PART 6

373 67 3
                                    

Jungkook melihat jam di ponselnya sudah pukul 10 pagi. Dia lupa jika di apartemen Sakura tidak ada bahan makanan satupun. Dia langsung mengecek ponselnya.

Melihat ada tiga panggilan tak terjawab dari Sakura. Jungkook langsung menelepon Sakura. Tidak ada jawaban dari Sakura. Jungkook langsung bangun dari tidurnya dan buru-buru mandi.

"Mengapa kau tidak menjawab panggilan itu?"

"Tidak penting." Sakura langsung krmbali memasukkan ponselnya kedalam tas.

Taehyung sedikit senang Sakura mengabaikan panggilan itu. Dia tahu siapa yang meneleponnya. Itu tidak lain adalah Jungkook.

Di dorm

"Hei kau mau kemana sepagi ini?" Tanya Hooseok.

Jungkook menungakan air kedalam gelas tanpa menjawab pertanyaan Hooseok yang sedang sarapan di meja makan bersama dengan Seokjin dan Suga.

"Kau harus sarapan dulu. Seokjin hyung sudah menyiapkan sarapan untukmu." Tambah Suga.

"Tapi aku-."

Semua orang di meja makan menatap Jungkook. Ingin rasanya dia menolak dan segera menemui Sakura namun dia juga tidak ingin mengecewakan hyungnya itu.

"Maafkan aku Sakura." Batin Jungkook.

Masih di kedai

"Aku kenyang." Sakura mengelus perutnya yang rata.

"Jika kau ingin makan lagi, aku bisa memesankannya untukmu."

"Tidak terimakasih. Apakah kau ingin aku menjadi gendut seperti gajah."

"Aku masih tidak masalah jika kau gendut seperti gajah. Aku akan masih tetap terpaku olehmu."

Sakura membuang nafas.

"Aku harus pergi ke supermarket membeli kebutuhan sehari-hari. Aku tidak ingin kelaparan."

"Ayo. Aku akan membayar makanan ini."

Setelah membayar makanan mereka berdua menuju supermarket.

Didalam perjalanan menuju supermarket. Sakura terlihat cemas. Memainkan tali tasnya.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Taehyung jika kita berdua masuk kedalam supermarket orang akan mengenali kita dan akan membuat gosip yang tidak benar."

Ternyata itulah yang membuat Sakura cemas.

"Bukankah itu bagus. Aku juga tidak ingin seperti tikus yang diam-diam berkeliaran."

"Apa kau berencana masuk headline media gosip."

"Setakut itukah dirimu?"

"Bukan itu. Aku tidak mau ada gosip yang aneh."

"Bukankah bagus jika kau digosipkan denganku."

"Aku tidak perlu lagi menggunakan popularitas seseorang untuk mendongkrak karirku."

"Baiklah aku menyerah."

Sesampainya di parkiran supermarket. Taehyung meraih topi dan masker yang berada di jok belakang mobilnya.

"Aku hanya punya satu masker dan satu topi pilihlah yang ingin kau gunakan."

"Aku akan mengambil masker. " Sakura mengambil masker yang berada ditangan kiri Taehyung.

Sakura memakai masker dan Taehyung memakai topi. Mereka berdua bersiap masuk kedalam supermarket.

Sakura sedikit menarik nafas kemudian melihat Taehyung. Dia melihat Taehyung memakai topi dan sedikit mengekspos wajahnya. Mendekati Taehyung dan kemudian berjinjit.

"Turunkan sedikit topimu. Orang bisa melihat dirimu." Sakura membenahi topi yang dipakai Taehyung.

Sakura tidak sadar bahwa Taehyung meperhatikan setiap gerak geriknya. Dia menyukai apa yang Sakura lakukan.

"Kita seperti seorang kekasih bukan." Taehyung tersenyum dibalik topinya.

"Ya, apapun yang kau katakan." Sakura memutar matanya.

"Ayo kita masuk." Taehyung menarik tangan Sakura.

Di apartemen Sakura

Jungkook menekan tombol kunci apartemen Sakura. Dia masuk namun tidak menemukan keberadaan wanita itu. Dia berusaha meneleponnya namun panggilan itu di teruskan ke kotak pesan.

"Dasar bodoh. Bagaimana kau bisa lupa jika kau belum mengisi suplai makanan untuknya selama disini. Sakura pasti marah." Jungkook memaki dirinya sendiri.

Sebenarnya dalam hati pria itu, dia tidak ingin mengakhiri hubungannya dengan Sakura tapi dia selalu merasa hati Sakura jauh ketika bersamanya.

Jungkook menunggu Sakura di apartemen setelah satu jam berlalu Sakura belum juga tiba jadi dia memutuskan meninggalkan apartemen.

"Sakura apakah semua bahan makanan ini tidak cukup untukmu." Taehyung menunjuk trolly yang penuh dengan makanan.

"Aku ingin mengadakan pesta kecil jadi aku akan sedikit lebih banyak membeli makanan."

"Apakah aku diundang?"

"Tidak. Hanya aku dan Jungkook."

"Aku tidak mau." Taehyung melepaskan pegang di trolly. "Mengapa selalu hanya kau dan Jungkook." Taehyung marah seperti anak kecil.

"Baiklah karena hari ini kau telah menolongku kau diundang."

"Janji."

"Aku janji. Kau boleh datang."

Wajah Taehyung berubah lebih cerah.
"Kalau begitu ayo kita beli makanan lebih banyak." Seru Taehyung yang kini berjalan didepan Sakura.

"Pria ini sedetik yang lalu dia marah namun sedetik kemudian berubah menjadi seperti ini." Sakura tersenyum dibalik maskernya.

"Sakura ayo." Taehyung melihat Sakura tertinggal jauh dibelakang.

"Iya tunggu." Sakura melangkahkan kakinya dengan cepat untuk menyusul Taehyung.

"Kau boleh datang tapi dengan satu syarat." Ucap Sakura kepada Taehyung.

"Oh ayolah. Kau selalu memberikan aku syarat tapi tidak pada Jungkook."

"Dengarkan aku dulu."

"Baik aku dengarkan."

"Bawalah hadiah. Anggap saja sebagai tamu undangan yang datang kepesta."

"Apa kau ingin sekotak cincin berlian?" Taehyung berkata dengan nada menggoda.

"Diam." Sakura memukul ringan pundak Taehyung.

"Aku pikir kau ingin aku lamar." Seru Taehyung.

"Tidak. Bukan hadiah superti itu. Kau bisa membawa wine atau makanan semacamnya. Seperti hadiah pindah rumah."

"Aku akan melakukan apa yang kau inginkan."

"Kau selalu bicara seperti itu." Sakura dan Taehyung berhenti di stand daging.

"Karna itu fakta. Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan. Jika kau ingin aku melamarmu sekarang dan detik ini juga akan kulakukan."

"Jangan gila Taehyung."

"Aku bercanda." Taehyung tertawa. "Tapi jika kau benar menginginkannya akan kukabulkan."

Sakura tidak mengerti pria seperti Taehyung begitu terpaku dengan dirinya.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang