Ketika Jungkook ingin masuk kekamarnya dia berpapasan dengan Taehyung. Dia ingin sekali cepat masuk kedalam kamarnya dan tidak ingin Taehyung merusak moodnya.
"Apakah Sakura sampai di apartemennya dengan selamat?" Tanya Taehyung.
"Ya tentu. Aku mengantarnya sampai depan pintu apartemen."
"Baiklah, terimakasih." Taehyung langsung meninggalkan Jungkook.
Jungkook merasa sedikit aneh pria itu biasanya berbicara dengan ketus jika dirinya bertemu dengan Sakura. Namun kali ini sikapnya biasa saja. Ada yang aneh dengan Taehyung.
Sesampainya di apartemen Sakura langsung merebahkan badannya. Cukup terasa melelahkan seharian berjalan-jalan dengan Jungkook.
"Sakura, aku baru saja memdapat berita dari management majalah Bazar jika pemotretan akan dilakukan dua hari ini. Semuanya sudah dipersiapkan. Mereka akan menjemput kita dengan mobil." Maria menghampiri Sakura yang sedang tergeletak di atas sofa.
"Terimakasih Maria."
"Aku ingin besok kau istirahat saja. Aku tidak mau kau kelelahan."
"Tenang saja besok aku tidak akan kemana-mana."
"Sekarang tidurlah dikamarmu. Biar besok aku yang menyiapkan segala kebutuhanmu saja."
"Terimakasih Maria." Sakura menguap. "Aku akan kbali kemar dan tidur."
"Selamat malam Sakura.
***
Maria menarik koper Sakura tapi entah dimana keberadaan wanita berambut pendek itu.
"Tunggu aku. Mengapa jalanmu cepat sekali." Nafas Sakura terengah-engah seperti dikejar anjing.
"Kau seperti habis joging." Ledek Maria.
"Ini karena kau meninggalkanku."
Maria tertawa. "Maaf. Ayo mobil kita sudah menunggu."
Mereka berdua segera menuju ke depan apartemen.
Sepanjang perjalanan sakura terlihat seperti anak kecil yang baru saja keluar dari sangkarnya. Di senang sekali. Tidak hentinya Sakura berkata kepada Maria jika pemandangan di sepanjang jalan pulau nami sangat indah.
Beberapa jam kemudia mereka berdua sampai di sebuah private cottage bergaya tradisional khas korea. Didepan cottage tersebut berhadapan langsung dengan danau. Jarak antar cottage tidak terlalu jauh namun cukup pribadi.
"Wah, tempat ini sangat indah. Aku suka." Sakura langsung berjalan menuju private cottage miliknya.
"Sakura. Sakura." Panggil Maria. Wanita itu tidak mendengarkan panggilan Maria.
Ketika Sakura ingin membuka pintu kamarnya, dia lupa bahwa Marialah yang membawa kuncinya.
"Maria. Dimana Maria?" Sakura mencari Maria disekitarnya namun sepertinya Maria masih tertinggal jauh. Sakura kembali berdiri didepan private cottage miliknya sambil menunggu Maria.
"Hei." Tiba-tiba saja ada suara pria yang memanggil dari sebrang cottage.
Sakura mengarahkan pandnagannya kearah si pemanggil sampai akhirnya dia menyipitkan pandangannya. "Kim Taehyung."
Taehyung tertawa melihat reaksi Sakura. Wanita itu memang selalu membuatnya tertawa.
"Ada apa dengan wajahmu itu. Kau tidak terlihat senang melihatku lagi." Taehyung berjalan menghampiri Sakura.
"Ugh, aku penasaran mengapa disekelilingku selalu ada kau."
"Sudah kubilang bukan. Kita ini jodoh. Dimana ada aku disana ada dirimu. Lagipula aku partner kerjamu. Kita akan melakukan pemotreran bersama."
"Kau seperti penguntit."
"Apa kau baru sadar jika aku seorang penguntit." Pria itu medekatkan wajahnya ke wajah Sakura sangat dekat sambil tersenyum nakal.
"Kau menakutkan." Sakura mendorong wajah Taehyung namun Taehyung menarik tangan Sakura dan melilitkan tangannya di sekitaran pinggang wanita itu.
"Taehyung lepaskan." Bisik Sakura.
"Aku tidak mau." Goda Taehyung.
"Orang bisa melihat kita."
"Tidak akan ada yang melihat kita. Ini Private cottage jadi tidak akan ada yang melihat. Meskipun orang melihatnya aku tidak perduli."
"Kau memang sudah gila. Otakmu suka rusak." Sakura menujuk-nunjuk kening Taehyung.
"Itu karena kau." Taehyung berbisik lembut ditelingan Sakura. Hal itu membuat wajah Sakura merah merona.
"Kau sungguh memalukan. Kau ini idol tapi sikapmu seperti ini."
"masa bodoh." Taehyung mengangkat kedua bahunya. "Asalkan itu dirimu. Aku tidak peduli dengan hal lain."
Sakura memegang dahi Taehyung dengan membolak-balikkan telapak tangannya.
"Badanmu tidak demam. Keningmu juga tidak panas tapi otakmu bermasalah."
"Kau menggemaskan." Taehyung memeluk Sakura dengan erat sampai wanita itu sulit untuk bernafas.
"Hei, lepaskan aku. Aku tidak bisa bernafas."
Taehyung melepaskan pelukannya seraya mencium pipi Sakura. "Aku ingin sekali menggigitmu karena kau sangat menggemaskan."
Sakura mendorong Taehyung. "Kau ini mesum. Otakmu penuh dengan hal kotor."
"Apa yang harus kulakukan jika hal kotor yang ada dipikiranku karena di otak ini penuh dengan hal dirimu."
"Menjijikkan. Dasar pria mesum." Sakura menutupi dadanya dengan menyilangkan tangan didada.
"Aku bisa lebih menjijikan dari hal ini dan kupastikan kau akan sangat menyukainya." Bisik Taehyung.
"Hentikan. Hentikan." Sakura mengibaskan kedua tangannya ke udara.
"Ada apa Sakura? Apa kau membayangkanku juga." Taehyung lembali dengan mode penggoda.
"Menjauhlan dariku." Usir Sakura.
"Cobalah. Kau tidak akan pernah bisa mengusirku. Jika kau pergi 1 meter aku akan pergi 1 meter dan jika kau pergi 100 meter aku juga akan pergi 100 meter."
"Tuhan, jauhkan aku dari pria ini." Seru Sakura.
Taehyung tertawa lepas.
Kemudian Sakura melihat Maria datang bersama salah satu staff majalah Bazar.
"Kau memang menyebalkan." Sakura menghampiri Maria untuk meminta kunci kamarnya.
Rencana kedua mendapatkan Sakura on progress.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Enemy
Fanfiction(COMPLETED) Semua orang tahu jika Miyawaki Sakura dan Kim Taehyung adalah musuh abadi. Miyawaki Sakura merupakan artis terkenal setelah dia memutuskan lulus dari grup yang menaunginya, HKT 48. selain itu Kim Taehyung juga adalah salah satu idol ter...