PART 45

239 46 3
                                    

Berada di hadapan kedua orang tua Sakura membuat Taehyung gugup melebihi awal debut BTS. Sakura sedang berbincang dengan ibu, nenek dan adiknya meninggalkan Ayahnya dan Taehyung.

Kecanggungan ini terasa seperti seribu tahun berada diruangan yang sama dengan sebuah patung bahkan lebih buruk dari itu.

"Ikut aku." Ayah Sakura berkata pada Taehyung tanpa disadari oleh Sakura.

Melihat ayah Sakura berjalan lebih dahulu membuat Taehyung mengikuti dari belakang.

Jantung Taehyung berdetak semakin kencang. Pikirannya melayang kemana-mana. Apa yang ingin dikatakan ayah Sakura. Apakah ayahnya tidak menyukai dirinya. Begitu banyak pikiran negatif yang muncul di benak Taehyung.

Kemudian ayah Sakura berhenti di teras belakang rumah nenek Sakura.

"Duduk." Perintah ayah Sakura.

Tanpa basa-basi Taehyung mengikuti perintah ayah Sakura.

"Berapa lama kau mengenal anakku?" Suara ayah Sakura sedikit membuat Taehyung gemetar. Bagaimana tidak suara ayah Sakura seperti seorang sipir yang sedang mengintrogasi narapidana.

"Aku mengenalnya kurang lebih selama empat tahun."

"Berapa lama kalian bersama?"

"Kami bersama baru beberapa hari Paman."

"Sejak kapan kau menyukai anakku?"

"Sejak awal aku berkenalan dengannya." Taehyung menjawab dengan sedikit gugup. Sial mengapa dia harus gugup seperti ini. Hal ini bisa membuat penilaian untuk dirinya dari ayah Sakura berkurang.

"Benarkah?" Suara ayah Sakura terdengar kaku dan tidak percaya. "Jika kau menyukai anakku kenapa kau menyatakan cintamu baru sekarang?"

Yeah, bahkan Sakura juga pernah menanyakan hal itu pada dirinya. Apakah semua orang juga meragukan dirinya.

"Awalnya aku tidak ingin membuat langkah yang terburu-buru karena kami baru saja berkenalan. Aku ingin Sakura ataupun aku mengenal satu sama lain dahulu tapi karena pergerakanku terlalu lama untuk mendapatkan Sakura, akhirnya dia berpacaran dengan sahabat satu grupku."

"Oh, jadi mantan pacar Sakura adalah sahabatmu juga. Aku tidak menyangka anakku sehebat itu."

"Tidak paman jangan salahkan Sakura. Aku rasa itu juga karena salahku."

Ayah Sakura memindai Taehyung dari atas sampai bawah.

"Apa yang kau sukai dari anakku?" Pertanyaan lainnya dari ayah Sakura.

"Aku menyukai semua hal yang ada dalam diri Sakura."

"Lalu hal apa yang kau tidak sukai dari dirinya?"

Taehyung berpikir sejenak. "Aku tidak merasa ada hal yang aku tidak sukai dari dirinya. Bagiku tidak ada alasan untuk membenci salah satu kekurangannya."

"Apa karena anakku itu sangat cantik sehingga kau menyukainya seperti ini?"

"Aku akui Sakura memang sangat cantik tapi paman hatinya lebih cantik dari wajahnya. Itulah yang membuatku semakin mencintai dirinya."

Ayah Sakura tertawa. "Sepertinya kau memang sudah tergila-gila dengan anakku."

Mendengar ayah Sakura tertawa membuat hati Taehyung sedikit lega. Kecanggungan ini sedikitnya berkurang. Tapi itu bukanlah pertama kalo orang berkata seperti itu kepada dirinya.

"Aku harap hubungan kalian tidak membuat dampak yang buruk untuk kalian berdua terutama anakku. Seperti yang kalian tahu. Aku ataupun ibunya menentang dia berkarir di industri hiburan karena menurutku dunia ini sangat kotor dan bisa menghancurkan jiwa Sakura. Sejak kecil dia sedikit pendiam tidak banyak orang yang tahu apa yang diinginkannya ataupun apa yang dipikirannya. Aku sebenarnya tidak suka Sakura memiliki hububgan dengan orang yang masih disekitar lingkungan industri hiburan tapi melihatnya senang seperti itu, aku tidak bisa berbuat apapun lagi."

"Aku tidak akan membiarkan seseorang menyakitinya Paman. Aku akan melakukan apapun agar dia tidak tersakiti."

"Aku harap kau benar. Anakku itu hatinya sangat peka. Aku sangat benci ketika orang berbicara hal buruk tentang dirinya. Aku memang tidak terlalu dekat dengan Sakura tapi aku berharap padamu jangan tinggalkan dia hanya karena alasan yang sepele."

"Paman percayalah padaku. Aku tidak akan meninggalkannya hanya karena keegoisanku atau apapun itu. Aku telah menunggu dia selama 4 tahun. Aku juga tidak mau membungan kesempatan saat ini secara sia-sia karena aku benar-benar mencintai dia."

Ayah Sakura tersenyum. "Aku harap kau tidak melupakan perkataanmu."

"Tidak paman. Aku tidak pernah melupakan hal yang aku janjikan kepada orang lain terutama kepada Sakura."

"Baiklah. Itu sangat bagus."

Taehyung menghela nafas lega.

"Jangan berpacaran terlalu lama. Semakin lama kau berpacaran itu juga membuat hubungan kalian terasa membosankan dan pada akhirnya kalian akan putus."

"Inginku juga seperti itu Paman tapi Sakura oasti akan menolaknya. Mungkin aku harus menunggu sedikit lama lagi."

"Jangan bilang Sakura kita berbicara hal ini."

"Tenang saja paman. Aku akan merahasiakannya."

"Ayah. Ibu memanggilmu?" Sakura memanggil ayahnya yang sedang duduk di teras belakang rumah.

"Baiklah. Kau temani dia." Ayah Sakura mengangguk ke arah Taehyung.

Sakura menyipitkan matanya melihat ada gelagat yang aneh antara ayahnya dan Taehyung.

"Hei apa yang kalian bicarakan?"

"Tidak. Ayahmu hanya bertanya sedikit tentangku."

"Apakah ayahku mengancamnu?"

"Tidak." Taehyung menggeleng.

"Oh ya. Nanti malam kami akan membuat pesta bbq tapi kami kekurangan bahan makanan. Apa kau mau ikut denganku berbelanja ke pasar?"

"Aku akan menemanimu kemanapun kau pergi." Taehyung mencubit ringan pipi kiri Sakura.

Sakura mengusap pipi kirinya sambil mengomel.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang