PART 43

242 50 8
                                    

"Taehyung kau dimana?" Sakura dengan cemas menelepon Taehyung sambil duduk di ruang tunggu bandara.

"Aku di sampingmu."

Sakura mengalihkan pandangannya kesamping kiri dan dia melihat Taehyung memakai topi yang menutupi sebagian wajahnya ditambah masker yang menutupi wajahnya. Dia memakai pakaian yang sedikit casual dari biasanya sehingga orang tidak menyadari keberadaan dirinya. Begitupun Sakura. Dia memakan topi yang ditutupi dengan hoodie ditambah dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya.

Sakura berdiri dan kemudian memeluk Taehyung. "Aku pikir kau tidak datang."

"Tidak mungkin. Aku selalu menepati janjiku padamu." Taehyung mengusap punggung kekasihnya itu.

"Tiketnya?"

Taehyung mengeluarkan dua tiket penerbangan kelas 1 dari dalam tasnya.

"Jangan khawatir. Nenekmu akan baik-baik saja."

Sakura mengangguk.

Mereka berduapun duduk. Tanpa sengaja Sakura mendengar Taehyung menghela nafas seperti ada sesuatu yang membebaninya.

"Ada apa Taehyung?"

"Tidak ada apa."

"Jangan berbohong padaku."

"Aku mohon jangan khawatir Sakura. Bukankah kau berjanji akan mempercayakan semuanya padaku."

"Tapi."

"Tidak ada tapi. Aku baik-baik saja. Sekrang hanya fokus dengan nenekmu."

Dan 4 jam kemudian.
Fukuoka, Jepang

Sakura dan Taehyung duduk dihadapan neneknya yang sama sekali tidak sakit. Kini mereka berada dirumah neneknya.

"Jangan memandang nenek seperri itu." Nenek Sakura menyindir cucunya yang sedari tadi memasang wajah kesal.

"Nenek tahu, aku hampir terkena serangan jantung ketika aku mendengarmu masuk rumah sakit. Ini sama sekali tidak lucu."

"Apa yang harus kuperbuat aku hanya ingin cucuku yang terkenal ini melihat neneknya yang sudah semakin tua."

Sakura hanya membalasnya dengan menghela nafas.

"Oh ya. Siapa namamu anak muda?" Tanya nenek Sakura kepada Taehyung.

"Aku Kim Taehyung. Kekasih Sakura." Taehyung menjawab dengan penuh percaya diri.

"Aku tidak menyangka kau pintar memilih seorang pria untuk dijadikan kekasihmu."

"Nenek." Sahut Sakura.

"Kau tampan. Cucuku beruntung mempunyai kekasih sepertimu."

"Justru aku yang beruntung sakura mau menerima cintaku." Taehyung tersenyun lebar.

"Kapan kalian berencana menikah?"

"Nenek." Sakura kembali kesal dengan neneknya.

"Sakura menolakku untuk menikahinya. Bisakah nenek meyakinkan Sakura untuk menerima lamaranku."

"Sakura kenapa kau tidak menerima lamaran Taehyung?"

"Nenek bukan seperti itu." Sakura seperti kehabisan kata-kata.

"Menikahlah dengannya sebelum aku meninggal. Aku ingin melihat anakmu."

"Sakura kita berdua sudah mendapat restu dari nenekmu. Bisakah kita menikah secepatnya?" Bisik Taehyung.

"Diam." Sakura menggeram namun Taehyung masih tertawa geli.

"Menginaplah disini. Aku akan meminta pembantu menyiapkan kamar untukmu." Nenek Sakura berkata kepada Taehyung.

"Nenek dia akan menginap di hotel." Sakura menjawab secepat kilat

"Jika nenek memaksa aku akan menginap disini." Jawab Taehyung berbeda dengan Sakura.

Wanita cantik itu merasa Taehyung menyukai hal ini.

***

Sakura sedang berada didapur bersama neneknya untuk menyiapkan makan malam. Wanita itu terdiam seperti memikirkan sesuatu. Belakangan ini pikirannya dipenuhi masalah dirinya, Taehyung,  dan Jungkook.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya nenek Sakura.

"Hanya beberapa pekerjaan yang akan datang."

"Jangan terlalu memikirkannya. Berilah kebebasan untuk dirimu sendiri."

"Baik nek." Jawab Sakura.

"Dia anak yang baik."

"Siapa? Taehyung?"

"Iya dia. Aku merasa dia adalah pria yang pantas untuk mu.  Dia terlihat sangat memujamu Sakura."

"Bagaimana nenek tahu?" Sakura mengambil piring dari lemari.

"Aku bisa melihat dari tatapannya ketika melihatmu. Tersenyum ketika melihatmu berbicara. Dia benar-benar mencintai dirimu Sakura."

"Nenek tahu dia adalah satu grup dengan Jungkook."

"Lalu kenapa?"

"Mereka bertengkat saat ini karena aku dan Taehyung bersama."

"Bukan salah dirimu ataupun Taehyung jika kalian bersama dan aku juga tidak menyalahkan Jungkook. Semua ini takdir. Percayalah semua akan baik pada waktunya."

"Ini adalah pertama kalinya kau membawa seorang pria kerumah ini. Kita harus merayakannya. Panggilah Taehyung untuk makan bersama."

"Baik nek." Sakura meletakkan piring di meja makan kemudia menuju kamar yang ditempati oleh Taehyung.

Tanpa mengetuk Sakura langsung masuk kedalam kamar Taehyung dan disana dia melihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Taehyung yang hanya ditutupi oleh handuk yang memeluk pinggulnya. Air menetes dari rambut basah miliknya. Itu semakin membuat Taehyung terlihat seksi.

Taehyung bisa merasakan Sakura tidak berhenti menatap tubuhnya. Kemudian muncul ide gila dikepala Taehyung. Dia mendekati Sakura sampai  punggung Sakura menempel ke tembok.

"Apakah kau melihat pemandangan yang bagus?" Bisik Taehyung.

"Ya aku." Sakura masih tidak sadar dengan apa yang diucapkannya.

"Kau boleh memegangnya." Taehyung menarik tangan Sakura untuk menyentuk abs nya.

Saat itu juga Sakura sadar jika dia telah dipengaruhi pikiran kotornya.

"Oh tuhan. Hentikan." Sakura menarik tangannya.

"Kenapa? Bukankah kau bilang kau menyukainya." Taehyung menahan senyumnya.

"Taehyung kita berada dirumah nenekku." Seru Sakura terbata-bata.

"Tidak masalah bukan." Taehyung mencium leher telanjang Sakura.

"Taehyung hentikan. Nenekku memintamu utuk makan malam." Wajah Sakura semakin panas.

"Itu bisa menunggu." Taehyung terus mengeksplorasi leher cantik Sakura.

Tidak perlu dikatakan lagi wajah Sakura terbakar. Dia tidak bisa menyembunyikannya dari Taehyung. Sakura harus menghentikannya sebelum neneknya memergoki mereka berdua.

"Hentikan." Sakura mendorong Taehyung yang tersenyum jahat. "Pakai bajumu dan pergi ke meja makan." Kemudian Sakura meninggal Taehyung sendiri.

Pria itu hanya tersenyum seperti orang gila melihat wajah kekasihnya memerah karena perbuatannya.

"Sakura, apa yang kau perbuat sehingga aku menjadi seperti ini." Bisik Taehyung.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang