PART 42

239 48 5
                                    

Sakura mendapat telepon Beberapa waktu yang lalu. Memberitahu jika neneknya masuk rumah sakit. Dia yang panik langsung membereskan beberapa barang dimasukkan kedalam kopernya. Dia harus segera kembali ke Jepang.

Kemudia ponsel Sakura berbunyi kembali namun kali ini dari Taehyung.

"Halo Taehyung." Sakura menjawab dengan nada cemas.

"Sakura ada apa. Kau terdengar cemas."

"Aku harus pulang ke Jepang sekarang juga."

"Ada apa. Katakan padaku. Tarik nafas dan perlahan-lahan katakan padaku."

sakura menarik nafasnya dan menghembuskan perlahan-lahan.

"Nenekku masuk rumah sakit." Sakura menahan air matanya.

"Tenang. Katakan apa yang terjadi."

"Dia terjatuh dari kamar mandi. Aku khawatir Taehyung. Dia belum siuman dari semalam."

"Apa kau sudah memesan tiket penerbangan?"

Sakura melupakan hal yang penting yaitu tiket penerbangan kembali ke Jepang.

"Aku lupa." Jawab Sakura.

"Jangan khawatir. Aku akan memesankan untuk kita berdua."

"Apa maksudmu kita berdua?"

"Aku akan ikut denganmu."

"Tidak perlu Taehyung. Aku bisa pulang sendiri."

"Aku memaksa. Aku juga ingin menjenguk nenekmu."

"Apakah tidak masalah?" Skaura menggigit kukunya.

"Tidak. Aku sedang dalam masa liburan. Jadi tidak masalah."

"Baiklah. Kabari aku pukul berapa penerbangannya."

"Baik. Tenanglah sekarang. Jangan cemas. Aku akan mengatur semuanya."

"Terimakasih Taehyung."

"Sama-sama Sakura."

Panggilan terputus. Waktunya Taehyung menyiapkan segalanya untuk menemui nenek Sakura.

Suasana di ruang tv dorm terasanya sunyi walaupun disana ada Seokjin, Namjoon, Jimin, Yoongi. Suasana dorm tidak lagi seperti dulu yang penuh dengan tawa Jungkook ataupun keusilan Taehyung.

"Hyung apa kau sudah berbicara dengan Taehyung?" Tanya Yoongi.

Seokjin mengangguk.

"Lalu apa hasilnya?"

"Nihil. Dia tidak mau memutuskan hubungannya dengan Sakura dan sepertinya dia ingin meninju wajahku."

"Apa yang kau katakan padanya?" Tanya Yoongi.

"Aku bilang dia harus memutuskan hubungannya dengan Sakura dan banyak wanita di dunia ini. Bukan hanya Sakura." Seokjin menjawab dengan polos.

Namjoon mengambil bantal sofa yang dipakai olehnya untuk bersandar kemudian meleparkannya kearaha wajah Seokjin.

"Hei, apa yang kau lakukan." Bentak Seokjin.

"Kau benar-benar bodoh. Kau kemanakan otakmu itu. Bersyukurlah Taehyung tidak meninju wajahmu." Sahut Namjoon.

"Apa yang aku lakukan itu benar. Taehyung harus memutuskan Sakura secepatnya. Banyak wanita yang mencintai dia"

"Apa kau berpikir Taehyung akan melakukannya?" Tanya Namjoon.

"Dia akan." Balas Yoongi.

"Dia tidak akan melakukannya. Semakin kau memaksanya, semakin dia membencimu." Ucap Namjoon.

"Jika dia berpikir jernih. Ini semua demi kebaikan dirinya dan grup ini."

"Aku tidak percaya kau mengatakan hal itu padanya. Aku melihatnya menahan sakit ketika Jungkook bersama Sakura atau sebaliknya Sakura memasang wajah bahagia ketika bersama Jungkook. Ini hanyalah sesuatu kesalah pahaman dari awal."

"Lalu bukankah ini juga salah Sakura." Seokjin melipat tangan didadanya.

"Kau tidak akan mengerti hal ini Seokjin karena kau tidak pernah merasakan jatuh cinta sampai mati dengan seseorang. Kau terlalu egois menilai seseorang. Perasaan seseorang bukanlah hal yang bisa kau kendalikan."

"Apa yang dikatakan Namjoon hyung itu benar. Kita tidak seharusnya mencampuri urusan Taehyung."

"Lalu aku harus apa. Melihat grup ini tamat karena seorang wanita." Seokjin meradang.

"Sebenarnya aku mengatakan sesuatu juga kepada Jungkook. Aku memintanya merelakan Sakura. Namun bocah itu begitu keras kepala." Seru Yoongi.

"Aku harus bicara dengan Sakura." Ucap Seokjin.

"Apa yang ingin kau katakan kepada Sakura." Tiba-tiba saja Taehyung berada di belakang mereka.

"Hei, kau mau kemana?" Tanya Jimin kepada Taehyung yang disampingnya terdapat koper.

"Jawab pertanyaanku. Apa yang ingin kau katakan kepada Sakura?" Taehyung meninggikan suaranya.

"Taehyung tenang." Yoongi melihat Taehyung memberikan tatapan tajamnya pada Seokjin.

"Apa kau gila." Teriak Taehyung. "Siapa kau berani-beraninya melakukan hal itu. Kau ingin Sakura memutuskan hubungannya denganku maka dari itu kau ingin menemuinya. Apa tidak cukup dengan hanya memintaku melakukannya."

"Taehyung hentikan." Lerai Namjoon.

"Ini semua demi kebaikan kita bersama." Seokjin membuang mukanya.

"Persetan dengan itu. Kau hanya berpikir sepihak. Jika aku dan Sakura berakhir orang yang senang disini adalah Jungkook."

"Aku akan memintanya menjauhi Sakura juga." Jawab Seokjin.

"Kau pikir siapa dirimu itu. Berhenti mencampuri urusan kami berdua." Bentak Taehyung.

"Hyung hentikan." Yoongi berkata kepada Seokjin.

"Tenangkan dirimu Taehyung."

"Oh, tuhan. Kalian berhasil membuat moodku rusak." Taehyung mengusap wajahnya dengan kasar.

"Ayo duduklah dulu. Kita bisa membicaran hal ini dengan baik-baik." Pinta Namjoon.

"Aku tidak ada waktu. Aku harus pergi." Taehyung menarik kopernya menuju pintu. "Oh ya, Jangan pernah kalian menemui Sakura dan mengatakan hal ini padanya atau aku akan melakukan hal yang kalian benci." Ancam Taehyung. Kemudian dia meninggalkan dorm.

Susana dorm kini semakin kacau Taehyung meninggalkan dorm sedangkan Jungkook tidak kembali ke dorm selama dua hari. Seokjin sedikit menyesali perkataannya. Seperrinya dia melakukan hal yang salah dan membuat hal ini semakin buruk.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang