PART 4

463 67 3
                                    

"Mengapa kita tidak ke hotel. Bukankah ini jalan ke apartmenen di sekitaran Itaewon." Ucap Taehyung yang duduk disamping kursi pengemudi.

Sakura memutar matanya. Dia ingin sekali menyumpal mulut Taehyung dengan benda apapun disekitar. Pria itu terus saja mengoceh. Membuat kepalan Sakura pusing.

"Tidakkah diantara kalian berdua menjawan pertanyaanku." Taehyung bertanya kembali.

"Kita akan ke apartemen." Jawab Jungkook dengan mata fokus ke jalan.

"Apartemen siapa?

"Nanti kau tahu." Balas Jungkook.

"Kalian berdua selalu merahasiakan sesuatu padaku." Gerutu Taehyung.

Sesampainya di apartemen.

"Selamat datang di apartemenku." Ucap Sakura.

"Apartemenmu?" Taehyung bertanya.

"Iya ini apartemen milikku." Jawab Sakura kemudian mencari sofa untuk duduk.

"Aku tidak tahu jika kau punya apartemen. Apakah kau tahu ini Jungkook?" Taehyung melihat Jungkook.

"Aku tahu sejak lama." Jungkook bergabung duduk di sofa dengan Sakura.

"Mengapa kau tidak memberitahuku? Taehyung mengajukan pertanyaan itu pada Sakura bukannya pada Jungkook.

"Untuk apa."

"Bukankah aku temanmu juga."

"Kau bukan temannya hyung." Jungkook yang menjawab pertanyaan Taehyung.

"Lalu aku apa. Kekasihnya?"

"Kau dan Sakura tidak pernah akur jadi kau dan dia bukan teman."

"Itu benar." Tambah Sakura.

Sakura langsung menyeret kopernya kedalam kamar. Dia sangat lelah dan mengantuk. Mengganti pakaiannya menjadi baju santai langaung tertidur. Dia tidak peduli walaupun ada dua lelaki di apartemennya. Setidaknya ada satu orang yang dia percaya.

"Hyung sepertinya Sakura tertidur. Sebaiknya kita pulang." Ajak Jungkook.

"Ayo kita pulang."

Merek berdua bersiap-siap untuk pulang.

"Dimana letak toilet?"

" Lurus lalu belok kanan." Jawab Jungkook.

Bukannya pergi ke toilet namub Taehyung membelokkan badannya ke arah kamar Sakura.

Taehyung melihat Sakura tertidur dengan lelap. Dia masih terlihat cantik walaupun dalam keadaan tidur.

Mendekati Sakura dan duduk dipinggir ranjang dekat dengan Sakura.

Taehyung merapikan rambut Sakura yang terlihat menutupi sebagian wajahnya. Mengagumi wajah cantiknya.

"Kau tahu. Berapa lama aku mengagumimu." Taehyung berkata pada Sakura yang tertidur. "Kau akan selalu menjadi milikku." Taehyung mencium bibir Sakura.

Setelah memberikan ciuman itu, Taehyung meninggalkan kamar Sakura. Permainan baru saja dimulai.

Jungkook menunggu Taehyung yang tak kunjung muncul. Apakah Taehyung tersesat? Tidak mungkin jika dia tersesat.

Akhirnya Taehyung muncul.

"Akhirnya kau muncul juga. Aku pikir kau tersesat."

"Mana mungkin aku tersesat." Jawab Taehyung

Benar juga apa yang dikatakan Taehyung.

"Perutku sakit."

Jungkook mengangguk.

"Urusan kita disini sudah selesai bukan. Ayo kita pulang." Taehyung tersenyum girang.

Jungkook menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sejak kapan orang keluar dari toilet sebahagia itu.

***

Keesokan paginya. Sakura bangun dan membuka kulkas. Dia lupa jika tidak ada makanan. Tentu saja dia sudah lama sekali tidak ke Korea. Jungkook juga hanya sesekali mengecek apartemen Sakura.

Sakura menelepon Jungkook namun tidak juga dijawab olehnya. Dengan kesal Sakura melempar ponselnya ke ranjang. Mau tidak mau dia harus keluar untuk membeli sarapan.

Setelah menyelesaikan mandi dan berpakaian rapi Sakura pergi menibggalkan apartemen. Dia tidak tahu mencari sarapan dimana. Suasana Korea sedikit berubah dari yang dia ingat.

Berjalan meninggalkan apartemennya. Mengecek restoran setempat yang menyediakan menu sarapan lengkap yang berada disekitaran apartemen.

Sakura mendesah lesu. Untuk sarapan dia harus menempuh 400 meter dari lokasi apartemennya.

Bunyi klakson mobil berbunyi dengan keras dari arah belakangnya. Sakura menoleh dan sipemilik mobil menurunkan jendela mobilnya.

"Apa yang kau lakukan disini." Sakura menyipitkan matanya.

"Tidak sengaja lewat." Taehyung mengangkat bahu. Sebenarnya dia tahu ketika Sakura menelepon Jungkook ketika dia ingin mengambil charger ponsel miliknya. Taehyung mempunyai firasat jika Sakura menelepon Jungkook karena tidak ada bahan makanan di apartemen miliknya.

"Benarkah?" Sakura tidak percaya

"Apakah aku terlihat seperti penguntit?"

"Sedikit."

"Ah, kau terlalu terus terang." Taehyung menyentuh dadanya berpura-pura tersakiti oleh perkataan Sakura. "Masuklah aku akan mengantarkanmu."

"Jika kau memaksa." Sakura membuka pintu mobil dan masuk kedalam mobil Taehyung.

"Kau mau kemana?"

"Restoran terdekat. Aku butuh sarapan dan membeli kebutuhan selama aku disini."

Benar saja apa yang dipikirkan Taehyung. Sakura menelepon Jungkook karena masalah sarapan.

"Aku tahu restoran yang enak untuk sarapan."

" Dimana?"

"Tidak jauh dari sini. Tempatnya tidak begitu besar atau mewah tapi masakannya sangat enak."

"Benarkah?" Tanya Sakura penuh antusias.

"Benar." Taehyung mengangguk namun dia masih fokus menyetir.

"Aku yakin kau pasti suka."

"Awas jika makanannya tidak enak."

"Jika memang tidak enak. Apa yang ingin kau lakukan padaku?"

"Aku akan memukuli dirimu sampai kau minta ampun." Ancam Sakura.

"Aku tidak keberatan jika kau melakukannya."

"Kau memang aneh. Apakah kau seorang masokis?"

Taehyung tertawa dengan suara beratnya.

"Aku bukan seorang masokis ataupun penganut S & M. Aku hanya tidak keberatan selagi kau yang melakukannya."

"Kau memang sudah gila. Otakmu itu penuh dengan hal yang aneh."

"Kau adalah penyebabnya."

"Selalu aku." Sakura memanyunkan bibirnya.

Taehyung melihat sekilas wajah Sakura. Dia sangat suka ketika Sakura membuat ekspresi wajah seperti itu seperti Sakura menantang untuk mencium bibirnya.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang