PART 28

277 56 4
                                    

Usai berbelanja Jungkook mengajak Sakura kesebuah rumah makan untuk kelas VIP dengan pemandangan terbuka. Disana dia bisa bebas melepaskan masker dan topinya. Banyak juga selebtitis korea yang fatang ke restoran itu secara bebas. Beberapa pengunjung yang bukan dari kalangan artis juga merasa terbiasa.

Selain kalangan artis restoran ini juga dikunjungi oleh para penjabat dan orang dari golongan atas lainnya. Biaya reservasi restoran ini cukup terbilang fantastis.

"Apa kita tidak masalah makan ditempat terbuka seperti ini?" Sakura berbisik.

"Tidak masalah. Tenang saja. Tidak akan ada orang yang perduli. Kita disini tidak diizinkan mengambil foto jika ada artis yang berkunjung kqrena itu melanggar privasi pengunjung."

"Aku batu tahu ada tempat seperti ini di Korea." Sakura memandang sekitar.

"Memang kenapa?" Tanya Jungkook.

"Kau tahu, jika di Korea aku seperti telanjang tidak punya privasi. Aku benci itu."

"Aku tahu. Maka dari itu aku selalu mengunjungimu ke Jepang."

"Aku tahu itu." Sakura meringis. "Awalnya aku berpikir kau seperti robot yang tidak ada lelahnya. Mengunjungiku ke Jepang setiap minggu. Itu seperti rumah kita berada di kota yang berbeda saja."

"Saat itu aku berpikir. Aku akan melakukan apa saja. Asal aku bisa melihatmu walaupun kau tinggal di belahan bumi yang lain aku pasti akan menemuimu."

"Sejak kapan kau menjadi tukang gombal seperti ini."

Jungkook tertawa. "Itu benar. Aku tidak sedang menggombal. Aku tahu kau tidak suka dengan gosip atau isu apapun. Jika kita berkencan di Korea mungkin saja paparazi sudah mencium bau-bau percintaan kita."

"Kau benar. Membayangkannya saja sudah membuatku takut."

"Aku akan melakukan apapun asal kau bahagia terkecuali ini ada hubungannya dengan Taehyung hyung."

"Kalian ini seperti kucing dan anjing. Tidak bisakah kalian berbaikan. Ini tidak baik untuk kalian berdua."

"Aku tidak tahu. Aku rasa ini sulit untuk kita berdua. Masalahnya ada kami berdua menyukai wanita yang sama. Mungkin salahku juga karena merebutmu darinya." Jungkook merubah wajahnya menjadi murung.

"Jangan berpikir seperti itu lagi. Tidak ada yang salah. Perasaan seseorang tidak ada yang tahu. Bukan salahmu juga jika kau yang lebih dulu mendapatkanku." Balas Sakura.

"Rasanya itu cukup baik mendengar jawaban langsung dari mulutmu."

"Itu semua karena kau masih menyukaiku. Bahkan setelah kita putus kau lebih mendengar omonganku dibanding dengan member satu grupmu."

"Aku lebih suka kau yang mengatakannya dibandingkan dengan mereka." Jungkook mengangkat bahunya.

"Apa bedanya. Kau lebih dulu mengenal mereka dibandingkan aku"

"Alasannya hanya satu. Karena kau adalah wanita yang kucintai sekasar apapun jawababmu, pasti akan kulakukan. Aku bodoh bukan?" Jungkook meringis.

"Kau memang bodoh. Benar-benar bodoh."

"Aku tahu itu. Aku pikir sampai saat ini aku juga masih bodoh. Melakukan apapun supaya kau bahagia, walaupun kau bukan kekasihku lagi."

"Mengapa itu terdengar menyedihkan." Sakura menopang dagu dengan tangan kanan.

"Jangan khawatir. Ini pilihanku." Jungkook menyelipkan rambut pendek Sakura yang terurai kebelekang kupingnya. "Aku berpikir mungkin jika kau nanti menikah. Walau bukan denganku. Aku masih akan peduli padamu."

"Jangan lakukan itu. Kau hanya menyakiti dirimu sendiri."

"Lalu aku harus berbuat apa. Merebutmu dari pria yang sudah kau nikahi. Itu tidak mungkin."

"Kau juga harus mencari pendamping untukmu sendiri."

"Jika saja itu mudah dilakukan. Mungkin aku sudah melupakanmu. Tapi aku tidak. Aku tidak bisa. Walaupun caraku salah untuk mendapatkanmu tapi hatiku padamu itu tulus."

"Sepertinya kau sangat mencintaku."

"Lebih dari itu. Aku menyayangimu, mencintaimu dan aku bahkan melakukan apapun asal kau bahagia. Aku hanya minta satu hal. Jika suatu saat nanti kau mencintai pria lain. Tolong beritahu aku untuk yang pertama. Rasanya akan lebih menyakitkan jika aku membacanya dari kolom gosip atau mendengar dari mulut orang."

"Aku akan melakukannya." Sakura memegang tangan Jungkook.

"Seorang pria yang mencintai gadisnya tidak akan menangis atau merasa sedih saat pertama hubungan mereka selesai. Butuh waktu yang lama bagi seorang pria untuk melupakan gadis yang dicintainya.  Begitupun aku. Jangan memintaku untuk mencari wanita lain karena aku tidak bisa. Jangan memintaku menjauhimu karena aku tidak sanggup."

Air mata Sakura mengambang. Wanita itu berpikir dia tidak pantas mendapatkan cinta dari pria yang ada dihadapannya saat ini.

"Jangan menangis. Ok." Jungkook mengelus pipi lembut Salura dengan ibu jarinya. "Jangan pernah menangis karena aku. Apapun itu alasannya. Itu semakin membuatku merasa bersalah dan sakit."

"Terimakasih Jungkook. Kau selalu disisiku walaupun kita sudah berpisah. Aku tidak tahu jika itu bikan kau."

"Aku akan selalu disisimu. Jika kau ingin aku pergi, aku akan pergi. Namun satu hal yang harus kau tahu hatiku tidak pernah pergi meninggalkanmu. Akupun akan kembali jika kau menginginkanku lagi."

"Semoga kau mendapatkan wanita yang baik sepertimu."

"Aku berharap wanita itu dirimu." Seru Jungkook  dalam hati.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang