PART 40

271 50 6
                                    

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Sakura dengan suara sendu.

Taehyung hanya menggeleng tidak menjawab pertanyaan Sakura.

"Ayo kita bicara dikamarku saja." Sakura menarik tangan Taehyung untuk mengikutinya dari belakang.

Sesampainya di kamar Sakura, Taehyung menceritakan segalanya. Sakura semakin kasihan melihat Taehyung seperti ini.

"Apa yang ingin kau lakukan sekarang? Jika kau ingin kita putus. Aku baik-baik saja." Walaupun sebenarnya Sakura tidak baik-baik saja.

"Jangan katakan hal itu. Aku tidak akan memutuskan hubungan kita walaupun kau ingin putus, aku tidak akan menyetujuinya."

"Kau memang keras kepala."

"Jika aku tidak keras kepala, aku tidak akan mendapatkanmu." Balas Taehyung.

"Baiklah. Baiklah." Sakura menyerah. "Menginaplah disini."

"Ah, apa yang ingin kau lakukan padaku Sakura, sehingga memintaku untuk menginap." Taehyung tersenyun menggoda.

"Hentikan. Aku mengurungkan niatku. Pergilah dari apartemenku sekarang."

"Aku minta maaf." Taehyung memeluk tubuh Sakura dengan erat.

"Kau memang menyebalkan."

"Maafkan aku. Aku hanya bercanda."

Taehyung membuka bajunya dan kini hanya memakai celana. "Apa kau sudah siap?" taehyung memamerkan deretan gigi putihnya.

"Hei, apa yang kau lakukan!" Teriak Sakura.

Balasan dari Taehyung hanyalah tawaan. "Ku pikir kau ingin tidur. Jadi aku membuka bajuku."

"Tapi-" Wajah Sakura semerah tomat.

"Jangan bilang kau malu. Ini bukan pertama kalinya kita tidur bersama."

"Jaga mulutmu Taehyung. Jika Maria mendengarnya dia bisa salah paham."

"Maria tidak akan mendengarnya jikapun iya biarkan saja." Taehyung naik ke ranjang dan mengambil selimut.

Sakura hanya termangu melihat kelakukan pria itu.

"Ayo tidur. Apa yang kau lakukan hanya berdiri di situ."

"Dasar pria sialan." Batin Sakura.

***

"Apakah Taehyung semalam pulang." Tanya Seokjin kepada Jimin di meja makan.

"Dia tidak pulang semalam. Mungkin saja dia menginap di apartemen miliknya."

"Aku tidak yakin. Taehyung tidak terlalu suka dengan apartemen barunya." Jawab Seokjin.

"Atau mungkin dia tinggal di hotel." Tambah Jimin.

"Aku tidak tahu. Semoga dia baik-baik saja."

Tentu Taehyung baik-baik saja. Buktinya sekarang dia terus menempel dengan sakura di sofa ketika Sakura asik menonyon siaran televisi.

"Pulanglah. Mereka pasti mengkhawatirkan dirimu."

"Aku tidak mau. Aku ingin disini saja bersamamu." Taehyung merajuk sambil memainkan jari Sakura.

"Aku mendengar beberapa kali ponselmu bergetar. Aku yakin itu pasti dari mereka."

"Biarkan saja. Aku sudah dewasa jadi mereka tidak perlu mengkhawatirkan diriku lagi."

"Baguslah. Kalau begitu aku akan melakukan hal yang sama."

"Tidak. Kau tidak boleh melakukannya." Seru Taehyung.

"Tapi tadi sendiri kau yang bilang jika kau sudah dewasa dan tidak perlu mengkhawatirkan dirimu."

"Kau pengecualian. Kau harus selalu mengkhawatirkan diriku, memperhatikan diriku dan selalu mencintaiku."

Sakura melihat wajah Taehyung yang kini tersenyum lebar dan wajahnya seperti anjing kecil.

"Jika aku melakukannya, apa yang kudapatkan darimu?"

"Semuanya yang aku punya. Hatiku dan jiwaku semuanya untukmu."

"Bagaimana jika aku minta uangmu."

"Apa kau butuh uang? Berapa yang kau minta aku akan memberikannya untukmu. Hanya katakan aku akan membelikan apa yang kau inginkan."

"Apa kau yakin akan membelikan yang aku inginkan?"

Taehyung mengangguk patuh.

"Ok. Aku ingin kau mencarikanku pria yang kaya, tampan, setia, dan loyal terhadapku."

Mata Taehyung berubah menjadi tajam. "Bermimpilah. Sampai matipun aku tidak akan melakukannya."

"Ah, kau cemburu bukan?" Sakura menggoda Taehyung.

"Tidak." Taehyung mengacuhkan Sakura.

"Mengakulah."

"Ya aku cemburu." Taehyung memajukan wajahnya hingga hidungnya bersentuhan.

"Aku tahu itu." Kemudian Sakura mengalihkan pandangannya kembali ke layar televisi.

"Hey, kenapa kau menjauh dari wajahku" Protes Taehyung.

"Aku tahu kau jngin menciumku." Sakura menjawab dengan datarnya.

"Percaya diri sekali." Taehyung mencibir.

"Jadi kau tidak ingin menciumku." Seru Sakura.

"Aku mau."

"Tapi aku tidak mau." Sakura menjulurkan lidahnya.

Taehyung yang melihat kelakukan Sakura langsung memeluk wanita itu dan mengguncang tubuh Sakura. Wanita itu dibuat pusing dengan kelakuan pria itu.

"Taehyung aku pusing." Bentak Sakura.

Taehyung akhirnya menhentikannya kemudian menciumi wajah Sakura.

"Aku tidak melihat Maria."

"Dia pergi pagi sekali dengan penerbangan pertama ke Jepang. Ada urusan yang harus dia tangani."

"Sepertinya kau akan kembali ke Jepang dalam waktu yang dekat." Taehyung menyeringai.

"Aku tidak tahu. Tapi yang pasti 2 minggu lagi aku harus berada di Jepang. Sebuah brand kecantikan akan menjadikanku brand ambassador mereka."

"Benarkah?" Mata Taehyung sangat cerah.

Sakura mengangguk.

"Tenang saja aku pasti akan membelinya."

"Untuk apa? Kau bahkan tidak akan memakainnya."

"Bodoh." Taehyung menyentil Kening Sakura. "Aku ini pacarmu. Aku akan memberikan support untukmu dalam bentuk apapun. Bahkan aku sudah melakukannya sebelum kita bersama atau lebih tepatnya sejak kau bersama Jungkook atau sebelumnya."

"Bilang saja itu semua karena kau mengidolakanku." Sindir Sakura.

"Ok anggap saja aku fans yang paling beruntung di dunia ini karena bisa berkencan dengan idolanya."

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang