakek pada kedua anak lelakinya.

"I-itu tidak benar, ayah. Karma hanya mengada-ngada," jawab paman pertama.

"Terserah kalian, aku sudah memiliki bukti-bukti yang aku kumpulkan selama dua tahun ini.

Kalian tahu sendiri kalau aku seorang Kapten bukan? Mudah saja jika aku ingin membunuh kalian mengingat aku ada di divisi yang diperbolehkan untuk membunuh.

Tapi... Aku masih menghormati kalian sebagai adik ibu kami. Kami memutuskan untuk menyelesaikan ini secara kekeluargaan. Lagipula, pemegang perusahaan nanti adalah calon suamiku, Asano Gakushū.

Kalian pasti sudah mendengar keahlian Gakushū sebagai pebisnis dan pemimpin kan?? Dia bahkan bisa mengikat kerja sama dengan beberapa perusahaan yang bisa mensponsori acara Kunugigaoka.

Jadi... Bagaimana, paman-paman kami tersayang?? Atau kalian lebih ingin bukti-bukti ini jatuh ke tangan polisi??" Akatsuki melempar-lempar kecil flashdisk yang ada di tangannya.

"Kalian... Apa yang kalian lakukan pada cucu-cucuku?" Sang kakek mulai marah.

"Otou-san, maafkan kami... Kami hanya tidak ingin perusahaan jatuh ke tangan mereka yang bahkan tidak tertarik dengan bisnis... Karena itu... Kami tidak ingin perusahaan hancur..." Ujar mereka bersamaan.

"Jadi, apa kalian akan tetap mengganggu mereka? Kalian sudah dengar sendiri Asano-kun yang akan mengambil alih perusahaan. Kalian juga pasti sudah tahu bagaimana pemuda itu kan?" emosi sang kakek mulai menurun.

"Hai', Otou-san... Wakarimashita..." ujar mereka bersamaan lagi.

Setelah kecanggungan mereka, mereka akhirnya pulang.

"Jadi, awal musim panas nanti kau mau memakai seragam perempuan?" tanya Karma sambil merangkul kakaknya yang sedang menonton tv sambil memakan puding stroberinya.

"Hmm, ayah kemarin membelikan seragam perempuan, hanya saja aku membeli seragam laki-laki lagi, untung hanya kemeja dan celana saja... tidak sampai seragam lengkap, jika itu terjadi sudah pasti uang gajiku terbuang percuma," Akatsuki masih sibuk memakan pudingnya.

"Hooo, jadi... Cincin yang kau pakai itu cincin pertunangan?" Karma melirik cincin emas dengan batu ruby yang ada di jari manis kakaknya.

"Ya, begitulah. Karma.. bagaimana jika ada yang menggodaku dan secara tidak sengaja aku menghajarnya?" Akatsuki menatap adiknya itu.

"Itu bagus..."

"Aku serius, Ka-ru-ma-chan..." Akatsuki mencubit pipi Karma.

"Kau ini... Jangan memanggilku begitu. Aku juga serius, lelaki-lelaki seperti itu memang harus dihajar..." Karma menyuap sesendok puding ke mulutnya.

"Pakailah sendok lain, baka..." Akatsuki mencubit pipi Karma lagi.

"Biar saja... Eehhh apa kau memikirkan itu ya...." Karma mulai menggoda kakaknya.

"Maaf saja Onee-chan... Aku ini bukan siscon..." Karma mengusap pelan kepala Akatsuki lalu naik ke lantai atas.
———————————
Musim baru, semangat baru....
Itulah yang diteriakkan si merah kembar.

"Kalian sepertinya sangat senang..." Gakushū yang berjalan dengan mereka sedikit terkekeh melihat si kembar.

"Tentu saja... Karna hari ini Yuki memakai rok ke sekolah~~" Karma tersenyum jahil.

"Kami hanya tidak sabar melihat ekspresi anak perempuan yang selalu mendekatiku," Akatsuki tertawa girang, begitu pula dengan Karma.

"Kalian ini memang jahil...." Gakushū menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan kejahilan si kembar.

"Jadi.. apa kalian akan mengumumkan pertunangan kalian??" Karma berdiri di tengah Akatsuki dan Gakushū dan merangkul keduanya.

"Te-tentu saja tidak..." Akatsuki dan Gakushū memalingkan wajah mereka yang sedikit merah.

"Aahh, kalian tidak asik. Aku kan mau melihat ekspresi kecewa mereka semua..." Karma memainkan nadanya.

'Dasar Setan Merah!!' batin sepasang kekasih itu.

Benar saja, sesampainya di sekolah beberapa anak laki-laki langsung melirik Akatsuki. Karma yang menyadari hal itu langsung menyingkir dari tengah mereka dan berjalan lebih dulu. Gakushū yang tahu gadisnya dipandangi langsung menggenggam erat tangan Akatsuki.

Hari ini ada pertemuan lagi di aula SMA Kunugigaoka sebagai awal pertemuan di musim panas. Akatsuki sebagai wakil ketua OSIS yang menjadi pengarah acara.

"Saya Akabane Akatsuki, wakil Ketua OSIS SMA Kunugigaoka akan membawa acara kali ini. Terimakasih pada para siswa yang telah hadir hari ini, (bla..bla..bla)..." Akatsuki memulai acaranya.

Bisik-bisik mulai terdengar masalah gender Akatsuki. Pidato dari Ketua OSIS dan kepala sekolah juga sudah dibacakan. Akatsuki menutup acara dengan sedikit canggung walau masih mempertahankan sikap formalnya.

Acara selesai dan para siswa kembali ke kelas mereka.

"Itu sangat memalukan..." Akatsuki membenamkan kepalanya di tangannya yang sudah ada di atas mejanya.

"Hahaha... Kau tahu bagaimana reaksi mereka tadi?? Anak-anak perempuan langsung menatapmu tak suka dan anak laki-laki sibuk mengagumimu... Hahaha..." Karma malah tertawa di bangkunya.

"URUSAI BAKARMA!!" ujar Akatsuki tak suka, tentu saja karena di sepanjang koridor tadi beberapa anak laki-laki merayunya.

Karma masih terus tertawa sampai Gakushū dan Akatsuki memukul kepalanya.

"Uughh, ittai... Kalian ini memang tidak sayang adik.." Karma mulai membuat mereka kesal lagi.

"Tck, usia kita bahkan sama Karma..." Gakushū bersedekap dan menatap tak suka pada Karma.

"Oh, ayolah... Onii-chan~~" Karma malah membuat kesabaran Gakushū habis.

"JIJIK TAHU!!" alhasil Gakushū melemparnya keluar kelas.
















To be Continued

30 April 2020

Me Gustas Tu (Asano x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang