Ikeda Hakuei?

181 23 12
                                    

Awal musim panas.... Awal petaka baru.. itulah yang dipikirkan Akatsuki.

"Asano-kun~~~" suara itu, suara menjengkelkan yang tidak disukai Akatsuki.

"Hakuei? Bagaimana bisa kau ada disini?" Gakushū menatapnya tak percaya.

Gadis bernama Hakuei itu masuk ke kelas mereka. "Tentu saja agar aku bisa ada di dekatmu~~" Hakuei memeluk Gakushū dari samping.

Akatsuki yang iritasi melihat mereka langsung pergi. Karma hanya menatap malas Gakushū dan ikut keluar kelas dengan kakaknya. Okuda yang sampai di depan kelas mereka langsung ditarik Karma.

Dan disinilah mereka bertiga, kantin sekolah. Karma, Akatsuki dan Okuda sudah mengambil makanan mereka dan duduk di tempat yang kosong.

"Karma, kau mau kubelikan minum? Aku mau ke vending machine..." Akatsuki ingin menenangkan dirinya dengan susu kotak.

"Mm, seperti biasa..." Karma menyuap kare yang ada di piringnya.

"Manami-chan mau menitip?" tanya Akatsuki.

"Ti-tidak perlu Akatsuki-san," tolak Okuda.

"Oke, jaga tempatku ya.." Akatsuki langsung menuju ke vending machine.

Tapi sungguh malang nasib Akatsuki. Dia malah melihat kedua orang yang membuatnya iritasi itu di vending machine.

"Oke, Yuki... Tenangkan dirimu... Kau ini seorang aktris, sangat mudah untuk berakting... Cukup sabar saat ini, lalu hajar dia saat pulang sekolah nanti... Sabar, ini ujian untukmu..." Akatsuki mengelus dadanya mencoba bersabar.

Akatsuki mendekati mereka, atau lebih tepatnya vending machine itu. "Kalau sudah selesai, bisakah kalian minggir?" tanyanya.

"Ah, Akatsuki-chan... Lama tak bertemu.. kau mau apa biar kubelikan.." Hakuei tersenyum padanya.

"Aku ini sudah bekerja, aku bisa beli sendiri," ujar Akatsuki malas.

Hakuei langsung menyingkir, tapi Gakushū hanya menatap gadis berambut merah itu.

"Shuu, aku mau beli minuman..." Akatsuki menatap mata Gakushū.

Gakushū menyingkir dengan enggan, dia tahu gadis merah itu sedang marah. "Kau marah?"

"Tidak. Aku mau cepat, lapar... Karma sudah menunggu di kantin," jawab Akatsuki senatural mungkin.

"Oh, siapa Karma. Pacarmu?" Hakuei ikut-ikutan.

"Adikku. Sudah ya aku duluan..." Akatsuki langsung pergi setelah mendapatkan tiga susu kotak stroberinya.

Gakushū hanya menatap gadis berambut merah yang menjauh itu.
_______________________

Sudah lebih dari seminggu Hakuei terus menempel pada Gakushū. Selama itu juga Akatsuki selalu menghindari Gakushū. Pulang sekolah juga Akatsuki membawa tugas OSIS ke rumahnya dengan alasan dia memiliki urusan dengan atasannya. Akatsuki juga berangkat sangat pagi agar tidak bertemu dengan Gakushū dan Hakuei saat berangkat.

"Akatsuki, kau ini kenapa?" Gakushū tidak tahan dengan sikap gadis itu.

"Apanya?" Akatsuki masih memakai topengnya.

"Kenapa kau menghindariku?" Gakushū menatapnya intens.

Karma yang ada disana menatap malas Gakushū dan mengalihkan perhatiannya ke video gamenya. Ya, hanya ada mereka bertiga di kelas.

"Aku tidak menghindarimu, Shuu. Aku memang sibuk akhir-akhir ini. Atasanku itu terlalu menuntut atas misi ini karena harus selesai sebelum natal. Lagipula misiku juga untuk melindungimu, lalu kenapa kau menganggapku menghindarimu?" Akatsuki tidak menatap Gakushū, dia masih sibuk dengan ketikannya di laptop.

"Akatsuki, aku serius..." Gakushū ingin sekali menutup laptop gadis itu.

"Aku juga serius, Shuu. Oh..." Akatsuki mendengar dering hp-nya dan langsung keluar kelas untuk mengangkat panggilan itu.

"Kau bodoh Gakushū..." Karma meledeknya tanpa melihatnya.

"Apa maksudmu?" Gakushū tak terima dipanggil bodoh.

Karma langsung berdiri, "pikir saja sendiri, kau bahkan memanggilnya 'Akatsuki'. Begitukah kau memanggilnya selama ini??" Karma berjalan ke pintu.

Akatsuki masuk kembali ke kelas, "Karma, mau kemana?"

"Beli minuman, mau menitip?" tanya Karma.

"Umm, belikan aku kopi. Pakai uangmu dulu, nanti kuganti.." Akatsuki duduk di tempatnya.

"Oke..." Karma tersenyum lalu pergi.

"Hei.. kau marah padaku?" Gakushū mengulang pertanyaannya.

"Tidak Shuu, kenapa kau menanyakan hal itu terus-menerus?" Akatsuki menatapnya.

"Lalu kenapa kau menghindariku?"

"Aaghhh... Shuu bisa kau hentikan ini?? Sudah ku katakan kalau aku sibuk. Aku ini seorang Kapten, kalau kau lupa," Akatsuki kembali mengetik.

"Jangan menggangguku dulu, aku mau buat laporan untuk ku berikan pada atasanku," Akatsuki kembali berucap ketus.

Tak lama kemudian Karma datang, "nih kopimu, tak perlu kau ganti.." dia memberikan kopi itu pada Akatsuki.

"Oh oke.."

"Setidaknya tidurlah yang cukup, kau bisa saja diserang dengan mudah jika seperti ini," ujar Karma sambil mengelus kepala kakaknya.

"Mm, nanti ku usahakan tidur. Bagaimana dengan kelasmu dulu? Apa sudah sepakat kapan latihan?" Akatsuki masih berkutat dengan laptopnya.

"Mereka siap kalau kau siap. Itulah yang mereka katakan, atau kau ingin kami berlatih dengan Karasuma-sensei saja?"

"Yahh, begitulah. Maaf ya.. mungkin kalian harus latihan seperti dulu saja beberapa hari ini. Anggap saja sebagai melatih ulang kemampuan kalian. Minggu depan ku usahakan untuk lepas dari laporan tidak berguna ini.." Akatsuki masih berkutat pada laptopnya.

"Oh iya, Karma. Pulang nanti bisa tunggu paketku datang? Bukan paket yang besar, hanya seukuran tanganmu saja... Dan jangan dibanting.." Akatsuki menatap Karma.

"Apa lama? Kau tahu kalau aku malas menunggu."

"Uugh, kau ini... Tunggu saja di ruang tamu sambil main game..." Akatsuki menepuk pelan kepalanya.

"Baiklah... Bukan bom kan?"

"Hahaha.. maaf saja, aku masih mau hidup. Setidaknya sampai sweet seventeen nanti..."

"Tcih, dasar perempuan..."

Gakushū menatap mereka, bukankah tadi Akatsuki menyuruhnya jangan mengganggu? Lalu kenapa dia malah bercanda dengan Karma? Gakushū pergi ke ruang OSIS, setidaknya dia bisa menenangkan diri disana.






















To be Continued

30 April 2020

Me Gustas Tu (Asano x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang