PART 7

359 47 6
                                    

Warning! sensual content!

"Aku tidak tahu. Hanya memakan Ramen seperti ini bisa senikmat ini." Ucap Taehyung dengan mulut penuh ramen.

"Itu karena kau memakannya bersama diriku." Jawab Sakura dengan acuh.

Pria itu hanya tertawa mendengarnya. Beberapa pengunjung memperhatikan pasangan itu namun tetap menjaga jarak. Karena sebagian masyarakat Jepang masih menghargai privasi seorang artis walaupun ada beberapa yang melanggar garis privasi tersebut.

"Kau tahu. Aku senang kita bisa bebas berkencan di depan publik seperti ini. Walaupun ada beberapa pasang mata yang memperhatikan kita."

"Aku tahu tapi ini masih sedikit membuatku tidak nyaman."

"Jangan pedulikan mereka." Taehyung kembali menikmati ramennya."

Mereka berduapun kembali menimati semangkuk ramen dengan suasana malam di pinggir sungai.

Setelah selasai makan Taehyung dan Sakura berjalan di sekitaran Dontonburi tapi menggunakan masker ataupun kacamata untuk menutupi jati diri mereka berdua.

Berjalan disekitaran Jembatan Ebisubashi dengan dikelilingi  papan iklan neon box yang tingginya hampir 20 meter. Taehyung merangkul bahu Sakura sambil berbincang dan terkadang menggoda Sakura.

"Aku yakin tempat ini sangat bercahaya jika dilihat dari atas langit" Ucap Taehyung.

"Aku pikir juga seperti itu."

"Aku jadi ingin menikah disini." Ide gila kembali muncul di otak Taehyung.

Sakura menghentikan langkahnya kemudian memegang kening Taehyung. "Apa kau merasa tidak enak badan atau sakit?" Tanya Sakura.

"Aku sakit. Tapi sakitku disini." Taehyung menunjuk jantungnya. "Jantungku selalu berdetak tidak normal jika aku berada disisimu. Detaknya hampir membuatku bisa mendengar irama detaknya." Taehyung menyeringai.

"Aku pikir kau butuh psikiater." Sakura mendengus kesal.

"Aku tidak butuh psikiater. Aku hanya butuh dirimu." Taehyung tersenyun lebar sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Kau gila." Sakura meninggalkan Taehyung.

Pria itu tertawa puas setelah berhasil membuat kekasihnya kesal. Kembali berjalan dan menarik lengan Sakura supaya mereka berdua jalan beriringan.

"Kau tahu. Kau adalah duniaku." Seru Taehyung.

Kalimat itu membuat Sakura tersipu malu.

"Besok aku ingin mengajakmu ke toko perhiasan."

"Untuk apa?" Tanya Sakura dengan polos.

"Mencari cincin untuk melamar wanita lain." Jawab Taehyung sembarangan membuat Sakura cemberut. "Aku bercanda." Taehyung mencubit pipi Sakura. "Kita akan membeli cincin pernikahan kita."

"Eh, aku hampir melupakan hal itu."

"Kau memang kejam." Taehyung menyipitkan matanya.

"Aku benar-benar lupa." Sakura meringis.

"Baiklah kita tidak jadi menikah." Taehyung berkata dengan acuh.

"Ok." Sakura menjawab secepat kilat.

"Kenapa kau menjawab seperti itu. Seharusnya kau merayuku." Suara Taehyung tampak kesal.

Sakura melepas genggaman tangan Taehyung dan memeluk tangan pria itu. "Ini pelajaran untukmu karena seenaknya saja kau bilang tifak jadi menikah. Mungkin suatu saat nanti kau akan bilang ingin bercerai denganku."

"Aku bersumpah tidak akan melakukan hal itu."

"Jika kau melakukannya aku akan membuatmu menyesal seumur hidupmu." Ancam Sakura.

"Aku akan selalu patuh padamu." Jawab Taehyung.

***

Setelah lelah mengitari dontonburi. Taehyung dan Sakura bermalam di sebuah hotel yang tidak jauh dari pusat Osaka. Sakura tidak mungkin langsung kembali ke rumahnya yang berada di Tokyo karena butuh waktu yang cukup lama dan terlebih lagi itu sudah sangat larut.

Taehyung keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan jubah yang disiapka di kamar hotel. Dia masih ingin berbicara dengan Sakuta namun wanita itu sudah tertidur. Itu membuatnya sedikit kesal namun akhirnya Taehyung bergabung dengan Sakura untuk tidur.

Keesokan paginya Sakura menggeliat karena dia merasakan sentuhan di sekujur tubuhnya. Dia tidak tahu apa itu tapi dia merasa menyukai setiap sentuhan itu. Sakura mengerang beberapa kali karena sentuhan itu. Dia berpikir itu hanya mimpi. Namun semakin dia berpikir itu adalah mimpi, sentuhan itu semakin nyata. Sakura dengan berat membuka matanya dan dia melihat pemandangan pagi yang menakjubkan yaitu Taehyung sedang mencumbuinya. Taehyung mendapatkan akses yang sangat mudah karena Sakura hanya tidur dengan menggunakan pakaian dalamnya. Tidak mungkin juga dia tidur dengan menggunakan gaunnya yang tidak nyaman itu.

Taehyung yang menyadari Sakura telah terbangun menatapnya sambil tersenyum. "Selamat pagi sayang." kemudia melanjutkan aktifitasnya lagi.

"Taehyung apa yang kau lakukan." Sakura mengerang karena pria itu mencium titik sensitifnya.

"Aku sedang bersiap untuk olahraga pagi."

"Jangan cium disitu." Sakura menutup matanya tidak bisa menahan rangsangan yang dibuat oleh kekasihnya itu.

"Lalu aku harus menciummu dimana." Taehyung menaikkan tubuhya mencium leher Sakura.

Sakura hanya terdiam dia tidak bisa menjawab pertanyaan Taehyung karena terlalu menikmati setiap ciuman yang diberikan oleh Taehyung.

"Jawab aku Sakura." Suara Taehyung terdengar begitu seksi ditelinga Sakura.

Dengab ibu jarinya Taehyung mengusap bibir Sakura. Seluruh tubuh Sakura memerah. Itu adalah pemandangan yang indah menurut Taehyung.

"Lihatlah dirimu. Aku belum melakukan apapun tapi tubuhmu sudah begitu sensitif." Taehyung menyentuh setiap inci tubuh Sakura dan berhenti di puncak inti tubuhnya.
"Berhentilah menyiksaku." Sakura merintih karena sentuhan Taehyung di intinya.

"Lalu apa yang kau inginkan?" Pria itu menggigit telinga Sakura dengan sensual.

Sakura yang tidak bisa menahan hasrat seksual menggigit bibirnya.

"Jangan gigit bibirmu seperti itu. Hanya aku yang boleh menggigitnya." Kemudian Taehyung menguasi seluruh bibir Sakura. Menciumnya perlahan. Sesekali menggigit bibir wanita itu secara perlahan. Semua godaan itu semakin membuat Sakura tidak tahan.

"Taehyung, aku mohon jangan siksa aku seperti ini lagi." Sakura merintih.

"Aku bertanya lagi Sakura. Apa yang kau inginkan."

Sakura menatap mata Taehyung dengan tajam lalu menjawab. "Lets Fuck me."

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang