PART 44

240 46 4
                                    

Jungkook mengurung diri di apartemen miliknya. Beberapa kali dia melihat foto Sakura yang dia ambil di ponsel miliknya. Dia sangat merindukan masa-masa ketika mereka bersama. Tidak tahu mengaoa dirinya seperti ini. Dia ingin sekali melupakan Sakura dan merelakanbya dengan Taehyung namun dia tidak bisa menahan rasa sakit itu. Jadi dia lebih memilih mempertahankan keegoisannya.

Berpikir cara apa yang harus dia lakukan supaya Taehyung menyerah. Apa Taehyung akan menyerah jika Jungkook membeberkan hubungan Jungkook dengan Sakura sebelumnya.
Di kediaman rumah nenek Sakura. Sakura, Taehyung dan nenek Sakura berkumpul di meja makan.

"Ayah dan ibumu akan datang besok."

"Benarkah?" Sakura sedikit terkejut.

"Ya, baru saja ibumu mengirimkanku pesan jika besok mereka akan datang bersama adikmu."

Taehyung mendengar berita itu sama terkejutnya dengan Sakura namun wajahnya terlihat sedikit pucat.

"Taehyung, apa kau suka masakanku?" Tanya nenek Sakura kepada Taehyung.

"Hmm, ya nek." Jawab Taehyung.

Nenek Sakura bisa merasakan ada sesuatu hal yang sedang dipikirkan pria itu.

"Kali ini jangan bertengkar lagi dengan ayahmu." Pesan nenek Sakura.

"Ayah tidak mengerti aku."

"Ayahmu adalah orang yang keras. Nenek yakin itu semua demi kebaikan dirimu."

Sakura hanya mengangguk.

Setelah makan malam. Mereka bertiga duduk bersana di ruang keluarga. Sakura meninggalkan Taehyung dan neneknya untuk mengangkat panggilan telepon.

"Berapa lama kau berpacaran dengan cucuku?" Tanya nenek Sakura.

"Kurang lebih satu minggu tapi aku mengenalnya selama 4 tahun."

"Jadi kau mengenal cucuku sebelum Sakura dan Jungkook bersama?"

Taehyung mengangguk.

"Aku dengar hubunganmu dengan Jungkook sedang tidak baik karena Sakura."

"Tidak nek. Itu sama sekali bukan salah Sakura. Itu adalah masalahku dengan Jungkook."

"Dengarkan aku. Sakura itu tipe wanita yang keras tapi hatinya sangat lembut. Jika seseorang memintanya memutuskan hubunganmu dengannya, aku rasa Sakura akan melakukannya. Dia tidak ingin ada orang yang tersakiti karenanya."

"Aku tidak akan membiarkan Sakura melakukannya." Seru Taehyung dengan subgguh-sungguh.

Nenek Sakura tertawa. "Aku menyukaimu. Jangan terlalu lama berpacaran. Cepatlah menikah."

"Aku juga ingin seperti itu nek, tapi kau tahu sendiri bagaimana sifat Sakura."

"Aku tahu anak itu sedikit keras." Nenek Sakura mengangguk. "Apakah kau takut bertemu orang tua Sakura terutama ayahnya?"

"Dibandingkan dengan takut aku lebih bingung apa yang harus kukatakan pada ayahnya. Aku tidak ingin membuat image buruk di hadapan orang tuanya."

"Jadilah dirimu sendiri. Jangan berpura-pura menjadi orang lain. Walaupun ayah Sakura adalah orang yang sangat kaku, dia mempunya hati yang sangat baik."

"Aku pikir aku akan sangat gugup besok."

"Jika kau gugup bayangkan saja apa yang akan kau dapatkan ketika kau lolos dalam menghadapi ayahnya yaitu anaknya." Nenek Sakura tertawa.

"Hei, apa yang sedang kalian bicarakan." Sakura datang setelah mengakhiri panggilannya.

"Tidak." Jawab nenek Sakura singkat.

"Apa kau sudah selesai berbicara dengan Maria?" Tanya Taehyung kepada Sakura.

"Hmm." Sakura duduk disamping Taehyung. "Apa yang kau bicarakan dengan nenekku?" Bisik Sakura.

"Apa kau ingin tahu." Taehyung kembali berbisik.

Sakura mengangguk.

"Nenekmu ingin kita cepat menikah dan segera mempunyai anak." Taehyung menahan tawanya ketika melihat reaksi Sakura.

Sakura ingin sekali rasanya memukul pria yang ada dihadapannya itu. Hal itu tidak dia lakukan karena neneknya berada di hadapan mereka berdua.

***
Jungkook berada di apartemen milik Sakura namun dia tidak menemukan keberadaan wanita itu dan bahkan koper wanita itu juga menghilang. Apakah Sakura sudah kembali ke Jepang?

Pria itu mrngambil ponsel dari sakunya dan memanggil Maria setelah Sakura tidak menjawab panggilannya. Bebar saja Sakura sudah kembali ke Jepang. Jungkook semakin kecewa dengan Sakura.

Akhirnya Jungkook memutuskan kembali ke dorm. Kali ini dia berharap tidak bertemu dengan Taehyung.

Sesampainya di dorm dia tidak melihat batang hidung Taehyung. Sepertinya doanya terkabul untuk saat ini.

Tidak banyak hal yang berubah setelah beberapa hari dirinya tidak pulang ke dorm. Suasana dorm menjadi semakin kaku. Jungkook sedikit menyesali hal ini. Mungkin saja tidak seharusnya dia bersikap berlebihan seperti itu.

Terdengar bunyi ketukan pintu dari luar kamar Jungkook.

"Boleh aku masuk." Seokjin menunggu jawaban dari Jungkook.

"Masuklah hyung."

Seokjin datang menghampiri Jungkook dan duduk disampingnya.

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku pikir baik." Jawab Jungkook dengan singkat.

"Maafkan aku jika pembicaraanku kali ini seperti menyudutkan dirimu tapi kau harus mengalah kali ini Jungkook. Kau dan Sakura berpisah sudah lama sekali. Ini saatnya kau bergerak maju dan biarkan Taehyung bersama Sakura."

"Kenapa aku harus melakukannya?" Tanya Jungkook dengan nada sinis.

"Karena kita semua bersaudara. Perpecahan ini tidak baik untuk kalian berdua. Taehyung pergi kemarin dengan membawa koper. Aku tidak tahu kemana dia pergi."

Hal pertama yang ada dipikiran Jungkook adalah Taehyung pergi dengan Sakura. Tidak mungkin kebetulan seperti itu. Kini dia semakin benci dengan pria itu.

"Hyung. Aku bosan orang selalu membela dirinya. Jika kau sudah selesai aku ingin istirahat."

Seokjin hanya bisa menghela nafas dan menuruti keinginan Jungkook.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang