PART 39

258 48 3
                                    

Seokjin dan Namjoon tiba di dorm berbarengan. Mereka berdua melihat Jimin yang mondar-mandir di dalam dorm.

"Apa yang kau lakukan." Tan.ya Namjoon.

"Hyung ada masalah besar." Seru Jimin.

"Ada apa?" Tanya Namjoon.

"Taehyung dan Jungkook bertengkar. Bahkan Jungkook memukul Taehyung."

"Mengapa Jungkook memukul Taehyung." Seokjin seolah-olah tahu apa penyebab masalah ini.

"Taehyung berkencan dengan Sakura." Seru Jimin.

"Jangan bercanda." Balas Namjoon.

"Aku tidak bercanda. Dengar, Jungkook sangat marah kepada Taehyung namun aku tidak mengerti sikap Taehyung yang seperti tidak peduli dengan masalah ini."

"Kau mungkin salah dengar." Tambah Namjoon.

"Mengapa kau tidak percaya padaku." Keluh Jimin.

"Dimana Jungkook sekarang?" Tanya Seokjin.

"Dia dikamarnya." Jawab Jimin.

"Jangan ganggu dia. Biarkan dia sendiri." Ucap Seokjin lalu pergi menuju kamarnya.

Sementara di kamarnya Jungkook masih tidak bisa menahan rasa kesalnya kepada Taehyung. Bahkan dia semakin membenci Taehyung.

"Kau mau pulang?" Sakura berdiri berhadapan dengan Taehyung di depan pintu apartemen miliknya.

"Jangan merindukanku seperti itu. Besok kita bisa bertemu lagi."

"Hati-hati di jalan dan jangan bertengkar dengan Jungkook."

"Aku akan hati-hati dijalan tapi aku tidak bisa berjanji kalau aku tidak akan bertengkar dengan Jungkook."

"Taehyung." Sakura memukul dada Taehyung dengan pelan.

"Aku janji. Ok."

"Ok." Sakura mengangguk.

Kemudian Taehyung mencium lembut bibir Sakura.

"Aku pulang. Sampai berjumpa besok."

"Sampai jumpa."

Taehyungpun meninggalkan apartemen Sakura.

Ketika sampai si dorm semua member mengarahkan pandangannya kepada Taehyung. Sesuatu yang tidak beres terjadi. Dia juga melihat Jungkook yang memasang wajah sangat marah dan hanya dia satu-satunya yang tidak memandang Taehyung.

"Taehyung ada kita harus bicara." Seru Seokjin.

Tanpa berkata apapun Taehyung duduk di samping sofa kosong yang diduduki Yoongi.

"Apa benar kau berpacaran dengan Sakura?" Tanya Seokjin.

"Ya aku berpacaran dengannya."

"Kau tahu bukan jika Sakura adalah mantan kekasih Jungkook." Tambah Seokjin.

"Aku tahu. Lalu apa masalahnya." Taehyung menjawab dengan ketus.

"Jungkook  masih mencintai Sakura. Dia belum bisa memindahkan hatinya." Seru Seokjin.

"Itu bukan masalahku. Itu masalahnya." Taehyung tahu ini tidak akan mudah.

"Taehyung jangan berbicara seperti itu. Jungkook adalah bagian dari kita juga." Bentak Namjoon.

"Kenapa seperti itu. Sejak kapan urusan hati seseorang menjadi masalah dalam grup ini." Bantah Taehyung.

"Taehyung tenanglah." Seru Yoongi yang berusaha menenangkan Taehyung.

"Bukan begitu hyung. Aku merasa mengapa ini menjadi masalah besar. Aku sangat heran."

"Kami hanya tidak ingin kalian bertengkar. Ini sangat tidak baik untuk grup." Ucap Namjoon.

"Itu benar Taehyung. Jika ini terus berlanjut. Grup ini bisa hancur." Tambah Jimin.

Taehyung mendecak kesal. "Kalau begitu mengapa kalian tidak melakukannya dari dulu. Aku tahu kalian semua tahu aku menyukai Sakura sebelum Jungkook dan Sakura bersama. Aku tidak pernah membuat drama seperti ini. Dia harus menerimanya." Taehyung menunjuk Jungkook.

Jungkook hanya memalingkan wajahnya. Dia benar-benar benci dengan pria itu sekarang.

"Taehyung hentikan." Bentak Namjoo.
"Aku tidak akan berhenti." Amarah Taehyung mulai memuncak. "Kalian tahu betapa sakita hatinya aku ketika Jungkook merebut dia dariku padahal dia tahu aku menyukai Sakura. Kalian diam seperti tidak ada yang terjadi. Aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Aku hanya tidak ingin kita bertengkar seperti ini. Namun sekarang keadaan berbalik dan kalian membuatku seperti aku tersangkanya. Kalian sungguh sangat lucu."

"Taehyung mengertilah keadaan Jungkook." Ucap Seokjin.

"Aku tidak mau mengerti. Dia yang harusnya mengerti. Aku muak dengan hal ini. Terserah kalian ingin berbuat apa. Aku tidak peduli." Taehyung kembali meninggalkan dorm.

Dengan mata merah dan wajah kesal Taehyung masuk kedalam mobilnya. Dia benar-benar merasa kesal dan merasa tidak adil. Satu-satunya yang bisa membuatnya keambali tenang adalah Sakura.

Mengambil ponsel dari kantung celananya dan mencari kontak Sakura.

"Apa kau sudah tidur?" Tanya Taehyung.

"Belum aku sedang membaca script online yang dikirimkan oleh Maria. Ada apa Taehyung."

"Apakah aku mengganggumu." Suara Taehyung terdengar bermasalah.

"Kau dimana?" Tanya Sakura dengan nada khawatir. Dia benar-benar khawatir sekarang. Pasalnya pria itu pulang dari apartemen Sakura dengan mood yang masih baik namun mood itu berganti menjadi buruk.

"Aku di mobil."

"Kembalilah ke apartemenku. Aku menunggumu disini."

"Baiklah. Aku akan kesana."

"Hati-hati. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

Panggilan terputus.

Sakura semakin khawatir. Pasti terjadi sesuatu yang buruk dengan Taehyung ataupun Jungkook.

15 menit kemudian teedengar bunyi bel di apartemen. Sakura langsung terburu-buru keluar dari kamar untuk membukakan pintu. Dia melihat Maria hendak membukakan pintu namun di halangi oleh Sakura.

"Biar aku saja yang membukakannya."

"Baiklah. Aku akan kembali ke kamar." Maria meninggalkan Sakura.

Ketika membukakan pintu. Disana berdiri Taehyung dengan wajah lesu dan penuh amarah.

Taehyung langsung memeluk Sakura ketima wanita itu membukakan pintu apartemen. Sakura membalas pelukan pria itu.

Melepas pelukan Taehyung kemudian meraih wajah Taehyung dengan tangan mungilnya.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Sakura dengan suara sendu.

Taehyung hanya menggeleng tidak menjawab pertanyaan Sakura.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang