PART 24

301 56 7
                                    

"Kalian sudah tahu. Siapa model wanita yang menjadi pasangan Taehyung pada pemotretan majalah bazar?" Jimin mulai bergosip.

"Siapa?  Tanya Seokjin.

Kini Jimin, Seokjin dan Jungkook sedang bersama di gedung Big Hit.

"Sakura." Bisik Jimin.

"Miyawaki Sakura? Mantan kekasih Jungkook." Seokjin terkejut.

"Ya, siapa lagi. Satu-satunya artis Jepang yang terkenal di Korea bernama Miyawaki Sakura hanya ada satu." Seru Jimin.

"Bagaimana kau bisa tahu hyung?" Jungkook mulai membuka mulutnya.

"Aku mendengar dari manager Taehyung yang baru saja tiba."

"Bagaimana bisa Sakura yang menjadi pasangan Taehyung?" Jungkook mengintrogasi Jimin.

"Nah, hal itu juga yang aku tanyakan pada Manager Taehyung. Kalian tahu, jika Taehyung lah yang merekomendasikan Sakura." Jimin tidak tahu jika diantara mereka ada yang hatinya sedang terbakar.

"Begitukah." Jungkook tersenyum sinis.

"Hyung apa mungkin calon kekasih yang Taehyung maksud itu Sakura." Tanya Jimin dengan polosnya.

Seokjin ingin sekali melempar Jimin dengan botol air mineral yang berada di meja studio rekaman. Jimin yang bodoh masih tidak sadar jika Sakura yang dia maksud adalah mantan kekasih Jungkook.

"Hyung, jika Bang PD mencariku tolong beritahu dia aku sedang keluar mencari angin." Dengan wajah gusar Jungkook meninggalkan ruangan.

"Hyung, ada apa dengan bocah itu?"

"Kau bodoh. Tidak bisakah kau menutup mulutmu jika sedang membicarakan Sakura. Kau tahu Jungkook masih belum bisa melupakan Sakura." Seokjin membentak Jimin.

"Aku lupa jika Sakura itu mantan kekasih Jungkook. Jika aku ingat, aku tidak akan mengatakannya didepan dia."

"Sudah terlambat. Lagipula cepat atau lambat dia pasti akan tahu. Melihatnya belakangan ini, aku sedikit khawatir." Seokjin menghela nafasnya.

"Aku juga merasakannya. Bocah itu kehilangan semangatnya semenjak Sakura datang ke Korea."

Seokjin berpikir keras. Apa yang harus dia lakukan untuk Jungkook. Semua ini terjadi karena pria itu masih belum juga bisa melupakan Sakura.

***

Ponsel Sakura terus berdering ketika dirinya dan Taehyung sedang menikmati makan siang di sebuah restoran secara private. Sakura terus mengabaikan panggilan itu tanpa melihat id pemanggil namun wajah Taehyung berkata sebaliknya. Pria itu sangatlah kesal ketika waktunya berdua dengan Sakura terganggu walaupun hanya dengan panggilan telepon.

"Kemarikan ponselmu." Taehyung mengadahkan tangannya supaya Sakura memberikan ponselnya kepada Taehyung.

"Aku akan mematikan ponselku." Sakura melihat sekilas itu adalah panggilan dari Jungkook. Jika Taehyung mengangkatnya bisa-bisa akan terjadi perang dunia.

"Kemarikan Sakura. Aku kesal dengan orang yang meneleponmu. Ini ketiga kalinya dia menelepon."

"Taehyung." Sakura merintih.

"Sakura." Taehyung menaikkan nada bicaranya supaya Sakura memberikan ponselnya.

Akhirnya dengan sangat terpaksa Sakura memberikan ponselnya kepada Taehyung.

Pria itu semakin geram ketika melihat nama sipemanggil. Taehyung  dengan sengaja mengangkat panggilan Jungkook.

"Bisakah kau berhenti menelepon Sakura. Dia sedang bersamaku." Bentak Taehyung.

"Berikan ponsel ini pada Sakura." Jungkook menggeram ketika tahu Taehyunglah yang menganggkat panggilannya.

"Tidak akan. Jika ada urusan penting, katakan padaku. Aku tidak akan menyampaikannya."

Sakura melihat wajah Taehyung yang marah sedikit ketakutan. Secara tidak langsung semua masalah ini muncul karena dirinya.

"Persetan. Berikat ponselnya. Aku tidak ada urusan denganmu." Jungkook memaki.

Yah,  baru kali ini Taehyung mendengar Jungkook memaki.

"Persetan denganmu juga." Taehyung mematikan panggilan dari Jungkook.

"Taehyung." Sakura memanggil nama pria itu dengan sedikit takut.

"Makanlah. Habiskan. Sayang sekali jika makanan yang aku pesan tidak habis." Jawab Taehyung dengan senyuman. Pria itu berubah seikapnya menjadi lembut kepada Sakura. Padahal sedetik yang lalu dia marah dengan Jungkook.

Sakura hanya mengangguk. Dia tidak ingin membantah.

***

"Berengsek kau, Kim Taehyung." Jungkook memaki dengan kencang. Untung saja tidak ada ornag disekitarnya.

Jungkook dengan gusar mengacak-acak rambutnya. Wajahnya terlihat sangat stress dan marah. Mimpi buruknya sudah dimulai. Jungkook harus bersiap untuk melawan Taehyung.

Setelah selesai makan siang Taehyung segera mengantarkan Sakura pulang. Kini suasana diantara mereka berdua sedikit canggung. Taehyung mengantarkan Sakura sampai ke basement tempat parkir apartemen Sakura.

"Terimakasih untuk hari ini Taehyung."

"Sama-sama Sakura."

"Hati-hati dijalan."

Taehyung mengangguk.

Ketika Sakura keluar dari mobil Taehyung dia melihat Jungkook menghampirinya dengan wajah yang sangat marah. Tuhan, Wanita itu tidak pernah sekalipun melihat Jungkook marah.

"Sakura." Panggil Jungkook. "Aku ingin berbicara denganmu."

Taehyung yang menyadari Jungkook sedang marah, langsung keluar dari mobil dan berusahan menghentikan langkah Jungkook.

"Apa yang ingin kau lakukan." Taehyung menekan dada Jungkook.

"Minggirlah aku ingin bicara dengan Sakura."

"Tidak boleh." Larang Taehyung.

"Siapa kau ini. Apakah kau kekasihnya. Kakaknya? Atau sepupunya?"

"Hentikan Jungkook. Sebelum aku bertindak kasar."

"Minggirlah. Aku hanya ingin bicara dengannya bukan untuk berurusan denganmu."

"Taehyung biarkan Jungkook bicara denganku. Dia tidak akan menyakitiku." Sakura meyakinkan Taehyung.

"Aku tidak suka dengannya."Taehyung menunjuk Jungkook.

Jungkook tersenyum mengejek.

"Pulanglah Taehyung. Percaya padaku. Aku akan baik-baik saja." Sakura mengguk kepada Taehyung.

"Baiklah. Jika pria ini menyakitimu hubungi aku segera. Aku tidak akan sungkan untuk memberikannya pelajaran."

Sakura menghela nafas. Ini semua semakin buruk.

Taehyung yang masih enggan meninggalkan Sakura, akhirnya terpaksa membiarkan Jungkook berbicara dengan wanita yang dicintainya itu.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang